2

"Kamar mandinya ada di sana, kalau kamu ingin membersihkan tubuhmu. Tidak apa-apa, pakai saja untuk sementara. Itu kamar mandi saya," kata Maya sambil menunjuk ke arah kamar mandi.

"Terima kasih banyak, Mbak Maya. Saya benar-benar merepotkan," ucap Roni sopan.

"Ah, tidak apa-apa. Anggap saja seperti rumah sendiri. Omong-omong, tujuan kamu ke kota ini apa, kalau saya boleh tahu?" tanya Maya, penasaran.

"Saya datang untuk melanjutkan kuliah, Mbak. Kebetulan dapat beasiswa di salah satu kampus besar di sini. Sekalian juga ingin mencari pekerjaan," jelas Roni sambil tersenyum, senyum yang membuat Maya sejenak terdiam.

"Begitu, ya? Tapi hati-hati, ya. Jakarta itu keras. Banyak hal yang mungkin belum kamu tahu, apalagi kalau tidak punya kenalan," nasihat Maya dengan nada lembut.

"Iya, Mbak. Tapi saya beruntung bisa bertemu orang baik seperti Mbak, jadi saya lebih tenang," jawab Roni sambil tersenyum lagi.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Tok! Tok! Tok!

"Mbak, apa saya perlu sembunyi? Takutnya orang salah paham," kata Roni sedikit panik.

"Tidak perlu. Kamu tetap di sini saja. Mungkin itu salah satu penghuni kos. Saya akan bukakan pintunya," ucap Maya tenang.

Saat pintu dibuka, tampak seorang pemuda berdiri di sana. "Mbak, atap kamar saya bocor. Air hujan masuk," kata pemuda itu, yang ternyata bernama Bayu.

"Oh, begitu. Tunggu sebentar ya. Nanti saya minta Pak Hasim untuk memperbaikinya," jawab Maya.

Roni yang mendengar hal itu segera menawarkan diri. "Maaf, Mbak, saya dengar tadi ada masalah atap bocor. Boleh saya bantu lihat?"

"Kamu bisa perbaiki atap?" tanya Maya, heran.

"Kebetulan di kampung saya sering bantu-bantu perbaiki atap. Insyaallah bisa," jawab Roni yakin.

"Tapi ini lagi hujan. Nanti kamu sakit. Lagipula kamu baru sampai, istirahat dulu saja. Biar nanti tukang kami yang urus," saran Maya.

"Tidak apa-apa, Mbak. Saya bisa atasi. Yuk, Bayu, tunjukkan kamarnya," kata Roni penuh semangat.

Bayu pun membawa Roni ke kamarnya. Setelah mengambil tangga dan memeriksa bagian atas, Roni menemukan beberapa genteng pecah. Ia segera menggantinya. Namun, saat berada di atas, ia mendengar suara dari kamar sebelah yang cukup mencolok.

"Astaga, suara mereka bisa sekeras itu? Mengalahkan suara hujan," gumam Roni dengan senyum kecil.

"Sudah, atapnya tidak akan bocor lagi," ucap Roni ketika turun.

"Terima kasih, Bang. Oh ya, saya baru pertama lihat Abang. Orang baru ya?" tanya Bayu.

"Iya, saya Roni. Asalnya dari kampung. Lagi cari tempat tinggal, dan Mbak Maya izinkan tinggal sementara karena belum ada kamar kosong," jawab Roni.

"Oh, begitu. Kebetulan yang di kamar sebelah mau pulang kampung. Jujur, saya sering terganggu dengan suara-suara dari kamarnya tiap malam," keluh Bayu.

Roni tersenyum, teringat suara serupa saat di atap.

"Nggak ada aturan ya soal bawa pasangan ke kos?" tanya Roni.

"Haha, di sini bebas, Bang. Asal nggak ganggu orang lain," jawab Bayu santai.

"Pantas. Kamu sendiri kenapa nggak ajak pacar?" goda Roni.

"Haha, saya anak baik-baik, Bang. Belum kepikiran pacaran," sahut Bayu sambil tertawa.

Setelah ngobrol sebentar, Roni pamit. "Saya mandi dulu, Bayu. Badan saya basah. Besok kita ngobrol lagi, ya."

"Siap, Bang. Jangan lupa main ke sini lagi."

Saat kembali, Maya sudah menunggu. "Roni, ayo makan. Saya sudah masak," ajaknya ramah.

"Astaga, saya merepotkan sekali, Mbak. Saya bisa beli makanan sendiri kok."

"Sudah, sini. Jangan banyak bicara," kata Maya sambil tersenyum.

Roni melihat ke arah meja makan, namun matanya tanpa sengaja tertuju pada Maya yang mengenakan pakaian santai. Ia menunduk cepat, malu pada pikirannya sendiri.

Maya menyadari tatapan itu dan hanya berdehem kecil. Khem! Menyadarkan Roni dari lamunannya.

Setelah makan malam, Maya meminta bantuan Roni membawa piring ke dapur.

"Tolong bawakan piring-piringnya, ya. Saya mau mencuci."

Roni menurut. Namun saat mengikuti Maya dari belakang, pikirannya mulai tak karuan. Tubuh Maya yang mungil dan anggun membuat hatinya bergolak.

Tanpa sadar, Roni memeluk Maya dari belakang. Tangannya gemetar.

Maya terdiam sejenak, lalu menoleh dengan senyum tipis. "Roni... apa yang kamu lakukan?"

"Maaf, Mbak... saya nggak bisa menahan perasaan saya," bisik Roni, pelan.

Suasana menjadi hening dan tegang. Maya menatapnya dengan dalam, tapi tak menunjukkan kemarahan.

"Mbak... izinkan saya. Hanya malam ini saja... saya terlalu mengagumi Anda," ucap Roni lirih.

Maya tersenyum kecil, menggoda. "Bukannya tadi di kamar mandi kamu sudah... menyelesaikannya sendiri?" candanya.

"Mbak, kok tahu?" Roni panik.

"Suaranya terdengar jelas," jawab Maya tenang. Tapi Roni sudah tak bisa menahan diri. Ia mendekat dan memeluk Maya lebih erat, mencium lehernya dengan lembut.

"Roni... tunggu. Saya mau selesaikan cucian dulu," ucap Maya dengan suara sedikit bergetar. Tapi Roni hanya memandangnya dalam-dalam, lalu mulai menuruni tangannya.

Maya tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia memegang tangan Roni, lalu membisikkan, "Kita lanjut di kamar, ya."

Tanpa berkata, Roni menggendong Maya dan membawanya ke kamar. Ciuman mereka menyatu, menyimpan seluruh hasrat yang tak bisa lagi dipendam.

Di kamar, suara hujan di luar menjadi latar malam yang akan mengubah hubungan mereka selamanya.

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Ron,,,Ron,,,blum jga semlm tnggl di Jkrta,udh lngsng menjelajah tiap inci tubuh orng aja kamu,gak kepikiran wajah Ayu apaa 🤪🤪

2025-05-29

0

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Hahaha Roni play boy juga yaa

2025-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 1 meninggalkan kampung halaman
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
Episodes

Updated 150 Episodes

1
1 meninggalkan kampung halaman
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!