Bab 2. Pria Asing

Semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut merasa terkejut dengan ucapan Pria asing itu, begitu juga dengan Rayya. Livia dan Putra pun merasa sangat terkejut. Mereka tidak menyangka kalau Rayya akan di lamar oleh pria asing setelah dipermalukan sedemikian rupa oleh mereka berdua.

"Perkenalkan, namaku Saka." ucap pria asing yang ternyata bernama Saka itu sambil mengulurkan tangannya kepada Rayya.

"Rayya." Rayya menerima uluran tangan Saka dan mereka pun berkenalan.

"Senang bertemu denganmu, " ucap Saka lagi,

Namun sesaat kemudian dia berlutut dengan satu kaki menempel ke lantai dengan sebuah tangan memegang sebuah kotak perhiasan kecil. Dan Apa yang dilakukan oleh Saka itu benar-benar membuat Rayya dan orang-orang yang ada disana merasa terkejut untuk kesekian kalinya.

"Will you marry me? " kata pria itu tanpa ragu.

Sontak saja ucapan pria itu kembali membuat heboh seisi ruangan. Bagaimana bisa dua orang asing yang belum saling mengenal sudah berani untuk melamar. Itu sungguh sulit di cerna oleh akal sehat mereka.

"Kau bercanda?" ucap Raya lirih.

"Tidak, cepatlah Terima lamaran ku ini. Setidaknya apa yang aku lakukan bisa mengobati rasa malumu dan menampar kedua penghianat itu. " kata Saka sambil melirik sepasang sejoli yang sedang menatap ke arah mereka dengan kesal.

"Tapi? " Rayya merasa ragu

" Yang penting sekarang kita jalani dulu, kedepannya kita pikirkan nanti, " ujar Saka yang merasa gemas sendiri saat Rayya masih belum memutuskan keinginannya saat ini, padahal hanya dengan cara itu dia bisa mempertahankan harga dirinya.

"I will, " jawab Rayya cepat dan membuat senyum lebar terbit di bibir Saka.

Pria itu langsung berdiri dan, menyematkan cincin yang dia siapkan di jari manis Rayya, begitupun sebaliknya. Rayya tidak menyangka kalau ternyata sakit hatinya akan langsung dibayar tunai walaupun dengan pria yang tidak dia kenal sama sekali dan baru pertama kali dia bertemu dengan pria itu.

"Sekarang kita sudah resmi bertunangan. Bagaimana kalau kita langsung menikah saja hari ini juga. " ucap pria itu tanpa basa basi lagi.

"A– apa? jangan gila. " kata Rayya yang mulai merasakan ketakutan karena pria itu terlalu vulgar mengatakan semua yang dia pikirkan secara gamblang.

"Aku tidak gila. Dari situasi yang aku lihat ini, aku rasa kamu tidak diperlakukan adil oleh keluargamu. Terbukti mereka sama sekali tidak merasakan sedih saat kau di campakkan oleh pria itu. Tapi lihatlah saat saudaramu yang dipilih oleh pria itu, bukankah orang tuamu merasa sangat bahagia." ucap Saka dengan pengamatan yang tepat.

Rayya menatap kedua orang tuanya dan pasangan penghianat disana. Memang sepertinya mereka tidak keberatan sama sekali jika dia dipermalukan dan dihina sedemikian rupa oleh Putra. Tapi mereka sangat bahagia saat Putra memilih Livia adiknya.

Jadi, apakah ketidak adilan itu terlihat dengan jelas, sehingga orang yang baru dia kenal saja sudah bisa menilai ketidak adilan yang sudah dia Terima di keluarganya.

"Hey, jangan seenaknya kamu mau menikahi anak orang. Sebaiknya kamu katakan dulu siapa kamu sebenarnya dan apa pekerjaanmu. " tanya Arin ibu dari Rayya.

"Ya, seperti yang ibu lihat, aku hanya pria biasa yang tidak bisa melihat ketidak adilan yang di Terima dari keluarganya. Jadi apakah salah jika aku ingin mengangkat derajat anak kalian dengan menikahinya dan membahagiakannya jika kalian tidak bisa membahagiakannya." jawab Saka.

"Oh, jadi cuma pria biasa. Ya sudah nikahi saja kakakku itu. Kalian memang pasangan yang cocok. Benar kan Ayah, ibu. " kata Livia dengan tatapan mengejek, sekarang dia tidak akan khawatir lagi untuk disaingi.

"Hmm, sepertinya dia hanya seorang sales sebuah perusahaan atau pekerja magang. Lihatlah pakaiannya kemeja putih dan celana hitam. Bukankah itu seperti pakaian seles panci yang menawarkan barang dagangannya dari rumah ke rumah. " tebak Putra ikut mencemooh.

"Benarkah? Wah kalau begitu kalian benar-benar pasangan yang sangat cocok. Si perempuan adalah pelayan toko kue dan prianya seorang sales. Bagus sangat cocok. Nikahkan saja mereka ayah ibu, tak perlu pesta mewah cukup nikah di KUA saja. " sahut Livia dengan senyum yang sangat menyebalkan.

"Iya, kau benar, nak. Kamu nikahi saja dia. Dari pada menjadi beban di keluarga kami. Tidak perlu memintaku menjadi walinya, gunakan wali hakim saja. " ujar Irwan begitu teganya.

"Ayah–, "

Rayya benar-benar tidak percaya kalau ayahnya akan tega mengatakan itu. Bukankah dia dan Livia adalah anaknya, kenapa begitu mencolok perbedaan perlakuan yang dialami oleh mereka berdua?

Saka menggenggam erat tangan Rayya dan menatap yakin kepada kedua orang tuanya dengan senyuman tulus.

"Baiklah jika itu mau kalian, aku akan menikahi Rayya hari ini juga. Terima kasih atas restu dari kalian semua. Terutama anda Ayah mertua. " ujar Saka

"Ayo, Rayya kita menikah sekarang juga. " Saka langsung menarik tangan Rayya dan menjauh dari tempat itu.

Rayya memandangi kedua orang tuanya dengan tatapan tak percaya. Kenapa mereka begitu tega membiarkannya menikah dengan pria asing dan tidak dikenalnya sama sekali. Bahkan tidak mau menjadi walinya.

"Ayah, aku membutuhkan ayah untuk menjadi wali, ayah. Kenapa ayah begitu tega padaku. " Rayya seolah protes namun apapun yang di katakan oleh Rayya, Kedua orang tuanya tidak peduli dan malah meminta pembawa acara untuk melanjutkan acara pertunangan Livia dan Putra.

"See, bahkan keluarga mu tidak pernah peduli padamu. Mereka tidak peduli sama sekali dengan kebahagiaan mu, sama siapa kamu menikah, kau sudah makan atau belum. Aku rasa mereka tidak pernah peduli sama sekali denganmu. " bisik Saka di telinga Rayya, untuk menyadarkan perempuan itu kalau dia tidak diharapkan sama sekali.

Rayya menghapus air matanya dengan kasar dan menatap Saka dengan tajam. Memang benar apa yang dikatakan oleh pria itu. Dia tidak dapat menyangkalnya sama sekali. Dan dia sudah memutuskan sesuatu untuk semua ketidak adilan yang sudah dia Terima selama ini.

"Baiklah, ayo kita menikah sekarang juga. "

Saka tersenyum lebar mendengar keputusan Rayya. Akhirnya wanita itu setuju untuk menikah dengannya. Dengan begitu semua menjadi sempurna. Dia juga terselamatkan dari perjodohan konyol yang akan di siapkan oleh kedua orang tuanya.

Mereka berdua segera meninggalkan tempat yang penuh drama itu menuju Kantor Urusan Agama. Mereka akan melakukan sesuatu untuk masa depan mereka berdua kedepannya.

Jujur saja, Rayya sebenarnya sudah sangat lelah menghadapi keluarganya yang selalu pilih kasih terhadap dirinya atau Livia. Dia yang harus berkerja keras, dan mereka yang menikmati hasilnya.

Tapi sekarang Rayya tidak akan pernah mau dimanfaatkan lagi oleh mereka, setelah melihat semua yang terjadi hari ini. Dan mungkin ini adalah jalan yang diberikan Tuhan kepadanya agar terbebas dari keluarganya itu.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

good Rayyan km akan bahagia saya yakin saka bukan pria biasa pasti dia seorang pimpinan. perusahaan yg menyamar menjadi pria biasa .moga2 putra bekerja di perusahaan saka tnp putra tau siapa pemilik perusahaan tmpt nya bekerja

2025-04-02

2

Adinda

Adinda

sepertinya Raya bukan anak kandung mereka

2025-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!