Suatu pagi yang cerah, suasana di SMA Harapan Nusantara terasa berbeda. Spanduk besar terbentang di gerbang:
“Selamat Datang Kepala Dinas Pendidikan dan Bupati Harapan Raya”
Seluruh siswa mengenakan seragam terbaik mereka. Aula utama dihias sedemikian rupa, lengkap dengan panggung kecil, bunga-bunga segar, dan layar besar yang menayangkan video prestasi siswa.
Pak Arka berdiri di depan kelas 3A, wajahnya sedikit tegang namun penuh kebanggaan.
“Anak-anak, hari ini adalah buah dari perjuangan kalian. Jaga sikap, ya... Jangan ada yang joget TikTok di depan Bupati.”
Reza spontan menyimpan tripod-nya.
Tepat pukul 09.00, rombongan dari Dinas Pendidikan dan Bupati tiba. Kepala Sekolah menyambut mereka dengan hangat. Seluruh siswa berdiri menyanyikan lagu kebangsaan dan yel-yel sekolah.
Sesi presentasi pun dimulai. Tim 3A menampilkan karya mereka:
Inovasi Andi “Goo Green”
Video dokumenter Reza dan Deri
Puisi Amira
theater Lia
Pak Yunus selaku bupati terkejut melihat mereka dan bertanya." loh, siswa yang lainnya kemana ?"
suasana hening dengan suara jangkrik."pak, sekolah ini cuman ada 10 murid." ucap Mulya kepala dinas pendidikan Nusantara.
Semua ditampilkan dengan gaya khas mereka pintar, lucu, penuh semangat. Saat Andi mempresentasikan alatnya, alat itu kembali mengeluarkan suara ‘kentut’ sebelum menyalakan lampu LED. Seluruh aula tergelak, termasuk Bupati.
“Wah... inovatif dan menghibur. Ini anak layak jadi duta lingkungan,” ujar Bupati sambil tertawa. Setelah semua sesi presentasi selesai, acara utama dimulai.
Kepala Dinas Pendidikan maju ke podium:
“Jarang sekali kami menemukan sekolah dengan kreativitas sekaya ini. SMA Harapan Nusantara, terutama kelas 3A, adalah bukti bahwa pendidikan bisa menyenangkan dan tetap berkualitas.”
Bupati pun memberikan sambutan:
“Saya bangga. Di tengah berita negatif soal remaja, ada anak-anak seperti kalian yang bisa membawa nama baik daerah. Bukan hanya pintar, tapi berani, kreatif, dan kocak!”
Lia bisik ke Amira, “Itu kata ‘kocak’ resmi masuk sambutan Bupati. Bangga banget.”
Kemudian, satu per satu siswa 3A dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan:
Piagam Prestasi Nasional
Medali Inovasi Pendidikan
Sertifikat Duta Kreativitas Daerah
Bahkan Pak Arka mendapat penghargaan sebagai “Guru Pembina Terinspiratif.”
Suasana haru menyelimuti aula. Amira hampir menangis, tapi Reza langsung mengalihkan dengan berkata, “Tangisannya jangan sampai kena medali, nanti luntur.”
"aku bangga sama kalian komandan !" teriak Jaka menahan tangis.
Setelah pemberian penghargaan, sesi foto bersama dimulai. Reza mengatur tripod untuk selfie massal.
Seketika, muncul ide dadakan:
“Pak Bupati, boleh gak gaya bebas?” tanya Reza.
Bupati tertawa, “Boleh dong, asal jangan salto.”
Dan... foto bergaya bebas pun jadi kenangan manis yang viral di media sosial.
Di akhir acara, Bupati berkata,
“Kami akan mengadakan program kerjasama khusus dengan SMA Harapan Nusantara. Mulai tahun depan, sekolah ini akan jadi rintisan sekolah berbasis kreativitas dan inovasi.”
Seluruh siswa bersorak. Pak Arka nyaris pingsan bahagia. Kelas 3A? Mereka langsung merancang ide baru:
“Gimana kalau kita bikin festival sekolah? Namanya FESTIGILA: Festival Gila tapi Berfaedah.”
Dan seperti biasa... ide itu malah disambut serius oleh pihak sekolah.
...----------------...
Setelah merayakan kemenangan nasional dan beasiswa yang diraih oleh Lia, Andi, dan Amira, suasana kelas 3A makin membara. Bukan karena iri, tapi semangat untuk ikut bersinar.
Deri, si jenius bisnis, tidak mau hanya menjadi penonton kesuksesan teman-temannya.
“Kalau mereka bisa lewat eksperimen dan puisi, aku bisa lewat investasi,” ujarnya dengan wajah serius sambil menatap grafik saham di laptopnya.
Ia mengumpulkan semua uang hasil penjualan produk online-nya, ditambah sedikit pinjaman dari temannya (termasuk Reza), dan menanamkan modal tersebut ke sebuah startup teknologi hijau yang sedang naik daun.
Beberapa hari kemudian, Reza yang mulai curiga karena Deri belum mengembalikan uangnya, bertanya dengan santai:
“Bro, duit gua udah bisa balik belum?”
Deri sambil meminum kopi hitam, menjawab tenang, “Belum, gua tanam lagi investasinya. Kalau nunggu lima tahun, bisa naik 300%.”
Reza terdiam. Mata mulai melotot.
“LIMA TAHUN? BRO GUA MAU BELI MOUSE GAMING!”
Deri membalas sambil senyum, “Sabar itu investasi terbaik.”
Reza langsung berdiri, mengambil papan tulis kecil, lalu menulis:
“INVESTOR GILA, UANGKU LENYAP.”
Kelas langsung ribut. semua ngakak sambil pegang perut. Andi bahkan hampir menjatuhkan beaker-nya. Amira menulis puisi satir berjudul “Reza dan Mimpi Mouse Gaming yang Hilang.”
Keesokan harinya, Reza memutuskan untuk membuat video dokumenter berjudul:
“Cara Teman Sendiri Membuatmu Kaya Tapi Sakit Hati.”
Video itu viral di kalangan sekolah. Bahkan guru ekonomi, Pak Surya kepala sekolah SMA Negri 3 Nusantara menanggapinya dengan serius:
“Bagus, ini bisa jadi studi kasus kelas. Tentang investasi jangka panjang dan risiko kehilangan teman.”
Namun seminggu kemudian, kabar mengejutkan datang. Startup tempat Deri menanamkan dana diumumkan mendapat suntikan dana internasional. Nilai investasinya melonjak tiga kali lipat.
Deri langsung menghampiri Reza dengan senyum lebar dan mengatakan:
“Bro... uang lo gua balikin, plus bonus. Gua transfer sekarang.”
Reza menerima transfer sambil berkaca-kaca. “Maaf gue bikin meme tentang lo jadi tuyul investasi.”
Deri nyengir. “Gapapa. Tuyul juga cuan.”
Akhirnya, Reza membeli mouse gaming impiannya. Tapi lebih dari itu, dia dan Deri membuat vlog edukasi berjudul:
“Investasi Gak Harus Nyebelin: Kisah Dua Sahabat dan Satu Startup.”
Video itu dijadikan referensi dalam pelajaran kewirausahaan seluruh sekolah. Bahkan beberapa guru mulai konsultasi bisnis pada Deri.
Tentu, kekonyolan tetap terjadi: saat Reza ingin menunjukkan mouse barunya, dia malah bawa remote TV ke kelas.
Toni nyeletuk, “Itu bukan mouse, itu pengendali waktu?”
Dan tawa pun menggema di seluruh kelas.
Jaka tak tinggal diam, ia akan mewujudkan cita-citanya, ia berlatih sepulang sekolah push up dan joging, Jaka selalu memutari basecamp para tentara dan hormat di patung pahlawan.
"ada apa dengan anak itu ?" tanya tentara yang berjaga di pos.
"hey nak, apa yang kau lakukan." ucap tentara mendatanginya.
Jaka berlari ketakutan." maaf pak, aku hanya hormat kok."
Para tentara melirik satu sama lain keheranan. Jaka berlari berkeliling menuju bukit dan tak sengaja melewati spanduk yang bertuliskan "penerimaan calon tamtama lulusan SMA."
Matanya berbinar seolah sebuah harapan cahaya akan menghampirinya, ia membuka ponsel dan memfoto spanduk tersebut. Jaka lalu mengirim gambar itu di grup dan berkata.
"aku tak akan kalah dari kalian semua, aku akan membuktikan mimpiku, aku akan daftar."
Balas Reza di grup."oy, fokus sekola dulu Jak."
"elu gimana sih Jak, itukan tamatan SMA, ijazah Lo belum keluar tau, UN aja masih lama." balas Sinta.
"semangat, demi ayang." balas cindi.
"mending lu fokus belajar dan latih fisik secara konsisten aja."balas Toni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments