Dengan cepat Sri memutus pandangan matanya dengan Hasan.
Hasan sendiri mulai tidak tenang, bagaimana bisa pujaan hatinya melihat ke arahnya yang sedang bertunangan dengan perempuan lain , pastilah Sri terluka.
Apalagi sebelumnya Hasan sudah berjanji akan melamar Sri dan menikahinya pada akhir tahun ini.
Ternyata rencananya gagal , lebih tepatnya di gagalkan oleh Mamanya sendiri. Hasan tidak menyangka , Bu Yati sampai mengancam Hasan akan nekat bunuh diri jika Hasan tidak mau menuruti keinginannya.
Hasan kalah , ia terpaksa mengiyakan permintaan Mamanya untuk bertunangan dengan Kalina. Dalam pikiran Hasan , ia akan bertunangan saja dengan Kalina agar Bu Yati senang , tapi ia akan tetap menikah dengan Sri , gadis yang memang ia cintai sejak lama.
Tapi sekarang pikiran Hasan buntu , karena Sri sendiri sudah menyaksikan acara pertunangan dirinya dengan Kalina .
Acara foto - foto masih berlanjut , sesekali Hasan mencuri pandang ke arah Sri yang mulai melayani sebagian dari tamu akan mengambil hidangan.
" Sri ...Ningsih , kalian di sini ?". Tanya seorang remaja mendekat ke stand dimana Sri dan Ningsih sebagai penunggunya.
" Loh , Bima...kamu kok ada di sini juga ?". Ningsih malah balik nanya.
" Ck , jawab dulu pertanyaan aku Ning , jangan malah bertanya lagi ".
" Jelas sedang bekerja lah , apa kamu enggak lihat aku dan Sri pakai seragam , ya kali lagi main - main ".
" Biasa aja kali Ning, enggak usah ngegas , aku mau baksonya dong Sri , satu saja , enggak usah pakai kecap nanti terlalu manis karena senyum kamu sudah terlalu manis Sri ". gombal Bima membuat Sri terkekeh sedang Ningsih berdecih.
" Cih , gombalan receh , kamu saudara dari pihak perempuan ya Bim ?". tanya Ningsih.
" Kok tau ". jawaban Bima makin membuat Ningsih kesal.
" Kok tau...kok tau.....asal tebak Bim , baju seragam yang kamu pakai sama dengan mereka ".
" Cie....cie....perhatian juga kamu Ning sama aku ". Bima makin meledek Ningsih.
" Dasar gila , jawab aja kenapa sih , jangan bikin aku pingin nimpuk kamu ".
" Jangan galak - galak Ning , nanti aku suka sama kamu ".
" Dih dasar , bukannya kamu cinta mati ya sama Sri ". Cibir Ningsih.
Sri hanya menggelengkan kepalanya, sudah biasa Ningsih dan Bima berdebat, ia fokus melayani para tamu yang hendak mengambil makanan di standnya.
" Itu sudah pasti , tapi Sri nya enggak peka Ning , tuh lihat ...pura - pura enggak dengar dia ". Bima menunjuk dengan dagunya , menanti reaksi Sri.
Tadi setelah mendapat bakso dari Sri , Bima mengambil kursi dan memilih duduk di dekat Sri berdiri.
" Sri....Bima tuh ". Ningsih mencolek Sri yang tak kunjung menengok ke arah Bima.
" Maaf Bim , aku sedang kerja bukan maksud buat mengacuhkan kamu ".
" Its oke , enggak apa - apa , kamu lanjut aja kerjanya , tapi boleh ya aku tetap duduk di sini , mau jagain dua gadis cantik , takut ada yang nyomot ".
Ningsih dan Sri terkekeh kecil. Dari tempat Hasan duduk , ia bisa melihat interaksi antara Bima dan Sri.
Hatinya cemburu , ia ingin mendatangi Sri , tapi apa daya , ia seperti pohon yang tidak bisa bergerak kemana - mana.
Hasan hanya bisa mengeram , menahan marah , ia tidak terima Sri di dekati laki - laki lain , Hasan tidak sadar, bahkan dirinya saat ini telah menyakiti hati Sri karena bertunangan dengan Kalina .
" Wah...wah....ada siapa ini di sini?". Irna berdiri di depan Sri dengan senyum meremehkan.
Ningsih hendak maju , tapi dengan cepat menahan Ningsih dan juga menggelengkan kepalanya.
" Tahan Ning, kita lagi kerja , jangan merusak acara orang ". Bisik Sri , Ningsih pun kembali mundur.
" Mau berapa Mbak ?". Tanya Sri , tidak mengindahkan ucapan Irna.
" Satu saja ....kamu lebih pantas di sini kayaknya Sri ,jadi pegawai rendahan, sekali miskin ya tetap miskin , jangan pernah bermimpi terlalu tinggi ". Ucap Irna .
" Kamu lihat kan , Hasan sudah bertunangan, kamu jangan merayunya lagi , enggak mau kan di bilang jadi pelakor ". Irna terus saja mengompori Sri , tapi Sri tetap tenang , ia anggap Irna sedang bernyayi tanpa suara....sedang Ningsih sudah mengepalkan tangannya , ia sudah gemas ingin meremas mulut Irna.
" Ini Mbak ". Sri menyodorkan semangkuk bakso ke hadapan Irna.
" Kamu dengar kan apa yang aku omongin tadi ?".
" Dengar Mbak Irna , telinga aku masih berfungsi dengan baik kok , silahkan di makan , dan mohon Mbak Irna minggir ".
" Kamu menyuruh aku minggir??". ketus Irna.
Sri memutar matanya , " Iya Mbak , lihat di belakang Mbak Irna sudah ada antrian ".
Irna menengok ke belakang , ia tersenyum kikuk , lalu melengos begitu saja.
" Malu tuh ". celetuk Ningsih.
Bima sedari tadi menyimak ucapan Irna. Ia baru sadar , laki - laki yang menjadi tunangan kakaknya adalah laki - laki yang menjemput Sri waktu di sekolah....sejenak senyumnya sedikit mengembang.
Berarti masih ada harapan buat mendapatkan Sri.
" Kamu enggak ikutan foto - foto Bim ?" tanya Sri.
" Males , tapi kalau fotonya sama kamu sih aku enggak nolak , apalagi foto buat buku nikah , aku langsung yes Sri ". Ucap Bima kenaik turunkan alisnya.
" Ngaco kamu Bim ".
" Gimana enggak ngaco Sri , sudah habis dua mangkuk bakso dia ". Tambah Ningsih.
" Aku serius kok , ayo kalian berdua foto sama aku ". Bima mengeluarkan Handphonenya , ia menarik Ningsih dan Sri agar mendekat, lalu melalukan foto selfie.
" Sudah Bim , aku tidak suka di foto ". ucap Sri.
" Sekali lagi Sri ".
" Enggak ah , sama Ningsih saja ".
" Ya sudah ".
Tak lama acara pun selesai, Bima pun berpamitan pulang.
" Ayo pulang San !". Ajak Bu Yati.
" Mama sama Papa duluan aja , aku ada yang mau aku bicarakan dengan Kalina ". Alibi Hasan , padahal ia sudah merencanakan sesuatu.
" Kamu jangan macam - macam ya San , jangan buat malu keluarga kita ". Bu Yati sudah tau ada Sri di sana , karena Irna memberitahunya.
Meski kesal Bu Yati tidak bisa mendatangi Sri , apa kata keluarga besan nanti , ia harus jaga imej sebagai wanita terhormat.
" Mama ini gimana , giliran aku mau mengenal lebih dekat Kalina malah di larang , ya sudah ...aku ikut pulang saja ". Hasan pura - pura merajuk.
" Eh gitu aja ngambek , ya sudah kamu di sini dulu , tapi janji sama Mama , jangan lagi kamu dekati Sri ".
" Iya ".
Semua orang sudah meninggalkan tempat acara. " San , kamu tidak pulang ?" tanya Kalina., melihat Hasan masih duduk anteng sambil bermain ponsel.
Dalam kenyataan , tak sekalipun Hasan berbicara pada Kalina , ia fokus pada satu orang perempuan yang sedang sibuk merapikan stand yang di jaganya.
" Pulang , ini mau lihat kamu pulang dulu , baru aku pulang ".
" Oh gitu , aku pulang ya ".
" Ya hati - hati , kabari aku kalau kamu sudah sampai rumah ". Hasan memberikan perhatian palsu.
" Oke " . Kalina begitu senang mendapat perhatian dari Hasan , ia sangat menyukai Hasan , laki - laki tampan yang lebih muda darinya pula.
Setelah Kalina pergi, Hasan bergegas mencari Sri....
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments