Bab 4 ( Surga Yang Terenggut )

Sinta dan Vania yang tengah berada di dalam rumah, bergegas ke luar setelah mendengar teriakan Bu Meri.

Vania begitu terkejut saat melihat Amira yang masih terduduk di atas lantai.

"Astagfirullah Ma, kenapa Mama tega sekali berbuat seperti itu terhadap Kak Amira? Apa salah Kak Amira?" ucap Vania dengan bergegas menghampiri Kakak iparnya.

Bu Meri semakin tersulut emosi ketika mendengar perkataan Vania yang selalu membela Amira.

"Vania, kenapa kamu selalu membela perempuan mandul itu? Kamu itu Anak Mama, tapi kamu dan Dirga selalu saja melawan perkataan Mama. Selama ini, hanya Sinta yang mengerti Mama."

"Ma, seorang Anak memang tidak boleh melawan perkataan orang tuanya, tapi jika semua itu tentang kebaikan. Apa Mama sadar jika selama ini Mama telah melakukan kesalahan yang besar terhadap Kak Amira?" ucap Vania.

"Kamu jangan sok menasehati kami Vania. Wajar saja jika seorang Mertua memberikan pelajaran kepada Menantunya," ucap Sinta dengan entengnya.

"Mama sama Kak Sinta sudah keterlaluan. Bukannya kalian sudah berjanji pada Kak Dirga tidak akan pernah menyakiti Kak Amira lagi?"

"Perkataan itu hanya berlaku di depan Dirga saja. Karena sampai kapan pun Mama tidak akan pernah sudi memiliki Menantu mandul dan kampungan seperti Amira," ujar Bu Meri.

"Tidak seharusnya Mama berbicara seperti itu. Bagaimana jika suatu saat nanti Mama mendapatkan karma atas perbuatan yang telah Mama lakukan?" ujar Vania.

Sinta dan Bu Meri tertawa mendengar perkataan Vania, apalagi keduanya tidak pernah percaya dengan yang namanya karma.

"Hari gini masih saja percaya dengan Karma," ujar Sinta dengan tersenyum mengejek.

Selama tinggal di kediaman Cakra dinata, hanya Vania yang bersikap baik terhadap Amira, tapi Amira merasa tidak enak karena Vania selalu dimarahi oleh Bu Meri dan Sinta karena terus membela dirinya.

"Vania, apa kamu ingin menjadi Anak durhaka? Berani sekali kamu menentang perkataan Mama !! Sejak bergaul dengan Amira, otak kamu jadi rusak."

Vania hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Bu Meri dan Sinta. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ibu dan Kakaknya tersebut.

"Kak, sebaiknya kita masuk ke dalam. Kita harus segera mengobati luka Kakak," ujar Vania ketika melihat luka pada dahi Amira.

Pada saat Vania memapah Amira untuk masuk ke dalam rumah, Sinta dan Bu Meri mencoba menghalangi keduanya.

"Vania, kami belum selesai berbicara sama kalian !!" teriak Sinta.

"Kalau Mama sama Kakak terus menjahati Kak Amira, Vania tidak akan segan-segan mengadu kepada Kak Dirga tentang perbuatan kalian," ujar Vania sehingga membuat Bu Meri dan Sinta diam tidak berkutik.

Setelah sampai di dalam kamar Amira, Vania bergegas membersihkan luka pada dahi Kakak iparnya tersebut.

"Vania, terimakasih banyak ya karena kamu selalu membela Kakak," ucap Amira yang merasa terharu atas pembelaan yang dilakukan oleh Adik iparnya tersebut.

"Kakak tidak perlu mengucapkan terimakasih. Seharusnya Vania yang meminta maaf atas perlakuan Mama dan Kak Sinta. Kenapa Kak Amira tidak pernah mengadu sama Kak Dirga tentang perbuatan mereka?" tanya Vania dengan menempelkan plester pada dahi Amira.

"Kakak tidak mau membuat Mas Dirga bertengkar dengan Mama dan Sinta. Kakak tidak boleh menjadikan Mas Dirga Anak durhaka, karena bagaimanapun juga Mama adalah perempuan yang telah melahirkan Mas Dirga ke dunia ini."

Vania terharu mendengar perkataan Amira. Selama ini dia juga selalu merasa kagum dengan kebaikan hati yang dimiliki oleh Kakak iparnya tersebut.

"Hati Kak Amira terbuat dari apa sih? Kenapa Kakak masih saja bersikap baik terhadap orang-orang yang sudah menyakiti Kak Amira?"

"Sudah seharusnya kita baik terhadap semua orang, meski pun orang itu selalu jahat terhadap kita. Apalagi Kakak selalu yakin jika suatu saat nanti Mama dan Sinta pasti bersedia menerima Kakak sebagai bagian dari keluarga ini," jawab Amira dengan tersenyum.

"Kak Amira memang perempuan terbaik yang pernah Vania kenal. Vania selalu kagum dengan kesabaran serta kebaikan hati Kak Amira. Jika Vania yang berada pada posisi Kakak, mungkin Vania sudah tidak akan sanggup dan lebih memilih menyerah, apalagi sekarang Kak Dirga sudah menikah lagi."

Amira termenung mendengar perkataan Adik iparnya tersebut, karena pada kenyataannya dia tidak sesabar itu, bahkan sebenarnya sampai saat ini dia masih belum bisa menerima pernikahan Dirga dan Regina.

"Ikhlas memang tidak semudah yang di ucapkan, apalagi Kakak hanyalah seorang manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Kakak masih harus banyak belajar dan ikhlas dalam menghadapi ujian hidup ini," ucap Amira dengan menghela napas panjang.

Vania memeluk tubuh Amira yang terlihat rapuh. Dia merasa tidak tega melihat kesedihan yang tersirat pada wajah Kakak iparnya tersebut.

"Kakak yang sabar ya, Vania yakin Kak Amira pasti bisa melewati semuanya. Bukannya Kakak selalu bilang jika Tuhan tidak akan pernah memberikan ujian di luar batas kemampuan Umat-Nya?" ucap Vania dengan mengeratkan pelukannya.

"Kamu benar Vania. Terimakasih banyak karena kamu sudah mengingatkan Kakak," ucap Amira dengan mata berkaca-kaca.

......................

Siang kini telah berganti malam, Amira masih bertahan di dalam kamar dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Dia merasa gelisah karena terus memikirkan Dirga yang tengah bersama dengan Istri keduanya.

Merasa lelah berada di dalam kamar, Amira melangkahkan kakinya menuju balkon kamar. Siapa tau terpaan angin malam bisa membuat perasaan Amira menjadi lebih baik.

"Tidak seharusnya aku memiliki perasaan seperti ini. Sekarang Mas Dirga bukan hanya milikku saja, jadi aku harus rela berbagi dengan Regina," gumam Amira dengan air mata yang masih saja mengalir membasahi pipinya.

Di tempat lain, tepatnya di Hotel tempat Dirga dan Regina menginap, Dirga merasa gelisah karena sejak tadi sore Amira tidak juga mengangkat telponnya.

"Mas kenapa?" tanya Regina ketika melihat raut cemas pada wajah Suaminya.

Dirga hanya diam karena dia tidak mungkin mengatakan jika dirinya mencemaskan Amira.

"Apa Mas mencemaskan Mbak Amira?" tanya Regina lagi.

Dirga merasa bersalah karena saat malam pertamanya dengan Regina, Dirga masih saja memikirkan Istri pertamanya.

"Maaf Regina, aku tidak bermaksud menyakiti hati kamu, tapi dari tadi Amira tidak mengangkat telpon ku sehingga membuat aku merasa cemas," jawab Dirga.

"Sebaiknya sekarang Mas temui Mbak Amira. Mas hibur Mbak Amira karena dia pasti sedang sedih," ucap Regina.

Dirga terkejut mendengar perkataan Regina yang di luar perkiraannya, padahal Dirga berpikir jika Regina akan marah terhadap dirinya.

"Apa kamu serius?" tanya Dirga yang terlihat bersemangat.

Regina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sehingga membuat Dirga terlihat bahagia.

"Terimakasih banyak Regina, aku pasti akan kembali lagi," ucap Dirga dengan bergegas ke luar dari dalam kamar pengantinnya.

Regina mengurungkan niatnya mengulurkan tangan pada Suaminya tersebut, apalagi Dirga sama sekali tidak melihat ke arah dirinya, padahal Regina sangat berharap Dirga akan mencium keningnya sebelum pergi.

"Sabar Regina, saat ini cinta Mas Dirga hanya untuk Mbak Amira, tapi aku yakin suatu saat nanti Mas Dirga bisa mencintaiku seperti dia mencintai Mbak Amira," gumam Regina dengan menitikkan air mata.

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

andalan pelakor menitikkan air mata

2025-06-14

1

Sunshine

Sunshine

pelakor merasa paling tersakiti..semangat terus Kak Thor, makasih banyak double up nya

2025-04-17

2

mama Al

mama Al

ya salah sendiri kenapa di ikhlasin suami nikah lagi.

2025-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Surga Yang Terenggut )
2 Bab 2 ( Surga Yang Terenggut )
3 Bab 3 ( Surga Yang Terenggut )
4 Bab 4 ( Surga Yang Terenggut )
5 Bab 5 ( Surga Yang Terenggut )
6 Bab 6 ( Surga Yang Terenggut )
7 Bab 7 ( Surga Yang Terenggut )
8 Bab 8 ( Surga Yang Terenggut )
9 Bab 9 ( Surga Yang Terenggut )
10 Bab 10 ( Surga Yang Terenggut )
11 Bab 11 ( Surga Yang Terenggut )
12 Bab 12 ( Surga Yang Terenggut )
13 Bab 13 ( Surga Yang Terenggut )
14 Bab 14 ( Surga Yang Terenggut )
15 Bab 15 ( Surga Yang Terenggut )
16 Bab 16 ( Surga Yang Terenggut )
17 Bab 17 ( Surga Yang Terenggut )
18 Bab 18 ( Surga Yang Terenggut )
19 Bab 19 ( Surga Yang Terenggut )
20 Bab 20 ( Surga Yang Terenggut )
21 Bab 21 ( Surga Yang Terenggut )
22 Bab 22 ( Surga Yang Terenggut )
23 Bab 23 ( Surga Yang Terenggut )
24 Bab 24 ( Surga Yang Terenggut )
25 Bab 25 ( Surga Yang Terenggut )
26 Bab 26 ( Surga Yang Terenggut )
27 Bab 27 ( Surga Yang Terenggut )
28 Bab 28 ( Surga Yang Terenggut )
29 Bab 29 ( Surga Yang Terenggut )
30 Bab 30 ( Surga Yang Terenggut )
31 Bab 31 ( Surga Yang Terenggut )
32 Bab 32 ( Surga Yang Terenggut )
33 Bab 33 ( Surga Yang Terenggut )
34 Bab 34 ( Surga Yang Terenggut )
35 Bab 35 ( Surga Yang Terenggut )
36 Bab 36 ( Surga Yang Terenggut )
37 Bab 37 ( Surga Yang Terenggut )
38 Bab 38 ( Surga Yang Terenggut )
39 Bab 39 ( Surga Yang Terenggut )
40 Bab 40 ( Surga Yang Terenggut )
41 Bab 41 ( Surga Yang Terenggut )
42 Bab 42 ( Surga Yang Terenggut )
43 Bab 43 ( Surga Yang Terenggut )
44 Bab 44 ( Surga Yang Terenggut )
45 Bab 45 ( Surga Yang Terenggut )
46 Bab 46 ( Surga Yang Terenggut )
47 Bab 47 ( Surga Yang Terenggut )
48 Bab 48 ( Surga Yang Terenggut )
49 Bab 49 ( Surga Yang Terenggut )
50 Bab 50 ( Surga Yang Terenggut )
51 Bab 51 ( Surga Yang Terenggut )
52 Bab 52 ( Surga Yang Terenggut )
53 Bab 53 ( Surga Yang Terenggut )
54 Bab 54 ( Surga Yang Terenggut )
55 Bab 55 ( Surga Yang Terenggut )
56 Bab 56 ( Surga Yang Terenggut )
57 Bab 57 ( Surga Yang Terenggut )
58 Bab 58 ( Surga Yang Terenggut )
59 Bab 59 ( Surga Yang Terengggut )
60 Bab 60 ( Surga Yang Terenggut )
61 Bab 61 ( Surga Yang Terenggut )
62 Bab 62 ( Surga Yang Terenggut )
63 Bab 63 ( Surga Yang Terenggut )
64 Bab 64 ( Surga Yang Terenggut )
65 Bab 65 ( Surga Yang Terenggut )
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 ( Surga Yang Terenggut )
2
Bab 2 ( Surga Yang Terenggut )
3
Bab 3 ( Surga Yang Terenggut )
4
Bab 4 ( Surga Yang Terenggut )
5
Bab 5 ( Surga Yang Terenggut )
6
Bab 6 ( Surga Yang Terenggut )
7
Bab 7 ( Surga Yang Terenggut )
8
Bab 8 ( Surga Yang Terenggut )
9
Bab 9 ( Surga Yang Terenggut )
10
Bab 10 ( Surga Yang Terenggut )
11
Bab 11 ( Surga Yang Terenggut )
12
Bab 12 ( Surga Yang Terenggut )
13
Bab 13 ( Surga Yang Terenggut )
14
Bab 14 ( Surga Yang Terenggut )
15
Bab 15 ( Surga Yang Terenggut )
16
Bab 16 ( Surga Yang Terenggut )
17
Bab 17 ( Surga Yang Terenggut )
18
Bab 18 ( Surga Yang Terenggut )
19
Bab 19 ( Surga Yang Terenggut )
20
Bab 20 ( Surga Yang Terenggut )
21
Bab 21 ( Surga Yang Terenggut )
22
Bab 22 ( Surga Yang Terenggut )
23
Bab 23 ( Surga Yang Terenggut )
24
Bab 24 ( Surga Yang Terenggut )
25
Bab 25 ( Surga Yang Terenggut )
26
Bab 26 ( Surga Yang Terenggut )
27
Bab 27 ( Surga Yang Terenggut )
28
Bab 28 ( Surga Yang Terenggut )
29
Bab 29 ( Surga Yang Terenggut )
30
Bab 30 ( Surga Yang Terenggut )
31
Bab 31 ( Surga Yang Terenggut )
32
Bab 32 ( Surga Yang Terenggut )
33
Bab 33 ( Surga Yang Terenggut )
34
Bab 34 ( Surga Yang Terenggut )
35
Bab 35 ( Surga Yang Terenggut )
36
Bab 36 ( Surga Yang Terenggut )
37
Bab 37 ( Surga Yang Terenggut )
38
Bab 38 ( Surga Yang Terenggut )
39
Bab 39 ( Surga Yang Terenggut )
40
Bab 40 ( Surga Yang Terenggut )
41
Bab 41 ( Surga Yang Terenggut )
42
Bab 42 ( Surga Yang Terenggut )
43
Bab 43 ( Surga Yang Terenggut )
44
Bab 44 ( Surga Yang Terenggut )
45
Bab 45 ( Surga Yang Terenggut )
46
Bab 46 ( Surga Yang Terenggut )
47
Bab 47 ( Surga Yang Terenggut )
48
Bab 48 ( Surga Yang Terenggut )
49
Bab 49 ( Surga Yang Terenggut )
50
Bab 50 ( Surga Yang Terenggut )
51
Bab 51 ( Surga Yang Terenggut )
52
Bab 52 ( Surga Yang Terenggut )
53
Bab 53 ( Surga Yang Terenggut )
54
Bab 54 ( Surga Yang Terenggut )
55
Bab 55 ( Surga Yang Terenggut )
56
Bab 56 ( Surga Yang Terenggut )
57
Bab 57 ( Surga Yang Terenggut )
58
Bab 58 ( Surga Yang Terenggut )
59
Bab 59 ( Surga Yang Terengggut )
60
Bab 60 ( Surga Yang Terenggut )
61
Bab 61 ( Surga Yang Terenggut )
62
Bab 62 ( Surga Yang Terenggut )
63
Bab 63 ( Surga Yang Terenggut )
64
Bab 64 ( Surga Yang Terenggut )
65
Bab 65 ( Surga Yang Terenggut )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!