Andini duduk di ruang wawancara, perasaan campur aduk antara gugup dan bersemangat. Andini mengenakan blazer hitam yang rapi, dipadukan dengan celana panjang biru gelap. Di hadapannya, sebuah meja kaca besar memisahkannya dari dua orang yang duduk di seberang, seorang pria paruh baya yang tampak serius, dan seorang wanita muda yang tampak lebih santai namun tetap profesional.
"Selamat siang, Andini. Terima kasih sudah datang tepat waktu," kata pria itu dengan nada suara tegas, sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
"Selamat siang, terima kasih telah memberi kesempatan kepada saya," jawab Andini dengan suara yang agak gemetar, namun berusaha menjaga kesan percaya diri.
Pria itu tersenyum kecil, lalu membuka laptop di depannya. "Mari kita mulai dengan sedikit perkenalan. Bisa ceritakan sedikit tentang diri Anda dan apa yang membuat Anda tertarik melamar di perusahaan ini?"
Andini menarik napas dalam-dalam dan mengatur pikirannya sejenak. Ini adalah momen yang telah ia persiapkan selama berminggu-minggu.
"Nama saya Andini, saya masih berkuliah di kampus Xxx. Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap perusahaan ini. Saya tertarik untuk bergabung dengan perusahaan ini karena reputasinya yang sangat baik dalam inovasi teknologi dan saya merasa keterampilan saya akan cocok dengan posisi yang Anda tawarkan."
Pria itu mengangguk sambil mencatat sesuatu di laptopnya, sementara wanita muda di sebelahnya tersenyum dan ikut bertanya
"Bagaimana pengalaman Anda dalam bekerja dengan tim? Apakah Anda pernah menghadapi situasi yang menantang dan bagaimana Anda menghadapinya?"
Andini sedikit tersenyum, mengenang pengalaman sebelumnya saat bekerja dalam proyek kelompok di kampus.
" Tentu saja, setiap tim memiliki tantangan tersendiri, namun saya belajar untuk mendengarkan setiap pendapat dan mencari solusi bersama. Salah satu tantangan terbesar kami adalah menghadapi tenggat waktu yang ketat, namun dengan komunikasi yang baik dan pembagian tugas yang jelas."
Wanita muda itu mengangguk, "Itu sangat bagus. Keterampilan komunikasi dan kerja tim memang sangat penting. Lalu, bagaimana dengan keterampilan teknis Anda? Apakah Anda nyaman menggunakan berbagai alat dan teknologi yang kami gunakan di sini?"
Untung nya Andini serba bisa, otaknya pun encer. kalo hanya menganggukkan teknologi Andini jagonya.
Ya walaupun kerjaan ini tidak sesuai dengan jurusan yang di ambil oleh Andini, tapi mau bagaimana lagi yang penting Andini memiliki pekerjaan paruh waktu dengan bayaran yang lumayan.
Andini mengangguk, merasa sedikit lebih percaya diri. "Saya sudah terbiasa menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti Python, Java, dan SQL. Selain itu, saya juga memiliki pengalaman menggunakan tools seperti Git, Jira, dan berbagai platform cloud computing. Saya percaya bisa beradaptasi dengan cepat dengan teknologi yang ada di perusahaan ini."
Kedua pewawancara itu saling bertukar pandang, kemudian pria itu melanjutkan, "Baik, Andini. Terakhir, apakah Anda memiliki pertanyaan untuk kami?"
Andini berpikir sejenak. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan ketertarikannya lebih dalam terhadap perusahaan. "Tentu, saya ingin tahu lebih banyak tentang budaya kerja di sini dan bagaimana perusahaan mendukung pengembangan profesional karyawan, terutama dalam hal pelatihan atau kesempatan untuk mengikuti seminar dan konferensi."
Wanita muda itu tersenyum, "Kami sangat mendukung pengembangan karyawan. Kami memiliki program pelatihan rutin dan juga memberikan kesempatan untuk menghadiri konferensi teknologi. Kami percaya bahwa pengembangan profesional adalah kunci untuk keberhasilan jangka panjang."
Andini merasa semakin yakin. Percakapan itu mengalir dengan lancar, dan ketika wawancara selesai, Andini merasa bahwa dia telah memberikan yang terbaik. Setelah berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih, Andini meninggalkan ruangan dengan perasaan campur aduk. masih ada sedikit kekhawatiran, tetapi dia juga merasa bangga dengan dirinya sendiri.
Setelah berjalan keluar dari gedung kantor itu, Andini berhenti sejenak di luar, menarik napas dalam-dalam. Apa pun hasilnya nanti, dia tahu bahwa ini adalah langkah yang berani dan penting dalam perjalanan kariernya. Dengan keyakinan baru, Andini melangkah pulang, menunggu dengan penuh harap kabar baik yang mungkin segera datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments