Seorang gadis kecil berlarian dengan riang dan ceria menikmati keindahan yang ada dihadapannya, sebuah tempat yang menenangkan. Ditemani kedua orangtua dan kedua kakak yang begitu menyayanginya.
Mereka sedang menghabiskan waktu liburan. Disana ada danau buatan yang cukup luas jika mereka ingin berkeliling atau sekedar memberi makan ikan karena disana disediakan perahu berukuran kecil yang memuat 2-3 orang. Dan gadis itu menaiki perahu hanya dengan kakak laki-lakinya, ia tak ingin yang lain mengganggu kebersamaannya bersama sang kakak tersayangnya itu.
Selain danau, disana juga terdapat taman dengan berbagai macam bunga yang indah nan cantik. Satu-satunya tempat favorit si gadis kecil, dengan semangat gadis kecil itu menarik lengan kakak laki-lakinya untuk mengikutinya ke taman bunga tersebut, meminta untuk memetikkan bunga mawar putih untuknya dan dengan senang hati sang kakak mengabulkannya.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, gadis itu ikut duduk berhadapan dengan sang kakak beralaskan rerumputan dan langsung merebahkan diri di paha kakaknya. Gadis itu bercerita tentang kesehariannya saat di sekolah dengan semangat, dan tak jarang menanyakan bagaimana keseharian kakaknya itu saat tak ada dia disampingnya, dengan wajah lesu kakaknya itu menjawab jika ia sangat kesepian tanpa kehadiran gadis kecil yang imutnya itu. Tentu gadis itu bahagia mendengar penuturan sang kakak. Tak lama gadis itu tertidur.
Gadis kecil itu selalu mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari kedua orang tuanya dan juga kedua kakaknya, terutama kakak laki-lakinya.
Namun, seketika semua itu hilang dan hanya menyisakan kenangan.
Gadis remaja yang baru saja pulang dari aktivitas kesehariannya, sudah malam dan ia baru sampai di rumahnya. Memang sudah beberapa bulan ini ia pulang saat hari sudah gelap dikarenakan aktivitas di sekolahnya tak hanya belajar di ruang kelas, ia mengikuti ektrakulikuler dan beberapa tugas kelompok yang benar-benar menguras waktu.
Saat membuka pintu, gadis remaja itu di suguhkan dengan kehadiran kedua orang tuanya dan sang kakak laki-laki yang memasang wajah geram serta kakak perempuannya yang menunjukkan wajah mengasihani.
Ia lelah dan ingin segera istirahat, tapi mereka malah mengeluarkan kata-kata yang membuatnya bosan, kesal, memuakkan, marah dan juga sedih. Gadis itu seakan langsung membuat tembok es yang kokoh, ia sudah menebalkan hatinya dengan kata-kata menyakitkan yang ia terima selama 2 bulan ini. Dan saat ini sudah mencapai puncaknya, ia lelah dan mungkin ini pula saatnya ia melepaskan segalanya. Termasuk rasa percayanya terhadap mereka.
"Sudah berapa kali papa bilang sama kamu, jangan pulang malam. Coba contoh kakak perempuanmu, dia tidak pernah mengecewakan papa." Ucap sang papa dengan tegas dan dingin, tak ada bentakan tapi cukup membuat hati teriris.
Gadis remaja itu hanya diam menunduk. Terlihat dari ekor matanya sang papa langsung meninggalkan tempat.
"Cobalah untuk tidak mengecewakan mama dan papa mu, seharusnya mama masukkan kamu ke tempat sekolah yang sama dengan kedua kakakmu, lihat kakak perempuanmu yang selalu pulang tepat waktu dan tidak banyak tingkah." Kembali terdengar ucapan rendah nan dingin yang masuk ke gendang telinganya, suara sang mama. Dan gadis remaja itu masih dengan tundukkan kepalanya, kembali ia di tinggalkan.
"Jadi perempuan itu harus berharga, pulang tepat waktu bukannya kelayapan sampai malam, perempuan itu lebih baik diam di rumah jika tak ada hal yang penting yang mengharuskan keluar. Seperti kakakmu."
Deg! Suara yang sangat gadis itu kenal baik di telinganya, suara yang selalu ia rindukan, suara yang selalu membuat lelahnya menghilang kini malah membuat hatinya seakan mati membeku. Kakak laki-laki yang selalu ia kagumi sekarang begitu memojokkannya, membandingkannya dengan suara dingin tak tersentuh sarat akan kekecewaan.
Gadis remaja itu mengangkat kepalanya guna melihat wajah sang kakak laki-lakinya itu, namun itu tak terpenuhi, ia hanya melihat punggung tegap sang kakak yang meninggalkannya juga. Tak sengaja ia melihat ke arah dimana sang kakak perempuan berada, disana ia menunjukkan raut wajah yang mengasihani. Sungguh itu benar-benar membuat hatinya kembali keras membeku, berkali-kali lipat.
Ia berlari masuk ke kamarnya, disana ia tak hentinya menangis tanpa mengeluarkan isakan sedikitpun. Tangisan yang begitu menyayat hati. Ia tak habis pikir jika kakak yang selama ini selalu berada dipihaknya kini berpindah haluan, dan yang lebih menyakitkan itu saat ia dibandingkan dengan kakak perempuannya. Mereka tak mengerti, mereka hanya menilai dengan sudut pandang mereka sendiri tanpa menoleh sedikitpun pada sudut pandangnya.
"Kakak..." Lirihnya dengan derai air mata.
"Ken..kenap..pa?" Nafasnya mulai tak teratur membuat ucapannya terbata. Air matanya semakin deras menandakan begitu sedihnya ia akan perlakuan kakaknya itu.
"KAKAK!" Teriak seorang perempuan yang langsung terbangun dari tidurya.
Mimpi tentang kenangannya di setiap malamnya yang selalu mengingatkan kenangan memilukan, seperti kaset rusak yang terus menerus di ulang tanpa henti menjadi mimpi buruknya. Kejadian yang tak pernah bisa ia lupakan, kejadian pertama kali seseorang yang begitu disayanginya menjadi begitu membenci dirinya.
Perempuan itu Farah Aisyah Wijaya, perempuan yang baru saja menduduki bangku kelas 3 SMA. Sudah 4 tahun ia berubah menjadi sosok dingin dan ketus, kejadian yang membuatnya di kelilingi dinding yang menjulang tinggi nan kokoh.
Di usapnya dengan kasar sisa air mata yang ada di sudut matanya.
"Menyebalkan!" Kesal Aisyah yang tak dapat berhenti mengeluarkan air mata.
Aisyah bergegas melangkah menuju kamar mandi, memulai aktivitas kesehariannya seperti biasa.
Mengenakan baju seragam dengan celana jeans dan rok yang ia bawa dalam tasnya karena ia akan mengendarai motor, di pakainya jaket kulitnya dan menyampirkan tas di pundak kanannya lalu mengambil kunci motor dan helm full facenya.
Selesai bersiap, ia langsung melesat pergi dengan motor sportnya tanpa menyapa atau pun berpamitan pada orang tuanya dan kedua kakaknya. Ia tak ingin jika paginya penuh dengan kekesalan dan luka yang menyayat hati karena sikap mereka terhadapnya.
🐼🐼🐼
Salam mata panda🐼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments