Sasa yang mendengarnya sontak terkejut. Wajahnya seketika memerah dengan tangan yang terkepal erat. “SASA GAK MAU!” Tolak gadis itu memekik.
“papa gila ya?!”
mimpi apa dia semalam sampai terjadi hal seperti ini? Dia sedang adem ayem, tak ada hal apapun, hidupnya damai dan tentram kemudian datang berita dirinya akan dinikahkan. What the fu*k?!
Sasa tak bisa mengerti hal ini, berkali kali ucapan ucapan kasar terlontar dari bibirnya.
“Natasa, ini demi kebaikan kamu. kamu tahu papa semakin tua, tak sanggup terus merawat kamu yang nakal. Terlebih sikap kamu yang gak berubah” Damar berusaha menenangkannya.
“Pokok nya sasa gak mau, titik. Kalo emang papa udah gak sanggup rawat aku, urusin aku. Oke, sasa keluar dari rumah. Sasa bisa pergi! Tapi gak harus nikah nikah segala! Sasa masih sekolah, masih di bawah umur, masih muda, masih ingin kuliah dan banyak hal yang harus sasa capai. Bukan malah nikah muda!” Pekik sasa dengan marah.
“NATASA FABIOLA!” bentak damar tak sengaja.
hal itu membuat sasa semakin marah, namun tak urung membuatnya bungkam. Mata nya berkaca kaca hendak menangis, namun sekuat tenaga dia tahan. Dia tak mau terlihat cengeng di depan orang asing.
sepanjang perjalanan hanya suasana canggung yang menemani mereka. Galang pun pamit lebih dulu karena ada urusan mendadak. Pun sasa yang tak kunjung berbicara, membuat damar khawatir pada putrinya.
“sasa, dengerin papa sebentar” bujuk damar pada sang putri.
Tapi sasa tak mendengarkan, dia membanting tas nya sembarang lalu berlari menuju kamarnya. Pintu kamar di banting dengan kerasnya sampai menimbulkan suara.
damar menghela nafas perlahan. Duduk di sana dan menenangkan dirinya, menghadapi sasa memang membutuhkan tenaga ekstra juga kesabaran setebal buku.
Bukan tanpa alasan dia menjodohkan sang putri, ini semua karena sasa yang semakin susah di atur. Takutnya nanti sasa semakin bebas dan kehilangan batas. Untuk mencegah hal itu terjadi damar memilih menikahkan putrinya dengan anak dari teman nya.
Tak berselang lama sasa keluar dari kamar dengan menyeret koper besar. Tentu hal itu membuat damar terkejut, segera dia hentikan sasa yang hendak pergi itu.
“apa apaan ini sa? kamu mau kemana bawa koper kayak gitu?” tanya damar dengan murka.
“lho, bukannya ini kemauan papa? Papa udah gak sanggup kan urusin aku, gak mampu lagi rawat sasa? Dari pada harus kasryeinewin lebih baik sasa pergi aja dari rumah” cerca sasa.
Damar menghela napasnya penuh frustasi. kenapa anaknya itu sangat keras kepala sekali sih?
“jangan pergi sasa. Papa gak pernah mau kamu pergi, jangan pergi dari rumah” bujuk damar lagi.
Namun sasa yang sudah bulat bertekad untuk keluar dari rumah. “Dari pada sasa harus nikah sama cowok itu, lebih baik sasa pergi” ujarnya menyeret koper itu keluar rumah.
Namun belum sempat langkah kakinya keluar dari rumah, suara keras membuatnya terhenti. Sasa berbalik dan saat itu juga matanya membulat kaget pun mulai panik.
Damar tergeletak di lantai tak sadarkan diri, gadis itu segera menghampirinya dengan berlari. Dirinya mulai panik dan memanggil manggil nama sang papa.
Namun damar tak kunjung membuka matanya. Membuatnya semakin dilanda cemas, dia keluar dan meminta tolong pada warga sekitar.
Untungnya ada beberapa warga yang membantunya dan mulai mengangkat sang ayah untuk dibawa ke rumah sakit. Sasa pun urung pergi dan menemani papa nya di rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments