Dari semua hal yang bisa dibayangkan, tak ada yang menyangka bahwa Amira si cewek tajam dan blak-blakan, akan ikut lomba baca puisi tingkat kota. Lebih mengejutkan lagi, puisinya… lucu.
"Gue gak bisa jadi galau kayak pujangga-pujangga itu," katanya pada Lia dengan nada lembut dan rambut menutupi wajah.
Cindi merengutkan kedua alisnya.
"Terus lo mau baca puisi tentang apa?"
"Tentang mie instan dan cinta sepihak." ucap Amira.
Tema lomba puisi tahun ini adalah “Cinta dalam Keheningan.”
"sepertinya, kau harus membuat puisi cinta yang unik." ucap Sinta.
"benar komandan, apakah kau ingat saat kita berdebat tentang mie instan ?" tanya Jaka.
"besok adalah hari pertempuran mu, tunjukan kehebatanmu dalam berpuisi Amira."ucap Arkan dengan penuh semangat.
Amira memiliki ide." baiklah, kalau begitu aku akan membuat puisi yang unik untuk lomba besok."
Keesokan harinya. Arka, Reza, Amira, Sinta dan cindi. Mereka ikut ke gedung bupati Nusantara mengikuti lomba puisi tingkat kecamatan.
"aku boleh ikut tidak ?" ucap Lia dengan dingin.
"jangan !" teriak mereka.
Di perjalanan Reza yang sibuk mengecek akun tiktok nya."video Andi dan Lia meledak viral kembali." ucap Reza tertawan.
Sinta, cindi dan Amira melihat." mereka buka kagum dengan kepintaran Andi, tapi kecerobohannya salah masuk ruangan." ucap Amira.
"ya, tapi. Beberapa pihak sekolah memuji kepintaran Andi dan mengapresiasi nya."
"lah, kok baju Andi kebesaran ?" ucap Sinta.
"ini ulah Dina, ia salah memberi ukuran." ucap Reza.
Saat mereka ber 5 sampai di gedung kantor bupati, Amira dan yang lainya turun dari mobil dan berkumpul di lapangan kantor bupati, mereka diberikan name tag masing-masing.
kepala sekolah SMA 2 negeri Nusantara pak Yono melihat mereka."incar anak itu dan ambil teks pidatonya."
2 siswa SMA 2 negeri Nusantara membuntuti Amira. mereka berpura-pura menyenggol Amira dan mengambil teks yang ada di saku ranselnya.
"plak.." bunyi Amira bersenggolan dengan siswa itu. "maaf."
Dengan cepat mereka mengambil dan menyimpan kertas catatan membuangnya ke tong sampah.
Semua peserta di panggil dan naik ke atas mimbar satu per satu, pak Yunus selaku bupati Nusantara juga ikut menyaksikan lomba puisi yang di adakan di depan kantornya.
Kebanyakan peserta tampil dengan puisi penuh air mata dan nada lirih, lengkap dengan musik piano dan ekspresi mendayu.
Giliran Amira? Dia muncul dengan seragam sekolah lengkap, bawa termos mie instan dan berdiri penuh percaya diri.
Amira memeriksa saku tasnya, ia merogoh dalam-dalam." teks ku hilang." ucap Amir.
Reza bersiap memegang camera dan merekam video Amira yanga akan tampil. Ia mendorong Amira dengan cepat maju."tunggu ! Kertasku." ucap Amira.
"ayo maju." ucap Sinta.
Untungnya. Amira mempunyai ingatan yang baik, ia maju tampil beda dengan para peserta lainya tak menggunakan teks.
Belum saja di mulai, Amira tertawa cekikikan terlebih dahulu. Semua penonton terdiam melihat tingkah Amira. Pak Yunus mengang kat satu alisnya menatap Amira keheranan.
"apa dia salah minum obat ?" tanya Cindi.
"Judul puisi saya: Kau Rebus Aku, Tapi Kau Makan Bersama yang Lain."
Seluruh penonton menahan tawa. Para juri langsung menegakkan badan, Termasuk pak Yunus bupati Nusantara.
Amira mulai membacakan puisinya dengan gaya teatrikal:
Kau belikan aku mie rasa kari, Katamu, itu favoritmu dan aku. Tapi kau rebus mie itu… Bersama dia.
Air mataku mendidih di panci yang sama, Aku bubuk cabai yang kau lupakan, Aku sayur kering yang kau buang.
Dan kini kau makan bahagia, Bersama dia yang bahkan tak tahu cara membuka bungkus bumbu.
Satu penonton tertawa dan tepuk tangan. Bahkan juri yang paling kaku terlihat menahan senyum.
Amira menutup puisinya dengan gerakan dramatis:
Aku bukan topping, Aku adalah rasa sejati. Tapi kau pilih mie kuah cinta palsu, Daripada aku: mie goreng perjuangan.
"BEH.. DALEM BANGET KAKAK." teriak sinta.
Saat turun dari panggung, Andi langsung berseru, "Mir, itu puisi atau stand-up comedy?!"
"Itu ekspresi hati yang digoreng setengah kering," balas Amira.
Pak Yunus memberikan tepuk tangan." baru kali ini ada peserta yang berani melawak."
"lagian tak salah juga, agar suasana menjadi tak tegang ya pak." ucap ajudan pak Yunus.
Reza sudah sibuk upload videonya ke YouTube dengan judul: “Puisi Termanis Tentang Patah Hati dan Mie Instan.”
Beberapa hari kemudian, pengumuman keluar. Dari puluhan peserta, juri memilih tiga besar.
"Juara pertama lomba puisi tingkat kecamatan… jatuh kepada Amira dari SMA Harapan Nusantara !"
Amira terdiam.
"Eh serius? Gue menang?! Gue pikir juri bakal marah!"
Salah satu juri menghampiri dan berkata, "Puisi kamu berbeda. Kocak, segar, dan... menyakitkan dengan cara baru."
Amira di panggil bupati bersama yang lainya, mereka berbincang-bincang mengenai perlombaan yang akan datang di tingkat kabupaten Nusantara.
"aku tak menyangka, walau sekolah ini akan di tutup tahun depan oleh dinas pendidikan, tenyata siswa-siswi yang hanya berjumlah 10 orang memiliki bakat terbaik." ucap pak Yunus bangga.
"dengan hormat kami, kami sangat terpuji atas pujian yang pak Yunus berikan." ucap pak Darman.
"siapa yang selama ini sabar mengajar mereka pak ?" tanya pak Yunus.
Pak Darman melirik Arka." dia adalah guru honorer yang terjun mengajar mereka semua dengan sabar." ucap pak Darman tersenyum.
pak Yunus memberikan apresiasi kepada Arkan, seorang guru muda yang berhasil merangkul muridnya.
Mereka berfoto bersama dengan pak Yunus. Membuat sekolah SMA yang lain iri dengan keberhasilan mereka.
Sekolah pun kembali heboh. Kali ini, bukan karena eksperimen kimia, bukan karena konten viral, tapi karena puisi cinta dan mie instan.
Pak Arka memasang puisinya di papan majalah dinding sekolah. Judulnya dicetak tebal:
“Kau Rebus Aku, Tapi Kau Makan Bersama yang Lain” – Sebuah Tragedi Rasa.
Dan dari situlah muncul tren baru: puisi-puisi absurd penuh rasa... dan bumbu mie.
...----------------...
"Lagi-lagi penghasilan video kita bertambah menjadi beberapa 30 juta !" teriak Reza.
"kalau begitu, kita bagi hasilnya. Deri kau ku tunjuk sebagai sekretaris keuangan." ucap pak Arkan.
Arkan melanjutkan lagi perkataanya."belikan Sinta laptop, sedangkan untuk cindi belikan peralatan kosmetik untuk merias para pejuang kelas ke tingkat kabupaten selanjutnya." ucap Arkan penuh semangat.
"siap pak !" teriak Deri.
habis ini, kita akan merayakan kemenangan. Berkumpulah di atas bukit Nusantara, kita akan piknik dan makan bersama di Sana.
Semua bersorak senang dan memeluk pak Arkan. "siap bapak yang baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments