ORANG ASING

"silakan masuk" Bu Diana mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah.

"Baik.. terima kasih, apa kabar bu diana?" tanya sang tamu.

"baik juga, silakan duduk dahulu, mengapa tidak menelpon terlebih dahulu? apa kamu sudah mampir ke toko terlebih dahulu? terakhir kau menelpon tiga bulan yang lalu, tetapi setelah itu tidak ada kabar apa pun".

pungkas bu diana, yang mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

"perkenalkan ini anak perempuan ibu namanya Lylia, dan ini anak bungsu saya Abisal dia masih sekolah".

Bu Diana memperkenalkan anak-anaknya kepada tamu tersebut, Lylia yang masih bingung karena tidak tahu siapa tamu ibunya itu, namun Lylia dan Abisal sempat terpana untuk sesaat karena ketampanan sang tamu.

"Lylia, Abisal, perkenalkan ini adalah samuel britz, pelanggan ibu sejak lama, ayahnya adalah teman ibu sejak kecil namun ketika dewasa ayahnya pindah ke kota Appenzel dan berkeluarga di sana, sayangnya ibu tidak mengenal mendiang ibunya karena memang tidak pernah berjumpa hingga beberapa waktu yang lalu, ayahnya datang menemui sanak saudaranya yang masih tinggal di sini jadi inilah pertemuan setelah sekian lama, dan ini anaknya tumbuh begitu gagah dan hebat".

Jelas Bu Diana kepada anak-anaknya, bagaimana dia bertemu dengan Samuel Britz.

Samuel yang mendengarkan penjelasan dan pujian Bu Diana pun hanya bisa tersenyum.

"Nah samuel di mana baju yang harus di perbaiki?"

tanya bu diana.

"Aah ini bu, hanya rusak kancingnya saja".

jelas samuel.

"Baiklah, tunggu saja di sini, ibu akan segera memperbaiki bajunya, ini tidak akan lama". ucap Bu Diana.

"Baik bu, pelan-pelan saja bu, saya tidak sedang buru-buru" pinta Samuel.

"Baiklah kalau begitu, Lylia tolong sediakan minum untuk tamu kita, buatlah dia merasa nyaman" pinta Bu Diana kepada Lylia.

"Baik bu" jawab lylia.

Tidak lama kemudian suasana canggung pun memenuhi ruang tamu, Abisal yang tidak nyaman langsung berpamitan kepada Samuel dan Lylia, dengan perginya Abisal membuat suasana antara Lylia dan Samuel makin canggung, Lylia terlihat ingin mencairkan suasana dengan basa basi.

"Hmm... jadi kamu Samuel Britz? aku sebenarnya sering mendengar tentang mu dari ibuku, beliau selalu membanggakan mu, karena kamu pelanggan setianya, boleh aku tahu kau bekerja di mana?"

tanya Lylia yang mencoba mencairkan suasana.

"Aah.. ya aku juga sering mendengar tentang mu dari Bu Diana, apa kamu masih bekerja di toko bunga paman William? ketika aku berkunjung ke sini aku sering melihat mu di toko paman William, tidak ku sangka ternyata kamu anaknya Bu Diana yang sering beliau ceritakan kepadaku, desa ini sungguh kecil ya? namun indah, dan aku bekerja di perusahaan ayahku di Appenzel, bukan pekerjaan yang hebat".

Samuel terlihat sangat nyaman dan tersenyum kepada Lylia saat sedang membahas tentangnya, ternyata Samuel sering melihat Lylia di toko bunga, namun Lylia tidak menyadari itu.

"Iya aku dahulu aku berkerja di toko bunga paman William, tetapi sekarang sudah tidak lagi". jawab Lylia

"mengapa? apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaan baru?" tanya Samuel.

"Iya aku akan berkerja di ibu kota appenzel, dan akan memulai hidup mandiri di sana, aku sudah melamar kerja tidak lama ini, dan syukur nya aku diterima, aku mengikuti wawancara daring jadi Minggu depan akan mulai masuk kerja".

Lylia tampak senang ketika menceritakannya kepada Samuel.

"Waah bagus sekali, kau akan memulai petualangan mu untuk pertama kalinya".

Canda Samuel, mereka merasa makin nyaman dalam pembicaraan nya. Lylia yang dasarnya gadis ceria dan ramah sangat mudah menjadi akrab dengan Samuel.

"Hahaha petualangan apaan? aku akan berkerja di sana, apa kau pikir aku Dora the Explorer?" canda Lylia sambil tertawa kecil. Samuel pun ikut tertawa mendengar candaan Lylia.

"Haahaha.... iya maaf aku hanya bercanda, jadi kapan kau akan ke Appenzel? jika itu minggu depan bukankah harusnya kau berangkat dalam beberapa hari ini? perjalanan dari sini ke ibu kota lumayan memakan waktu lama, dan apakah kau sudah mencari tempat tinggal?".

Pertayaan Samuel yang membuat Lylia membatu. benar saja Lylia memang memiliki rencana dan tekad yang besar, tetapi sayangnya dia tidak memikirkan akan tinggal di mana ketika sudah tiba di sana, tidak mungkin dia akan menginap di asrama militer di tempat kakaknya.

"Yaa Tuhan... kau benar aku belum memikirkan itu, aku akan tinggal di mana? apakah sempat untuk mencari tempat tinggal, dan selama pencarian tempat tinggal apakah aku harus menyewa hotel? aah gila, mengapa aku bodoh sekali, aku akan minta tolong kakakku untuk mencarikan ku tempat tinggal",

Lylia terlihat panik dan mengambil handphonenya, ketika hendak menghubungi kakaknya, Samuel menghentikannya

"Lylia tenanglah, jika kau mengizinkan aku akan membantu kamu mencarikannya, sepertinya di apartemen tempatku tinggal ada satu apartemen yang kosong, penyewa sebelumnya baru saja pindah, biar aku tanyakan kepada pemiliknya kau tenang saja ya? tenanglah, semua akan baik-baik saja".

Samuel menenangkan Lylia yang panik, Lylia merasa sangat bodoh dan malu karena memperlihatkan sisi memalukannya kepada orang asing yang baru di kenalnya dan lagi dia merasa merepotkan orang lain.

"Biklah.. saya mohon bantuannya", Pinta Lylia sambil menunduk malu dan terus menepuk-nepuk kepalanya sendiri, karena merasa sangat bodoh.

"Bagaimana bisa aku melupakan hal sepenting itu". batin lylia.

Samuel menelpon pemilik apartemen dan ternyata apartemennya masih kosong, ternyata Lylia masih beruntung.

"Lylia kebetulan apartemennya masih kosong, bagaimana? apa kamu mau tinggal di apartemen itu? jika kamu mau aku akan langsung konfirmasi kepada pemiliknya", Tanya Samuel yang sudah memastikan jika apartemen itu memang sedang kosong dan bisa di sewa kapan saja.

"Yah... mau bagaimana lagi? aku tidak punya pilihan, seperti katamu waktuku tidak banyak, aaahhh aku seperti orang bodoh saja, tidak mengingat hal sepenting itu hampir saja aku akan jadi tunawisma di kota sebesar itu, lalu untuk biaya sewa bagaimana? apakah itu mahal?".

Lylia yang tampak malu karena kebodohannya dan juga bersyukur karena Samuel begitu baik, namun Lylia juga khawatir jika harga sewa apartemen itu terlalu mahal, gaji penjual bunga tidaklah banyak, di bawah rata-rata penghasilan pekerja.

Samuel tampak berpikir sejenak akan pertanyaan Lylia, dia tahu ini akan menjadi kekhawatiran Lylia, harga sewa apartemen itu lumayan mahal karena terletak di kawasan mewah namun dia harus menjawab dengan sebenarnya.

"Hmmm... harga sewa perbulannya 2000 franc, baiknya kamu mengambil setahun, karena akan lebih hemat, kau hanya perlu membayar sebesar 24.000 franc". Jelas Samuel kepada Lylia, mendengar penjelasan itu Lylia langsung membatin.

"Tunggu.. apa dia bilang? cuma?? cuma 24.000 franc?? ha...ha..ha.. apa dia tahu gajiku ketika bekerja di toko bunga paman William hanya 700 franc perbulannya?? hanya 24.000 franc katanya, sepertinya dia anak orang kaya".

Lylia membatin dengan wajah bengong tak percaya apa yang dia dengar, Samuel melihat ekspresi Lylia merasa aneh dan bingung.

"Lylia? apa kau baik-baik saja? bagaimana? apa kamu mau?". tanya samuel lagi.

Lylia tersadar lalu merespons Samuel sambil duduk di hadapan Samuel.

"Hmmm... begini.. apa tidak ada apartemen yang lebih murah lagi? maksudku... yaah yang ramah kantung anak perantauan, hehehe... sepertinya itu sedikit mahal".

Jelas Lylia dengan wajah tersenyum namun disaat yang sama juga merasa agak malu.

Samuel menyadari kesulitan Lylia, dan mencoba menawarkan bantuan lagi.

"Begini, bagaimana jika aku yang membayarkan apartemen itu selama setahun? tentu ini tidak percuma, kau hanya tinggal melunasinya saja kepadaku berapapun yang kau sanggup bayar di tiap bulannya, jadi ini adalah utang, bedanya ini tidak berbunga dan tidak ada batasan setiap bulan yang akan kau bayarkan, berapapun itu akan aku terima dan mencatatnya agar tidak lupa, jadi tidak begitu membebani mu, kau juga bisa bekerja dengan tenang".

Samuel menawarkan bantuannya, dia tahu Lylia pasti tidak akan mau jika diberikan bantuan secara percuma, makanya dia membantu Lylia dengan cara ini, Samuel pun terlihat sangat menantikan jawab "iya" dari Lylia.

"Aku sungguh tidak mau membuatmu kerepotan, tetapi sepertinya aku tidak punya banyak pilihan, maafkan aku jika sudah merepotkan mu padahal kita baru bertemu tetapi kamu sudah membantu ku banyak seperti ini, aku akan membalas kebaikanmu dengan selalu membayar tepat waktu di tiap bulannya, aku janji".

Jawab Lylia yang tertunduk merasa malu karena sudah banyak merepotkan pelanggan ibunya yang baru dia kenal, meski sudah menjadi dekat bukankah ini terlalu cepat untuk merepotkan orang lain?.

"Lylia... tidak apa-apa, mungkin kau baru mengenalku hari ini tetapi aku sudah mengenali mu sejak lama, hanya saja aku baru tahu hari ini jika kau adalah anak dari Bu Diana, ini menjadi makin baik, jadi jangan sungkan kepadaku, aku sudah lama mengenal Bu Diana, aku sudah menganggap Bu Diana seperti ibuku sendiri dan Bu Diana adalah alasanku untuk selalu kembali ke desa ini".

Jelas Samuel kepada Lylia, Bu Diana yang baru masuk masuk mendengar perkataan Samuel merasa terkejut akan perkataan Samuel yang menjadikannya sebagai alasan untuk selalu kembali ke desa ini.

"Samuel... apa maksudmu.? mengapa ibu menjadi alasan kau kembali ke desa ini? bukankah kau ke sini untuk menjenguk kerabatmu?"

Tanya Bu Diana yang merasa terkejut dengan perkataan Samuel yang menjadikannya alasan untuk selalu kembali ke desa ini.

Terpopuler

Comments

trityali_tanjung

trityali_tanjung

kayak nya lilia sama samuel bakal ada hubungan deket

2023-03-10

0

red_rubby

red_rubby

sore KK...
aku mampir lagi.
mau kasih saran lagi nih.
awal kalimat setelah tanda baca usahakan huruf kapital kak, kecuali kata setelah tanda koma baru pakai huruf kecil.

tetap semangat.

2023-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!