AMORA #3

“Kamu baik – baik saja Lea?” Ucap Anne gusar.

“Aku baik – baik saja, semoga.. dia hanya orang Jepang biasa.. aku sudah melupakan semuanya Ann..”

Anne tidak percaya. Melihat wajah sendu Lea dan tatapan mata yang sedih. Jelas sekali Lea tidak baik – baik saja. Lea pasti belum melupakan semua masa lalunya. Anne sangat tahu.

“Mereka pasti mempercayaimu makanya mereka memberikan pekerjaan itu padamu sayang.. tidak apa – apa, terima saja.. Mora akan kami urus dengan baik..” Suara yang menenangkan dari Maria inilah yang lebih manjur dari pada obat manapun.

Lea selalu tenang berada didekat Maria. Sejak kecil Lea hidup sebatang kara di panti asuhan, tidak mengenal kasih sayang dari orang tua. Begitu mendapat uluran tangan dari Maria dengan kasih sayang yang berlimpah, membuat Lea semangat untuk melanjutkan hidupnya yang sempat ingin dia akhiri saat Mora berada di dalam kandungannya. Maria dan Anne adalah malaikatnya.

“Tapi aku menolak bekerja lembur Mom, aku tidak mengubah apapun baik itu aku menjadi sekretaris atau selama  menjadi penerjemah pengganti..”

Marian mengangguk setuju.

“Mora akan tidur disini malam ini, jadi gunakan malam harimu nanti untuk beristirahat..”

Ucapan Maria benar. Tampaknya Lea terlalu berfikir berlebihan setelah mendapat pekerjaan barunya itu. Malam ini akan Lea gunakan untuk beristirahat dari bekerja dan mengurus anak. Lea menetapkan hari ini sebagai harinya. Lea sudah menyusun malamnya sendiri nanti. Sepulang kerja Lea akan mandi kemudian membuat rileks dirinya dengan menonton televisi dan bermalas – malasan hingga lelah.

“Sepertinya aku harus segera berangkat, tamu penting itu akan datang pukul 9 pagi, jadi aku tidak boleh terlambat..”Lea beranjak kemudian mengambil tasnya. Ketika melihat Anne tidak bergeming, Lea melanjutkan ucapannya “Kamu tidak berangkat juga Ann? Apa hari ini kamu menutup Kafe?”

“Aku akan buka nanti siang, hari ini aku ingin berbelanja bahan untuk Kafe yang sudah habis bersama Mommy.. kami yang akan mengantar dan menjemput Mora sekolah. Selama Mora di sekolah aku dan Mommy akan pergi berbelanja..” Terang Anne.

“Oh baiklah, aku berangkat dulu..”

Setelah mencium Mora, Maria dan Anne, Lea segera melajukan mobilnya ke Robert Advertising. Jalanan London masih sepi di pagi hari. Mobil Lea melaju dengan mulus tanpa hambatan.

---

“Good morning Maya..” Sapa Lea kepada resepsionis di depan.

Wanita paruh baya yang sudah bekerja di Robert Advertising sebelum Lea datang, Maya adalah sosok yang hangat dan sangat ceria. Suaranya lembut dan selalu bisa menangani keinginan hingga keluhan tamu yang datang. Lea berteman baik dengan Maya. Hampir empat tahun bekerja disana Lea akrab dengannya, mungkin hal yang membuat mereka akrab adalah karena sama – sama seorang Ibu. Robert Advertising termasuk perusahaan yang ramah terhadap perempuan, mereka membolehkan karyawan untuk menikah, mendapatkan cuti melahirkan hingga enam bulan untuk Ibu dan tiga bulan utuk Ayah, dan ijin mendadak ketika anak sakit. Robert Advertising sangat mentolerir hal itu ditengah kehidupan liberal Inggris. Perusahaan ini bukan hanya sekedar tenpat kerja tapi sebuah keluarga menurut Lea.

Perusahaan yang tidak terlalu besar hanya bangunan dengan tiga lantai, tiga divisi dengan masing – masing kepala Divisi yang juga sekaligus pendiri dan pemegang saham tertinggi. Divisi I manajemen dipegang oleh Owen Robert. Divisi II desain dipegang oleh Nicholas Wilson, dan Divisi II marketing dipegang oleh Alexandro Gotteri. Mereka bertiga adalah teman kuliah yang ketika lulus mendirikan perusahaan yang sekarang menjadi besar. Robert and Friends Advertising masuk menjadi salah satu perusahaan jasa iklan yang sudah terbukti kinerjanya. Setelah diakui oleh pasar dalam negeri, kini RFA singkatan dari Robert and Friends Advertising, mulai menarik pasaran luar negeri seperti negara Eropa, Amerika hingga Asia seperti Korea, Cina, Jepang, Singapura dan Indoensia serta Australia.

Bahkan kini RFA menjadi tempat kerja idaman bagi sarjana desain dan manajemen. Lea tentu saja orang yang sangat beruntung bisa bekerja disana, tanpa gelar sarjana, Lea bisa menjadi sekretaris pimpinan RFA. Meskipun begitu Lea tak kalah dengan mereka yang lulusan sarjana, Lea telah membuktikan jika dia adalah orang yang kompeten dan kerjasama. Sesuai dengan prinsip RFA yang dipasang besar di lobi kantor “No Matter Where You Come From, We Just Need Your Hard Work”.

“Hai.. morning Miss Wilson, bagaimana kabarmu hari ini?” Jawab Maya dengan sapaan yang tak kala hangat.

“Aku selalu baik Maya, bagaimana denganmu?” Lea mendekati Maya kemudian memberikan sapaan pagi seperti biasa.

“Tentu saja aku baik, seperti yang kamu lihat..” Maya membalasa sapaan Lea.

“Apakah tamu penting yang akan datang hari ini sudah datang?” Lea melirik jam tangan kecilnya. Pukul 8.30, tamu itu diperkirakan akan hadir 30 menit lagi.

“Oh sudah..” Jawab Maya.

“Sudah? Bukankah jadwalnya pukul 9 pagi?” Lea terbelalak.

“Entahlah, tamu itu datang bersama dengan Mr. Robert dan Mr. Wilson, mereka tampak akrab.. baru saja datang sekitar sepuluh menit yang lalu..”

“Astaga.. sepertinya aku terlambat..”Ucap Lea setengah berlari meuju lift.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Neng Alifa

Neng Alifa

haaah andaikan itu di indonesia

2025-03-13

0

Mersy Loni

Mersy Loni

penasaran sama tamunya.jgn" tamunya dari masa lalu Lea.

2022-10-08

3

Saepul 𝐙⃝🦜

Saepul 𝐙⃝🦜

Lanjut baca kakak

2022-02-11

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!