Chapter - 03

Dara menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, akhirnya ia bisa beristirahat di kamar mungilnya yang terasa begitu nyaman, setelah hari yang melelahkan baginya.

Ia menerawang jauh saat pertama kali mengenal Dante lewat aplikasi pencarian jodoh. Saat itu Dara begitu kalut mendapat undangan pernikahan dari sahabatnya Yulia, yang artinya hanya tinggal dirinyalah yang belum menikah diantara teman seangkatannya.

Jangankan menikah, kekasih pun Dara tak punya. Untuk itulah, ia terpaksa mendownload aplikasi pencarian jodoh, dan di sana ia bertemu dengan sosok Dante Alvarendra.

Selama chatingan kurang lebih dua minggu, akhirnya mereka sepakat untuk bertemu. Rencananya Dante akan menjemput Dara di rumahnya, setelah itu barulah mereka makan malam romantis.

Sayangnya acara kencan itu berubah menjadi petaka, setelah Dante datang dua jam lebih lama dari janjinya.

"Maaf aku terlambat," ucapnya dengan napas yang terengah-engah, pria itu terlihat sangat berantakan sekali.

Dante menjelaskan jika sesaat sebelum keluar dari kontrakannya, ia mendapatkan telepon dari atasnya mengenai tawaran pekerjaan baru untuknya.

Sehingga dengan terpaksa ia mengubah rute ojeg online yang sudah dipesannya, dari alamat rumah Dara menjadi alamat kantor stasiun televisi swasta.

"Lalu kenapa kau tidak menghubungiku?" tanya Dara kesal.

"Handphoneku mati setelah aku menganti rute ojeg online," jawabnya, ia baru bisa mencharger handphonenya saat tiba di kantor, dengan numpang pada staff finance dan meninggalkan handphonenya di sana, sementara dirinya meeting diruangan yang berbeda.

Satu jam lebih Dante berdiskusi dengan atasannya, ia baru keluar dari ruangan. Ia pikir jika Dara tidak akan menunggunya, namun ternyata ia salah.

Begitu ia mengambil handphonenya, ia mendapat puluhan pesan dari Dara yang mengatakan jika dia akan tetap menunggu Dante sampai pria itu datang.

Dante langsung berlari keluar dari kantor, ia mencegat seorang staf junior yang baru saja keluar dari parkiran, untuk mengantarnya ke rumah Dara.

Macetnya kota Jakarta, memperparah waktu keterlambatannya. Tiba di kediaman Dara, ia melihat gadis itu masih duduk di teras.

Dara memandangi penampilan Dante yang berantakan dengan tatapan matanya yang tajam. "Aku Dante," ia mengulurkan tangannya, meski ia sudah mengenal Dara di aplikasi kencan namun ia tetap mengenalkan dirinya secara langsung.

Dara beranjak dari tempat duduknya, gadis itu sama sekali tidak menjabat tangan Dante. "Aku sudah lapar, ayo kita pergi!" ia berjalan menuju pagar rumahnya.

Dante mengendus kesal mengikuti Dara dari belakang. "Aku tidak bawa kendaraan, mobilku sedang di bengkel. Bisakah kita menggunakan kendaraanmu? Atau mau pesan..."

Dara melempar kunci mobilnya kearah Dante, memintanya untuk menyetir mobil kesayangannya, ia masuk mobil setelah Dante membuka kuncinya.

Kerusuhan terjadi saat Dante masuk ke mobil Dara, dimana bangku kemudi terlalu maju sehingga menyulitkannya untuk duduk.

"Hei... Kau bisa hati-hati dengan mobilku?" tegur Dara semakin kesal dengan Dante. "Aku membelinya dengan hasil jerih payahku."

"Bangkunya terlalu maju, aku tidak bisa duduk," ucap Dante menjelaskan. Akhirnya pria itu duduk dengan tenang, lalu mulai menyalakan mesin mobil.

Saat Dante hendak menurunkan rem tangan, Dara menahannya. "Kau belum mengatakan dimana kita akan makan malam," ucap Dara tanpa menoleh pada Dante.

"Pecel lele atau ayam paling dekat dari sini," jawab Dante sembari mengangkat bahunya. "Atau kau mau nasi goreng? Terserah kau."

Mulut Dara menganga mendengar pilihan tempat makan malam yang Dante tawarkan. "Kau tak lihat aku pakai apa?" ia memperlihatkan gaun malam resmi berwarna merah muda yang ia kenakan.

"Apa masalahnya? Aku rasa tidak ada aturan pakaian pengunjung hanya untuk makan di pecel lele," ujar Dante dengan santai.

Dara semakin murka, ia sudah menghabiskan waktu setengah harinya untuk berdandan. Namun Dante mengacaukannya dengan datang terlambat, pakaiannya yang berantakan dan sekarang malah mau mengajaknya makan di pinggir jalan.

"Kau pria gila!" teriak Dara.

"Apa yang salah? Tadi kau bilang lapar? Ya tentu saja aku mengajakmu ke warung pecel lele terdekat agar kau bisa makan banyak," Dante tak tahu apa salahnya hingga gadis disebelahnya begitu terlihat marah kepadanya.

"KELUAR KAU DARI MOBILKU, DASAR PRIA TIDAK TAHU MALU!"

Dante yang terus mendengar Dara menghinanya pun ikut tersulut emosi. "Dasar kau wanita aneh, dan pemarah."

"Aneh?" Dara tak terima Dante menyebutnya aneh. "Kau pria gila, aku sungguh menyesal menghabiskan waktu dua mingguku yang berharga untuk chating denganmu."

"Aku juga sama, ternyata kau bukan wanita lemah-lembut yang seperti pada chating. KAU PENIPU!"

"Penipu? KELUAR KAU DARI MOBILKU, DASAR PRIA BRENGSEK." Dara memukuli Dante hingga pria itu keluar dari mobilnya.

"Penipu," ujar Dante untuk terakhir kalinya sebelum ia berjalan menjauhi kediaman Dara.

"TIDAK TAHU MALU!" teriak Dara kesal.

Gadis itu masih terdiam didalam mobilnya, lewat kaca spion ia mamandangi Dante yang menjauh. Perlahan air matanya mulai jatuh membasahi pipinya.

Dara menangisi makan malamnya yang kacau, akhir hubungannya dengan Dante, yang artinya ia akan menghadiri pesta pernikahan sahabatnya seorang diri. "Ahhhhh... Dasar pria brengsek..." rengek Dara.

Tak jauh berbeda dengan Dante, pria itu pun merasa sangat kesal dengan makan malam serta hubungannya dengan Dara yang harus berakhir seperti ini, dan itu artinya besok lusa ia harus siap di olok-olok oleh teman-temannya sebagai jomblo abadi.

Dante sendiri tak tahu mengapa dari dulu ia sulit sekali mendapatkan kekasih, padahal ia merasa dirinya tak terlalu jelek. "Hidupku memang sial," gerutunya. Ia bukan hanya sulit mendapat kekasih, tapi juga sulit mendapat pekerjaan.

Hasil meetingnya tadi benar-benar tidak sesuai dengan harapan. Project yang di tawarkannya tidak sebanding dengan pengalamannya, sementara juniornya yang malah mendapatkan project yang ia impikan. Dante merasa ini sangat tak adil, begitu pula soal makan malam ini.

Dante merasa sudah berupaya semaksimal mungkin, namun entah mengapa gadis itu sangat menyebalkan. "SIAL..." teriaknya. Ia kembali memesan ojeg online untuk mengantarnya pulang ke kontrakannya, ia sudah tidak sanggup untuk kemana-mana.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

gimana penampilan Dante kagak berantakan cobak, selama kurang lebih dua jam Dante harus melakukan aktivitasnya secara terburu-buru dan semuanya diluar prediksinya semua

2025-04-16

3

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

katanya mereka sahabatan dengan Max dan Yulia juga? kenapa mereka kenalan lewat aplikasi dating?apa perkenalan mereka terjadi ketika mereka sama2 belum tau jika mereka berada dalam circle yang sama?

2025-04-16

2

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

☠ᵏᵋᶜᶟ🔵🍾⃝ͩ⏤͟͟͞RᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣW⃠🦈

Oalah Dante....Dante....
kenapa juga baterai ponsel kamu pake kehabisan segala seeeh🤦🤦🤦

2025-04-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!