BAB 4 TIDAK SEINDAH YANG DI LIHAT.

Pagi itu, cahaya matahari menyusup melalui jendela kelas, menyoroti buku catatannya yang terbuka. Di atas meja, terdapat laptop yang sudah menyala, siap untuk mencatat materi dosen. Suasana kelas di kampus hari itu cukup tenang, hanya terdengar suara dari AC dan sesekali tawa dari teman-temannya yang duduk di sekitar.

" Andin, bagaimana setelah beres kelas kita langsung makan siang di kantin? perutku sudah laper banget " Ajak Nana

" Otak kamu makanan terus " Sofi menggelengkan kepalanya pelan.

" Tapi setelah ini, aku masih ada urusan. kalian pergi makan berdua saja ya " Kata Andini sedikit tidak enak.

Sofi dan Nana langsung melirik andini " Apa kamu ada jadwal kencan buta? " Bisik Nana dengan penuh selidik

Andini mengerutkan keningnya " Kencan buta apaan, aku ada janji wawancara kerja " sanggah Andini.

" Kamu jadi cari kerja? "

" Hm.. iya. walaupun aku mendapatkan beasiswa tapi aku tidak boleh bersantai " Ucap Andini. " Kalian tau bukan jika kehidupan aku tidak seindah yang kalian lihat "

Sofi mengelus pundak Andini " Semangat!! aku yakin kamu pasti akan di Terima bekerja "

" Kami akan selalu mendung kamu " Lanjut Nana.

Andini melirik kedua sahabatnya " Terimakasih ya, kalian selalu ada untukku "

" Itulah gunanya sahabat " Balas Nana.

Tak lama kemudian seorang Dosan masuk kedalam kelas. Dosen yang mengajar adalah salah satu yang paling disukai di jurusan ini, Dr. Rudi. Ia tidak hanya pintar dalam bidangnya, tetapi juga memiliki cara mengajar yang interaktif. "Oke, mari kita mulai diskusi tentang topik hari ini," kata Dr. Rudi sambil menyeringai, mengangkat papan tulis digital di depan kelas.

Topik kali ini adalah tentang analisis seseorang yang kompleks. Andini sudah mempersiapkan diri dengan membaca referensi-referensi sebelumnya, tetapi entah mengapa, materi yang diajarkan terasa semakin rumit. Tiba-tiba, Dr. Rudi menyebut namanya untuk memberikan pendapat.

" Bagaimana menurutmu, Andini? Apa kamu punya ide atau cara untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks?" tanya Dr. Rudi, sambil menatapnya dengan penuh perhatian.

Andini sedikit terkejut, namun segera mengatur napas. Dia memikirkan dengan cepat dan mulai menjelaskan konsep yang dia pahami dengan percaya diri.

"Sebenarnya, kita bisa menggunakan metode, untuk menganalisis seseorang secara lebih efisien. Dengan kita mencoba memahami dan mencoba merangkul, kita bisa melihat pola hubungan dengan pasien nya sendiri "

Semua mata tertuju padanya, dan meskipun dia sedikit gugup, Andini merasa senang bisa berbagi pemikirannya. Dr. Rudi tersenyum, "Bagus sekali, Andini. Itu adalah salah satu pendekatan yang tepat. Namun, apakah kamu bisa jelaskan lebih dalam tentang bagaimana cara memahami seseorang? "

Andini merasa semakin tertantang, tetapi dia tahu ini adalah kesempatan untuk memperdalam pemahamannya. Dia pun melanjutkan penjelasannya dengan lebih detail, berusaha menjawab pertanyaan itu dengan sebaik mungkin.

Setelah beberapa menit, Dr. Rudi melanjutkan diskusi ke topik berikutnya, dan Andini kembali merasa tenang. Meskipun begitu, percakapan itu membuatnya semakin yakin bahwa kuliah di kampus ini adalah tempat yang tepat baginya untuk berkembang, untuk terus belajar dan mengasah kemampuan, baik itu dalam kelas maupun di luar kelas.

Hari itu, setelah kelas selesai, Andini berjalan keluar dengan senyuman. Meskipun ada tantangan di setiap langkah, dia tahu perjalanan pendidikannya di kampus ini akan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi dunia luar.

" Sofi, Nana. aku langsung pergi ya " Pamit Andini

" Iya. kamu hati-hati ya "

" semoga wawancara kerja kamu lancar. semangat Andini " Ucap sofi

" Eum.. " Andini langsung pergi meninggalkan kedua sahabat nya.

Setelah kepergian Andini. nana dan sofi langsung pergi makan siang di kantin

mereka duduk di bangku yang kosong " Kasian sekali Andini, andai saja aku bisa membantunya mungkin ia tidak akan kesulitan " Ucap nana, sambil memakan makanannya.

" Kita do'akan saja, agar Andini bisa menjalani kehidupannya dengan baik " Saut sofi

Nana menganggukkan kepalanya " Iya. "

Di Belakang nana dan sofi, ada seseorang yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan kedua wanita itu.

Dengan sikap tenangnya, laki-laki itu menikmati makan siang.

Episodes
1 BAB 1 AWAL.
2 BAB 2 JOGING
3 BAB 3 RAKA
4 BAB 4 TIDAK SEINDAH YANG DI LIHAT.
5 BAB 5 WAWANCARA KERJA.
6 BAB 6 KABAR BAIK.
7 BAB 7 HALTE
8 BAB 8 PANTAI I
9 BAB 9 PANTAI II
10 BAB 10 PERASAAN RAKA.
11 BAB 11 RESMI JADIAN.
12 BAB 12 LIBURAN MUSIM PANAS.
13 BAB 13 MENGHIBUR ANDINI.
14 BAB 14 HARI BARU.
15 BAB 15 LANGIT, BINTANG DAN KAMU.
16 BAB 16 PAGI MENYAPA DENGAN SENYUMAN.
17 BAB 17 HADIAH KECIL, MEMILIKI ARTI BESAR.
18 BAB 18 SINYAL YANG TAK PERNAH PUTUS.
19 BAB 19 TEMPAT NYAMAN SETELAH HARI BERAT.
20 BAB 20 DI GODA DI TENGAH LATTE.
21 BAB 21 RASA YANG HANYA UNTUKMU.
22 BAB 22 BAYANGAN DARI PILIHAN SENDIRI.
23 BAB 23 SENYUM TENANG TAPI WASPADA.
24 BAB 24 RASA LAMA YANG TETAP NYAMAN.
25 BAB 25 SELALU ADA RAKA UNTUK ANDINI
26 BAB 26 KAMU TIDAK SENDIRI.
27 BAB 27 TIDAK SENDIRI.
28 BAB 28 GOSIP
29 BAB 29 SEMANGAT UNTUK ANDINI.
30 BAB 30 INI USAHAKU, BUKAN RAYUANKU.
31 BAB 31 PERAYAAN KECIL.
32 BAB 32 BAYANGAN DI BALIK CERMIN.
33 BAB 33 KEJUTAN.
34 BAB 34 BERTEMU MAMAH RAKA.
35 BAB 35 TAHIRA YANG SEMAKIN MENYEBALKAN.
36 BAB 36. DI ANTARA LAMPU KOTA DAN RASA NYAMAN.
37 BAB 37 ADA KERAGUAN DI HATI ANDINI.
38 BAB 38 SESI CURHAT.
39 BAB 39 SAATNYA BICARA.
40 BAB 40 ARDI
41 BAB 41 AYAH SAKIT.
42 BAB 42 TERNYATA
43 BAB 43 PULANG KE KOTA.
44 BAB 44 HARI BARU
45 BAB 45 AKHIR PEKAN.
46 BAB 46 VILLA
47 BAB 47 VILLA II
48 BAB 48 NIAT BAIK RAKA.
49 BAB 49 KEGILAAN TAHIRA.
50 BAB 50 AYAH DATANG.
51 BAB 51 AYAH MULAI LULUH.
52 BAB 52 SALING MEMAAFKAN.
53 BAB 53 HARI KELULUSAN.
54 BAB 54 KEBAHAGIAAN BERGANTI MENJADI DUKA.
55 BAB 55 TIDAK AKAN ADA KATA MAAF.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAB 1 AWAL.
2
BAB 2 JOGING
3
BAB 3 RAKA
4
BAB 4 TIDAK SEINDAH YANG DI LIHAT.
5
BAB 5 WAWANCARA KERJA.
6
BAB 6 KABAR BAIK.
7
BAB 7 HALTE
8
BAB 8 PANTAI I
9
BAB 9 PANTAI II
10
BAB 10 PERASAAN RAKA.
11
BAB 11 RESMI JADIAN.
12
BAB 12 LIBURAN MUSIM PANAS.
13
BAB 13 MENGHIBUR ANDINI.
14
BAB 14 HARI BARU.
15
BAB 15 LANGIT, BINTANG DAN KAMU.
16
BAB 16 PAGI MENYAPA DENGAN SENYUMAN.
17
BAB 17 HADIAH KECIL, MEMILIKI ARTI BESAR.
18
BAB 18 SINYAL YANG TAK PERNAH PUTUS.
19
BAB 19 TEMPAT NYAMAN SETELAH HARI BERAT.
20
BAB 20 DI GODA DI TENGAH LATTE.
21
BAB 21 RASA YANG HANYA UNTUKMU.
22
BAB 22 BAYANGAN DARI PILIHAN SENDIRI.
23
BAB 23 SENYUM TENANG TAPI WASPADA.
24
BAB 24 RASA LAMA YANG TETAP NYAMAN.
25
BAB 25 SELALU ADA RAKA UNTUK ANDINI
26
BAB 26 KAMU TIDAK SENDIRI.
27
BAB 27 TIDAK SENDIRI.
28
BAB 28 GOSIP
29
BAB 29 SEMANGAT UNTUK ANDINI.
30
BAB 30 INI USAHAKU, BUKAN RAYUANKU.
31
BAB 31 PERAYAAN KECIL.
32
BAB 32 BAYANGAN DI BALIK CERMIN.
33
BAB 33 KEJUTAN.
34
BAB 34 BERTEMU MAMAH RAKA.
35
BAB 35 TAHIRA YANG SEMAKIN MENYEBALKAN.
36
BAB 36. DI ANTARA LAMPU KOTA DAN RASA NYAMAN.
37
BAB 37 ADA KERAGUAN DI HATI ANDINI.
38
BAB 38 SESI CURHAT.
39
BAB 39 SAATNYA BICARA.
40
BAB 40 ARDI
41
BAB 41 AYAH SAKIT.
42
BAB 42 TERNYATA
43
BAB 43 PULANG KE KOTA.
44
BAB 44 HARI BARU
45
BAB 45 AKHIR PEKAN.
46
BAB 46 VILLA
47
BAB 47 VILLA II
48
BAB 48 NIAT BAIK RAKA.
49
BAB 49 KEGILAAN TAHIRA.
50
BAB 50 AYAH DATANG.
51
BAB 51 AYAH MULAI LULUH.
52
BAB 52 SALING MEMAAFKAN.
53
BAB 53 HARI KELULUSAN.
54
BAB 54 KEBAHAGIAAN BERGANTI MENJADI DUKA.
55
BAB 55 TIDAK AKAN ADA KATA MAAF.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!