Bab 3 ( Surga Yang Terenggut )

Bu Meri terus mendesak Dirga supaya menikah lagi, bahkan Bu Meri sudah sering mengancam Dirga akan mengakhiri hidupnya apabila Dirga tidak menuruti keinginannya tersebut.

"Pokoknya Mama tidak peduli. Lebih baik Mama berbicara langsung di depan Amira dari pada berbicara di belakang. Bagaimana pun juga Amira harus sadar diri kalau dia hanyalah seorang perempuan mandul," ucap Bu Meri dengan nada tinggi.

"Cukup Ma, apa pun yang terjadi, Dirga tidak akan pernah menikah lagi."

"Dirga, sepertinya kamu benar-benar ingin melihat Mama Mati?" teriak Bu Meri dengan mengeluarkan air mata buaya nya.

Dirga menghela napas panjang mendengar ancaman yang entah sudah berapa ratus kali ke luar dari mulut Ibu kandungnya tersebut, kemudian dia menggenggam tangan Bu Meri yang saat ini tengah duduk di sebelah nya.

"Ma, Dirga mohon jangan berbicara seperti itu. Dirga akan melakukan apa pun yang Mama minta, kecuali menikah lagi, karena Dirga sudah berjanji tidak akan pernah menyakiti hati Amira."

"Dirga, Mama harap kamu tidak menolak lagi, karena kali ini calon yang Mama pilih sangat berbeda dengan yang dulu-dulu. Mama yakin kamu pasti akan suka."

Rasanya tenggorokan Amira tercekat. Seketika selera makan Amira hilang karena dia harus menahan sesak dalam dadanya saat mendengar perkataan Sang Ibu mertua.

Dirga menoleh ke arah Amira, tapi sesaat kemudian perkataan Dirga membuat Amira bagai tersambar petir di siang bolong.

"Baik Ma. Dirga setuju untuk menikah lagi, tapi Dirga memiliki syarat."

Amira yang mendengar pernyataan Dirga sampai terperangah tidak percaya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, Dirga memutuskan sepihak sehingga rasa kecewa menghantam hati Amira.

"Apa syaratnya? Mama pasti akan setuju," tanya Bu Meri dengan tersenyum simpul.

"Dirga harap setelah Dirga menikah lagi, tidak akan ada yang membahas tentang masalah Anak lagi di depan Amira. Dirga tidak mau Amira terus menjadi bahan olok-olokan kalian, karena sampai kapan pun Amira akan tetap menjadi Istri Dirga."

Bu Meri pura-pura setuju dengan permintaan Dirga, padahal Bu Meri akan terus membuat Amira menderita sampai Menantunya tersebut menyerah dengan pernikahannya.

"Baiklah, kami setuju dengan syarat kamu," ujar Bu Meri dengan tersenyum penuh kemenangan.

"Memangnya selama ini siapa yang suka mengolok-olok Amira? Kita hanya berbicara kenyataan saja kok," ucap Sinta.

"Sinta, memangnya selama ini kamu pikir Kakak tidak tau apa yang sudah kalian perbuat terhadap Amira di belakang Kakak? Kamu juga harus memanggil Amira dengan sebutan Kakak, karena dia adalah Kakak ipar kamu," tegas Dirga.

"Siapa juga yang ingin memiliki Kakak ipar seperti dia? Selain benalu di rumah ini, ternyata dia juga tukang ngadu. Dasar perempuan bermuka dua," sindir Sinta.

Brak

Dirga yang tersulut emosi menggebrak meja mendengar perkataan Adiknya tersebut.

"Cukup Sinta, kamu sudah benar-benar keterlaluan. Jangan pernah menyebut Amira sebagai benalu, karena dia adalah Istri Kakak, jadi sudah menjadi kewajiban Kakak menafkahi Amira. Selama ini Amira juga tidak pernah mengadu apa pun kepada Kakak tentang perbuatan kalian, tapi Kakak mendengar serta melihat dengan mata kepala Kakak sendiri perlakuan kalian yang sudah semena-mena terhadap Amira."

Amira hanya diam mendengar perdebatan yang terjadi di antara Dirga dan Sinta, padahal biasanya Amira selalu berusaha menenangkan Suaminya tersebut.

"Sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanya Dirga dengan menangkup kedua pipi Amira yang terlihat melamun.

Amira terus memikirkan tentang Suaminya yang akan menikah lagi. Dia teringat dengan janji-janji yang dulu pernah di ucapkan oleh Dirga, tapi ternyata semua janji itu hanyalah janji palsu.

"Sayang, tolong kamu jangan salah paham dulu. Aku melakukan semua ini demi kamu supaya Ibu dan saudaraku tidak menghina kamu lagi," bujuk Dirga, namun sayangnya semua itu tidak dapat menenangkan gemuruh dalam hati Amira.

Flash back off

Amira tersadar dari lamunannya ketika kembali mendengar suara Pak Adnan.

"Nak, apa kamu yakin tidak ingin ikut pulang dengan Ayah?"

"Maaf Yah, Amira tidak bisa ikut Ayah pulang. Sekarang Amira adalah seorang Istri, jadi Amira tidak bisa meninggalkan rumah tanpa ijin Suami."

"Nak, apa kamu sudah benar-benar yakin dengan keputusan mu?" tanya Pak Adnan lagi.

"Kita tidak akan pernah tau apabila kita tidak mencobanya. Amira selalu ingat perkataan Ayah, jika sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah takdir. Mungkin semua ini memang sudah takdir hidup Amira. Meski pun berat, tapi Amira harus ikhlas menerimanya," jawab Amira dengan menengadahkan kepalanya supaya air mata yang tengah ia bendung tidak berjatuhan.

Pak Adnan menghela napas panjang. Beliau pada akhirnya hanya bisa pasrah menghargai keputusan Amira.

"Takdir bisa kita rubah, dan ikhlas tidak semudah yang di ucapkan, tapi sepertinya cinta kamu kepada Dirga sudah membuat kamu buta."

"Maaf Yah, Amira tidak bermaksud menyakiti hati Ayah," ucap Amira yang merasa bersalah karena telah membuat Pak Adnan sedih.

Pak Adnan memeluk erat tubuh Amira. Beliau masih tidak rela apabila harus melihat Amira berbagi Suami.

"Nak, hanya kamu yang Ayah miliki di Dunia ini. Ayah tidak akan pernah rela melihat kamu hidup menderita, dan Ayah tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti putri kesayangan Ayah termasuk Dirga."

Pak Adnan membesarkan Amira seorang diri karena Ibu kandung Amira meninggal dunia pada saat melahirkan Amira.

Pak Adnan juga sangat mencintai mendiang Istrinya sehingga Pak Adnan memutuskan untuk tidak menikah lagi.

"Nak, Ayah tau Amira adalah perempuan yang kuat, tapi Amira tidak perlu pura-pura tersenyum karena Ayah tau jika saat ini hati Amira pasti sangat terluka. Jika kamu ingin menangis, menangislah, karena kamu masih memiliki bahu Ayah untuk bersandar," ucap Pak Adnan dengan mengelus lembut kepala Amira.

Akhirnya pertahanan Amira runtuh ketika mendengar perkataan Pak Adnan. Amira yang sudah tidak kuasa menahan air mata, pada akhirnya menangis dalam pelukan Ayah kandungnya tersebut.

"Nak, jika suatu saat nanti kamu sudah tidak sanggup lagi menjalani semuanya. Kamu harus ingat jika kamu masih memiliki Ayah, karena Ayah akan selalu ada untuk kamu," ucap Pak Adnan dengan mencium kening Amira.

"Terimakasih banyak atas semuanya Yah. Amira sangat beruntung karena memiliki Ayah terbaik dan terhebat di Dunia ini."

......................

Setelah mengantar Amira pulang ke kediaman Cakra dinata, Pak Adnan memutuskan untuk langsung pulang ke Bandung, apalagi di kediaman Cakra dinata sudah terlihat Bu Meri sehingga membuat Pak Adnan malas apabila bertemu dengan Besannya tersebut.

"Dari mana saja kamu Amira? Kenapa jam segini kamu baru pulang? Kamu itu perempuan bersuami, tidak sepantasnya kamu keluyuran sampai sore seperti ini, apalagi kamu sampai lupa mengerjakan pekerjaan rumah," teriak Bu Meri.

Amira menghela napas panjang mendengar perkataan Bu Meri. Dia ingin sekali membalas perkataan Ibu mertuanya tersebut, tapi bagaimanapun juga Bu Meri adalah Mertua yang harus Amira hormati.

"Maaf Ma, tadi Amira membantu Ayah membeli kebutuhan di perkebunan dulu. Kalau begitu Amira masuk duluan."

Pada saat Amira hendak melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah, Bu Meri langsung menarik tangan Amira, kemudian mendorong tubuh Menantunya tersebut hingga tersungkur di atas lantai.

"Amira, berani sekali kamu mengabaikan perkataan ku. Dengar baik-baik Amira, aku akan terus membuat hidup kamu tersiksa seperti di dalam Neraka, dan aku tidak akan pernah berhenti sampai kamu pergi dari kehidupan Anak ku, karena kamu hanyalah perempuan mandul pembawa sial."

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sunshine

Sunshine

semangat terus Kak Thor, ceritanya luar biasa, aku kasih ☕ biar tambah semangat

2025-04-17

2

Indah MB

Indah MB

semoga suatu saat Amira mempunyai masa tenang dan bahagia

2025-04-17

2

Abu Yub

Abu Yub

semangat thor. jangan lupa mampir tempatku juga/Pray/

2025-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Surga Yang Terenggut )
2 Bab 2 ( Surga Yang Terenggut )
3 Bab 3 ( Surga Yang Terenggut )
4 Bab 4 ( Surga Yang Terenggut )
5 Bab 5 ( Surga Yang Terenggut )
6 Bab 6 ( Surga Yang Terenggut )
7 Bab 7 ( Surga Yang Terenggut )
8 Bab 8 ( Surga Yang Terenggut )
9 Bab 9 ( Surga Yang Terenggut )
10 Bab 10 ( Surga Yang Terenggut )
11 Bab 11 ( Surga Yang Terenggut )
12 Bab 12 ( Surga Yang Terenggut )
13 Bab 13 ( Surga Yang Terenggut )
14 Bab 14 ( Surga Yang Terenggut )
15 Bab 15 ( Surga Yang Terenggut )
16 Bab 16 ( Surga Yang Terenggut )
17 Bab 17 ( Surga Yang Terenggut )
18 Bab 18 ( Surga Yang Terenggut )
19 Bab 19 ( Surga Yang Terenggut )
20 Bab 20 ( Surga Yang Terenggut )
21 Bab 21 ( Surga Yang Terenggut )
22 Bab 22 ( Surga Yang Terenggut )
23 Bab 23 ( Surga Yang Terenggut )
24 Bab 24 ( Surga Yang Terenggut )
25 Bab 25 ( Surga Yang Terenggut )
26 Bab 26 ( Surga Yang Terenggut )
27 Bab 27 ( Surga Yang Terenggut )
28 Bab 28 ( Surga Yang Terenggut )
29 Bab 29 ( Surga Yang Terenggut )
30 Bab 30 ( Surga Yang Terenggut )
31 Bab 31 ( Surga Yang Terenggut )
32 Bab 32 ( Surga Yang Terenggut )
33 Bab 33 ( Surga Yang Terenggut )
34 Bab 34 ( Surga Yang Terenggut )
35 Bab 35 ( Surga Yang Terenggut )
36 Bab 36 ( Surga Yang Terenggut )
37 Bab 37 ( Surga Yang Terenggut )
38 Bab 38 ( Surga Yang Terenggut )
39 Bab 39 ( Surga Yang Terenggut )
40 Bab 40 ( Surga Yang Terenggut )
41 Bab 41 ( Surga Yang Terenggut )
42 Bab 42 ( Surga Yang Terenggut )
43 Bab 43 ( Surga Yang Terenggut )
44 Bab 44 ( Surga Yang Terenggut )
45 Bab 45 ( Surga Yang Terenggut )
46 Bab 46 ( Surga Yang Terenggut )
47 Bab 47 ( Surga Yang Terenggut )
48 Bab 48 ( Surga Yang Terenggut )
49 Bab 49 ( Surga Yang Terenggut )
50 Bab 50 ( Surga Yang Terenggut )
51 Bab 51 ( Surga Yang Terenggut )
52 Bab 52 ( Surga Yang Terenggut )
53 Bab 53 ( Surga Yang Terenggut )
54 Bab 54 ( Surga Yang Terenggut )
55 Bab 55 ( Surga Yang Terenggut )
56 Bab 56 ( Surga Yang Terenggut )
57 Bab 57 ( Surga Yang Terenggut )
58 Bab 58 ( Surga Yang Terenggut )
59 Bab 59 ( Surga Yang Terengggut )
60 Bab 60 ( Surga Yang Terenggut )
61 Bab 61 ( Surga Yang Terenggut )
62 Bab 62 ( Surga Yang Terenggut )
63 Bab 63 ( Surga Yang Terenggut )
64 Bab 64 ( Surga Yang Terenggut )
65 Bab 65 ( Surga Yang Terenggut )
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 ( Surga Yang Terenggut )
2
Bab 2 ( Surga Yang Terenggut )
3
Bab 3 ( Surga Yang Terenggut )
4
Bab 4 ( Surga Yang Terenggut )
5
Bab 5 ( Surga Yang Terenggut )
6
Bab 6 ( Surga Yang Terenggut )
7
Bab 7 ( Surga Yang Terenggut )
8
Bab 8 ( Surga Yang Terenggut )
9
Bab 9 ( Surga Yang Terenggut )
10
Bab 10 ( Surga Yang Terenggut )
11
Bab 11 ( Surga Yang Terenggut )
12
Bab 12 ( Surga Yang Terenggut )
13
Bab 13 ( Surga Yang Terenggut )
14
Bab 14 ( Surga Yang Terenggut )
15
Bab 15 ( Surga Yang Terenggut )
16
Bab 16 ( Surga Yang Terenggut )
17
Bab 17 ( Surga Yang Terenggut )
18
Bab 18 ( Surga Yang Terenggut )
19
Bab 19 ( Surga Yang Terenggut )
20
Bab 20 ( Surga Yang Terenggut )
21
Bab 21 ( Surga Yang Terenggut )
22
Bab 22 ( Surga Yang Terenggut )
23
Bab 23 ( Surga Yang Terenggut )
24
Bab 24 ( Surga Yang Terenggut )
25
Bab 25 ( Surga Yang Terenggut )
26
Bab 26 ( Surga Yang Terenggut )
27
Bab 27 ( Surga Yang Terenggut )
28
Bab 28 ( Surga Yang Terenggut )
29
Bab 29 ( Surga Yang Terenggut )
30
Bab 30 ( Surga Yang Terenggut )
31
Bab 31 ( Surga Yang Terenggut )
32
Bab 32 ( Surga Yang Terenggut )
33
Bab 33 ( Surga Yang Terenggut )
34
Bab 34 ( Surga Yang Terenggut )
35
Bab 35 ( Surga Yang Terenggut )
36
Bab 36 ( Surga Yang Terenggut )
37
Bab 37 ( Surga Yang Terenggut )
38
Bab 38 ( Surga Yang Terenggut )
39
Bab 39 ( Surga Yang Terenggut )
40
Bab 40 ( Surga Yang Terenggut )
41
Bab 41 ( Surga Yang Terenggut )
42
Bab 42 ( Surga Yang Terenggut )
43
Bab 43 ( Surga Yang Terenggut )
44
Bab 44 ( Surga Yang Terenggut )
45
Bab 45 ( Surga Yang Terenggut )
46
Bab 46 ( Surga Yang Terenggut )
47
Bab 47 ( Surga Yang Terenggut )
48
Bab 48 ( Surga Yang Terenggut )
49
Bab 49 ( Surga Yang Terenggut )
50
Bab 50 ( Surga Yang Terenggut )
51
Bab 51 ( Surga Yang Terenggut )
52
Bab 52 ( Surga Yang Terenggut )
53
Bab 53 ( Surga Yang Terenggut )
54
Bab 54 ( Surga Yang Terenggut )
55
Bab 55 ( Surga Yang Terenggut )
56
Bab 56 ( Surga Yang Terenggut )
57
Bab 57 ( Surga Yang Terenggut )
58
Bab 58 ( Surga Yang Terenggut )
59
Bab 59 ( Surga Yang Terengggut )
60
Bab 60 ( Surga Yang Terenggut )
61
Bab 61 ( Surga Yang Terenggut )
62
Bab 62 ( Surga Yang Terenggut )
63
Bab 63 ( Surga Yang Terenggut )
64
Bab 64 ( Surga Yang Terenggut )
65
Bab 65 ( Surga Yang Terenggut )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!