05. Permintaan Hasan

" Sri , aku ingin bicara ". Hasan berhasil menemukan Sri yang tengah beberes di dapur.

Bukan hanya Sri , semua yang ada di sana menengok ke arah Hasan. Sri tentu saja tidak enak hati , apalagi semua yang ada di situ pasti tau , Hasan adalah laki - laki yang baru bertunangan tadi .

Pasti mereka berfikir yang tidak - tidak , baru saja bertunangan sudah mau menemui perempuan lain. Dan Sri pun merasa ia seperti seorang pelakor saat ini.

" Maaf , aku sedang kerja ". Jawab Sri.

" Baik , lanjutkan dulu pekerjaan kamu , aku tunggu di sana ya ". Hasan menunjuk tempat di bawah pohon rindang. Sri pun hanya mengangguk cepat , agar Hasan segera menyingkir dari sana.

" Dia itu tetangga kami , kalian jangan berfikir macam - macam pada Sri ya ". Ningsih mencoba membela sahabatnya. Mereka pun kembali bekerja, namun masih banyak pertanyaan di hati mereka .

Setelah selesai semuanya, Sri mau tak mau harus menemui Hasan , dari pada nanti laki - laki itu menyambanginya lagi.

" Aku ingin bicara pada kalian semuanya , tapi aku mohon jangan bilang ke Sri ya ". Setelah Sri pergi , Ningsih berani buka suara, ia tidak mau Sri di cap jelek padahal gadis itu tidak salah apa - apa.

Mereka semua yang ada di ruangan itu mendadak hening , mereka berfokus pada apa yang akan di ucapkan Ningsih.

" Kalian tau , sebenarnya Mas Hasan , laki - laki itu adalah kekasih Sri , mereka berdua saling mencintai , tapi keluarga Mas Hasan tidak menyetujui hubungan Mas Hasan dan Sri , ya mungkin karena Sri tidak sekaya mereka ". ucap Ningsih sendu.

" Benarkah , kasihan sekali Sri....beginilah nasib orang miskin , Keluarga Mas Hasan pasti memilih yang sama kayanya dengan mereka ". celetuk Ida.

" Iya , aku lihat si Mas Hasan itu masih mencintai Sri dari tatapan matanya ". tambah Nunik.

" Ya jelaslah , apa kalian enggak lihat , tunangannya itu lebih pantas jadi ibunya , lah si Sri meski enggak dandan dia cantik loh , cuma menang kaya aja ". tambah yang lain , semuanya sepertinya bersimpati pada Sri.

" Aku dengar ia janda , itu tadi anaknya terus saja menempel pada perempuan itu ".

" Ini kenapa pada ngerumpi di sini , apa kalian tidak pulang ?". tegur Pak Romi. Mereka akhirnya membubarkan diri , Ningsih lega , mereka semua tidak ada yang berpikiran jelek pada Sri.

Sementara itu..Sri memilih berdiri di dekat Hasan. " Duduklah Sri !".

"Enggak Kak , aku berdiri saja , Kak Hasan enggak lama kan , lagi pula enggak enak di lihat , Kak Hasan baru saja bertunangan, aku enggak mau di cap buruk oleh teman - teman kerjaku ".

" Kak ???". Beo Hasan , ia merasa heran , Sri mengubah panggilan padanya.

" Kenapa kamu enggak panggil Mas seperti biasanya Sri ?". Sungguh tidak enak di dengar di telinga Hasan , jelas Sri membentangkan jarak dengannya.

" Ya enggak apa - apa , memang seharusnya dari awal aku memanggil kamu Kak Hasan , Kak Hasan mau bicara apa , bicaralah....waktuku tidak banyak aku harus pulang ".

" Nanti pulang bersamaku Sri ".

Sri mendesah pelan , di mana Hasan menaruh otaknya , apa dia mau keluarganya terutama Bu Yati dan Irna melabraknya.....oh tentu Sri tidak akan membiarkan itu terjadi.

" Kak Hasan mau bicara sekarang atau aku tinggal pergi ". Sri sudah membalikkan badannya.

" Tunggu Sri....aku cuma mau bilang kamu jangan salah paham, aku bertunangan dengan Kalina karena terpaksa , Mama mengancam mau bunuh diri Sri.....aku hanya menuruti permintaannya saja , hatiku tetap ada kamu seorang yang aku cintai ".

" Dan sesuai dengan janjiku padamu, aku akan tetap menikah denganmu Sri , apapun yang terjadi ".

Sri berbalik , menatap laki - laki di hadapannya dengan perasaan yang campur aduk , ia kembali menarik nafas dalam - dalam dan membuangnya pelan.

" Lalu bagaimana dengan orang tua kamu Kak , dan juga dengan tunangan Kak Hasan , tega benar kamu mau menyakiti dua hati wanita sekaligus, aku tidak mau....aku yang mundur , maaf Kak Hasan mungkin kita tidak berjodoh ". Sri berbalik dan langsung berlari.

Hasan yang tidak menyangka Sri akan lari , tidak bisa mengejar gadis itu , apalagi Sri langsung masuk ke dalam mobil di mana semua teman Sri berada di sana.

Hasan mengeram kesal, ia pun memilih untuk pulang , karena mobil yang di tumpangi Sri pun sudah mulai meninggalkan tempat acara.

*

*

Malamnya Hasan membuat keputusan yang membuat Bu Yati meradang.

" Aku mau menikahi Sri , Ma ". Ucap Hasan...ia mengumpulkan Mama dan papanya , tak ketinggalan juga Irna.

Bu Yati langsung berdiri , " Kamu gila ya San , kamu mau membuat kami menanggung malu , atau....ohhhh kamu ingin melihat Mama meregang nyawa ya ?". Ancam Bu Yati.

" Mama selalu begitu , jangan terus mengancamku Ma , aku juga bisa balik mengancam Mama kalau begitu ". Hasan mulai berani melawan.

" Kamu itu laki - laki San , jangan plin plan , kamu sudah setuju bertunangan dengan Kalina , berarti kamu juga sudah siap buat menikah dangan Kalina ". Pak Halim pun angkat bicara.

" Ini pasti semua karena Sri , aku yakin dia yang sudah menghasut Hasan , Ma...Pa ".

" Mbak Irna kenapa selalu menyalahkan Sri sih , asal Mbak tau , bahkan Sri menolak ketika aku mengajaknya menikah ".

" Baguslah kalau dia tau diri , lagian kamu ini San , sudah di carikan jodoh yang baik dan kaya masih saja menolak ".

" Kenapa enggak Mbak Irna saja yang di jodohin sih Ma , Pa...kenapa harus aku , seharusnya kan Mbak Irna dulu ".

" Irna itu gampang San , yang penting kamu dulu , agar tidak terus - terusan ketemu sama Sri ".

" Jadi itu alasan Mama menjodohkan aku , yang benar saja Ma.....aku akan tetap menikahi Sri...titik , meskipun tanpa restu dari Mama dan Papa ".

" Baik kalau itu yang kamu mau San , Mama akan lihat , apa Sri juga mau menikah dengan kamu ".

" Mama jangan macam - macam sama Sri Ma...Ma...Ma.....". Panggilan Hasan hanya di anggap angin lalu , Bu Yati sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya.

" Kamu pikirkan lagi dengan baik , kamu tau kan San , Mama kamu tidak main - main kalau ngomong, Papa harap kamu harus bijak , jangan sampai orang yang kamu cintai ikut terluka San ". Pak Halim menepuk pundak Hasan ....lalu masuk ke kamar tamu , karena ia yakin , Bu Yati juga tidak akan membukakan pintu untuknya.

" Hati - hati saja kamu San ". Ucap Irna ikut meninggalkan Hasan sendirian.

Hasan terduduk , ia meremas rambutnya , pikirannya buntu, ini yang ia takutkan, Mamanya akan berbuat sesuatu pada Sri.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!