Restu Yang Terhalang

Restu Yang Terhalang

01. Cinta Pertama

Pagi ini seperti biasa , Sri akan memasak terlebih dulu sebelum pergi ke sekolah.

Gadis berusia delapan belas tahun itu tinggal bersama sang Bapak , yang bernama Pak Umar , dan neneknya , Nek Isah , wanita tua yang sangat menyayangi Sri , karena beliaulah yang merawat Sri sejak kecil.

" Kamu sudah tidak ke berangkat ke sekolah lagi kan Nduk ?". Tanya Pak Umar.

" Berangkat Pak , nanti agak siangan , ada yang harus Sri urus , kan sekolah sudah selesai tinggal nunggu ijazah saja , jadi ya agak nyantai ".

" Oh gitu , berangkat sama siapa ?".

" Siapa lagi to Pak , ya sama Ningsih , memangnya ada teman Sri yang lain dari desa ini selain dia ".

Pak Umar terkekeh, " Kamu kurang gaul kayaknya Nduk ".

" Bapak bisa aja , teman Sri banyak loh , cuma kan yang dekat sama Sri cuma Ningsih ".

" Ya sudah , hati - hati ...ini uang saku buat kamu , bapak mau mengantar Nenek ke pasar , sekalian mau berangkat kerja ".

Meski sudah tua , tapi Nek Isah begitu sehat , ia masih mampu berjualan di pasar tradisional di kampungnya.

" Terima kasih Pak , dan ini bekal buat Bapak dan juga Nenek ". Sri memberikan dua tas jinjing berisi makanan buat Pak Umar dan Neneknya.

" Ayo Mar , berangkat sekarang , sudah siang ini...kamu lelet kayak perempuan ". ucap Nek Isah , membuat pak Umar berdecak , sedangkan Sri terkikik geli.

" Apaan sih Mak , ini juga sudah siap dari tadi , Sri yang lama buat bekalnya Mak ". ucap Pak Umar , menyalahkan putrinya.

" Yey si Bapak , Sri pake di salahin lagi , padahal dari tadi Bapak yang ngajak ngobrol Sri "

" Ayo Mak berangkat, aku enggak bakalan menang melawan kalian berdua ". ujar Pak Umar bergegas keluar rumah .

" Bapak mu kabur Sri ". Nek Isah dan Sri tertawa bersama.

" Ini uang buat kamu ".

" Enggak usah Nek , tadi sudah di kasih sama Bapak ".

" Itukan dari Bapak kamu Sri , yang ini dari Nenek, terima saja, kalau enggak buat jajan , kamu simpan saja , biar banyak , nanti bisa berkeliling dunia sama Nenek ".

" Sipa Nek , terima kasih ".

Setelah kedua orang kesayangannya pergi , Sri langsung membersihkan rumah. Dua jam kemudian ia sudah rapi memakai pakaian seragam sekolah yang sebentar lagi akan menjadi kenangan.

Berjalan kaki ke rumah Ningsih. " Assalamu'alaikum Ning...Ningsih ".

" Wa'alaikumussalam, masuk Sri , Ningsihnya ada di dalam ". jawab Bu Maryam , ibunya Ningsih.

" Iya Mak ". Sri langsung masuk ke dalam mencari Ningsih.

" Aduhh , maaf Sri , kayaknya aku enggak ikut dulu deh , aku lagi sakit perut dari tadi bolak balik ke kamar mandi , ini aja udah lemas badanku ". Ningsih tergolek ke lantai.

" Astagfirullahaladzim Ningsih....kamu pasti dehidrasi, makan apa kamu sampai begini Ning ?".

" Ini di minum dulu , mamak sudah buatin oralit buat kamu Ning ".

" Terima kasih Mak ". Ningsih langsung menenggak habis air dalam gelas.

" Ini semua karena kamu Sri ".

" Kok aku ?".Sri menunjuk dirinya sendiri.

" Lah yang kemarin ngajakin rujakan siapa , sambelnya itu loh Sri , pedasnya bukan main ".

Sri malah tertawa lirih , " Lihat Mak , Ning nyalahin aku , padahal dia sendiri yang ngulek sambelnya ".

" Ah iya , aku lupa Sri ".

" Hemmm dasar....ya sudah kamu berangkat periksa saja biar cepat sembuh , aku berangkat dulu ya , nanti aku tengok lagi ".

" Maaf ya Sri , kamu jadi sendirian berangkatnya ".

" Iya enggak apa - apa ".

" Nanti kalau mau tengok aku lagi , jangan lupa bawa buah tangan ya Sri , boleh tuh bakso depan sekolah kita , pasti enak ". air liur Ningsih sampai ingin keluar hanya karena membayangkan kuah bakso yang lezat.

" Iya , tenang saja nanti sekalian aku kasih sambal yang banyak , biar jadi obat ". Sri pun berlalu setelah mencium tangan Bu Maryam.

" Sudah siang kok baru berangkat sekolah , mau ngapain ?? paling enggak nyampe sekolahan ". sindir Irna , gadis yang membenci Sri , hanya karena banyak laki - laki di desanya yang menyukai Sri , di tambah adiknya yang bernama Hasan pun ikut mengejar cinta gadis cantik itu.

Sri terus berjalan melewati Irna , tanpa menjawab sedikitpun ucapan darinya , karena menurut Sri sangat tidak penting menanggapi ucapan Irna yang selalu saja tak berfaedah.

" Eh , kamu budek ya , di ajak ngomong juga ". teriak Irna, tapi Sri malah makin mempercepat langkahnya.

Yang paling Sri tidak sukai , jalan menuju jalan raya harus melewati rumah Irna.

" Alhamdulillah, akhirnya sampai juga , angkotnya mana sih ". Sri lega sudah sampai di jalan raya , tapi tidak berlangsung lama ada seseorang yang memanggilnya.

" Sri ".

" Eh...Mas Hasan , Mas ada di rumah ?? kapan pulang ?".

" Banyak amat nanyanya , enggak nanya kabar aku dulu nih ?". Hasan tertawa kecil , ia tau gadis di depannya sedang salah tingkah .

" Ah iya , gimana kabar Mas Hasan ?".

" Kabar aku kurang baik Sri .....". Hasan menjeda ucapannya. Sri pun sampai menahan nafasnya , jantungnya sedang tidak baik saat ini , karena berdetak lebih cepat dari biasanya.

" Karena jauh dari kamu ".

" Mas Hasan kalau ngomong suka bercanda ". sela Sri untuk menutupi rasa bahagia di hatinya..... Benarkah Hasan merindukanku...

" Aku tidak bohong Sri , ayo aku antar , kamu mau ke sekolah kan ?".

" Tidak usah Mas , aku naik angkot saja , takut merepotkan ".

" Tentu saja tidak Sri , aku sengaja pulang karena aku kangen berat sama kamu , masa aku sia - siakan jika bisa berduaan dengan kamu , aku ikhlas lahir bathin , apalagi kamu mau aku ajak langsung ke KUA ". Ucap Hasan serius.

" Ke KUA nya nanti dulu ya Mas , jadi lebih baik antar aku ke sekolah dulu ".

" Dengan senang hati ". Hasan dengan cepat memakaikan helm ke kepala Sri.

Kamu perhatian sekali Mas , tapi aku sadar diri , aku harus buang perasaan ini padamu, karena aku yakin sampai kapanpun keluarga kamu tidak akan pernah menerima aku

Dari jauh Irna mengepalkan tangannya. Ia langsung balik arah ketika ia ingat adiknya... Hasan , ada di rumah.

" Kamu memang bebal Sri , dibilang jangan dekatin adikku masih saja nekat , memang dasar ganjen...semua laki - laki mau kamu embat semua ".

" Aku harus bilang ke Mama , ini tidak bisa di biarkan saja , aku tidak sudi kalau sampai Hasan menikah dengan Sri ".

Irna pulang ke rumah dengan segala amarah , ia tidak suka Sri....pokoknya ia sangat membenci gadis itu.

Bersambung....

Hai semua....mampir lagi ya di karya othor yang ke 15.

Jangan lupa dukungannya ya....🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!