Pagi itu, cahaya matahari menyusup melalui jendela kelas, menyoroti buku catatannya yang terbuka. Di atas meja, terdapat laptop yang sudah menyala, siap untuk mencatat materi dosen. Suasana kelas di kampus hari itu cukup tenang, hanya terdengar suara dari AC dan sesekali tawa dari teman-temannya yang duduk di sekitar.
" Andin, bagaimana setelah beres kelas kita langsung makan siang di kantin? perutku sudah laper banget " Ajak Nana
" Otak kamu makanan terus " Sofi menggelengkan kepalanya pelan.
" Tapi setelah ini, aku masih ada urusan. kalian pergi makan berdua saja ya " Kata Andini sedikit tidak enak.
Sofi dan Nana langsung melirik andini " Apa kamu ada jadwal kencan buta? " Bisik Nana dengan penuh selidik
Andini mengerutkan keningnya " Kencan buta apaan, aku ada janji wawancara kerja " sanggah Andini.
" Kamu jadi cari kerja? "
" Hm.. iya. walaupun aku mendapatkan beasiswa tapi aku tidak boleh bersantai " Ucap Andini. " Kalian tau bukan jika kehidupan aku tidak seindah yang kalian lihat "
Sofi mengelus pundak Andini " Semangat!! aku yakin kamu pasti akan di Terima bekerja "
" Kami akan selalu mendung kamu " Lanjut Nana.
Andini melirik kedua sahabatnya " Terimakasih ya, kalian selalu ada untukku "
" Itulah gunanya sahabat " Balas Nana.
Tak lama kemudian seorang Dosan masuk kedalam kelas. Dosen yang mengajar adalah salah satu yang paling disukai di jurusan ini, Dr. Rudi. Ia tidak hanya pintar dalam bidangnya, tetapi juga memiliki cara mengajar yang interaktif. "Oke, mari kita mulai diskusi tentang topik hari ini," kata Dr. Rudi sambil menyeringai, mengangkat papan tulis digital di depan kelas.
Topik kali ini adalah tentang analisis seseorang yang kompleks. Andini sudah mempersiapkan diri dengan membaca referensi-referensi sebelumnya, tetapi entah mengapa, materi yang diajarkan terasa semakin rumit. Tiba-tiba, Dr. Rudi menyebut namanya untuk memberikan pendapat.
" Bagaimana menurutmu, Andini? Apa kamu punya ide atau cara untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks?" tanya Dr. Rudi, sambil menatapnya dengan penuh perhatian.
Andini sedikit terkejut, namun segera mengatur napas. Dia memikirkan dengan cepat dan mulai menjelaskan konsep yang dia pahami dengan percaya diri.
"Sebenarnya, kita bisa menggunakan metode, untuk menganalisis seseorang secara lebih efisien. Dengan kita mencoba memahami dan mencoba merangkul, kita bisa melihat pola hubungan dengan pasien nya sendiri "
Semua mata tertuju padanya, dan meskipun dia sedikit gugup, Andini merasa senang bisa berbagi pemikirannya. Dr. Rudi tersenyum, "Bagus sekali, Andini. Itu adalah salah satu pendekatan yang tepat. Namun, apakah kamu bisa jelaskan lebih dalam tentang bagaimana cara memahami seseorang? "
Andini merasa semakin tertantang, tetapi dia tahu ini adalah kesempatan untuk memperdalam pemahamannya. Dia pun melanjutkan penjelasannya dengan lebih detail, berusaha menjawab pertanyaan itu dengan sebaik mungkin.
Setelah beberapa menit, Dr. Rudi melanjutkan diskusi ke topik berikutnya, dan Andini kembali merasa tenang. Meskipun begitu, percakapan itu membuatnya semakin yakin bahwa kuliah di kampus ini adalah tempat yang tepat baginya untuk berkembang, untuk terus belajar dan mengasah kemampuan, baik itu dalam kelas maupun di luar kelas.
Hari itu, setelah kelas selesai, Andini berjalan keluar dengan senyuman. Meskipun ada tantangan di setiap langkah, dia tahu perjalanan pendidikannya di kampus ini akan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih siap menghadapi dunia luar.
" Sofi, Nana. aku langsung pergi ya " Pamit Andini
" Iya. kamu hati-hati ya "
" semoga wawancara kerja kamu lancar. semangat Andini " Ucap sofi
" Eum.. " Andini langsung pergi meninggalkan kedua sahabat nya.
Setelah kepergian Andini. nana dan sofi langsung pergi makan siang di kantin
mereka duduk di bangku yang kosong " Kasian sekali Andini, andai saja aku bisa membantunya mungkin ia tidak akan kesulitan " Ucap nana, sambil memakan makanannya.
" Kita do'akan saja, agar Andini bisa menjalani kehidupannya dengan baik " Saut sofi
Nana menganggukkan kepalanya " Iya. "
Di Belakang nana dan sofi, ada seseorang yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan kedua wanita itu.
Dengan sikap tenangnya, laki-laki itu menikmati makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments