Wuaaah!! apa ini!? kau yang memasaknya!? ini sangat enak sepertinya nanti berat badanku akan bertambah itu salahmu karena kau memasak masakan yang begitu enak".
Rayu Jiordan kepada Lylia di bawah pohon cinta. Jiordan dan Lylia menghabiskan waktu bersama mereka terlihat sangat bahagia dan sangat menikmati kebersamaan yang penuh cinta.
Air mata Lylia mengalir keluar. mata yang terpejam itu mengeluarkan air mata kesedihan tanpa bisa di hentikan. ternyata itu semua hanya ingatan Lylia pada masa lalu, masa di mana mereka masih bersama dan merajut kisah cinta kini bagaikan mimpi buruk yang tidak pernah berakhir, semuanya hancur semua kenangan itu tak hanya retak melainkan hancur berkeping-keping.
Lylia tertidur karena kelelahan menangis terusmenerus membuatnya memimpikan masa-masa bahagianya bersama Jiordan bahkan membuat Lylia menangis di dalam tidurnya, air matanya tidak dapat di kendalikan, air matanya akan tetap mengalir sekalipun dia sedang tersenyum, fisiknya terlihat baik-baik saja. tetapi hatinya sudah tidak berbentuk lagi, membuat siapa pun yang melihatnya saat itu merasakan apa yang di rasakan Lylia.
Hari demi hari terus berganti, tiga bulan telah berlalu sejak hari menyakitkan itu, Lylia tampak berusaha tegar Abisal sang adik sedang duduk di meja makan, menyantap sarapan paginya sambil melihat sang kakak yang sedang sibuk memasak sarapan pagi, Abisal yang terus memperhatikan sang kakak merasa sesak dadanya sakit, wajah ceria kakaknya tak lagi terlihat, hanya senyuman getir sajalah yang terkadang di tunjukkan oleh sang kakak, mata yang selalu sembap dan lingkaran hitam membuatnya terlihat seperti memiliki mata panda, tidak! panda masih terlalu bagus, dia bahkan terlihat seperti zombie sekarang.
"Sudah cukup!!!" ucap Abisal yang tiba-tiba berdiri di depan meja makan membuat suara geseran kursi.
"Abisal!? ada apa denganmu!? membuat ibu kaget saja apanya yang cukup?". tanya Bu Diana yang kaget sekaligus heran dengan sikap Abisal.
"Kakak! apa kakak itu bodoh? mengapa kakak masih terus murung seperti ini? lelaki itu sudah mencampakkan kakak sekarang dia sedang bahagia dengan istrinya atau bahkan sekarang mereka sudah memiliki anak bersama! apa kakak pikir laki-laki seperti itu pantas ada di pikiran kakak? pantas untuk kakak tangisi hingga berhari-hari?? berbulan-bulan seperti ini!? lupakan dia! lakukan sesuatu agar kakak bisa melupakannya! aku sudah tidak tahan lagi melihat kakak seperti mayat hidup hanya karena laki-laki berengsek itu".
Teriak Abisal, setelah meluap kan segala isi hatinya Abisal pun pergi meninggalkan Lylia dan juga Bu Diana, suasana jadi sunyi Lylia dan Bu Diana terlihat hanaya diam, Bu Diana dan Lylia saling bertatapan dalam diam tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua namun mereka sangat mengerti dan tahu apa yang diinginkan Abisal dan itu juga yang di inginkan oleh Bu Diana namun Lylia masih belum bisa menata hatinya.
"Maafkan aku ibu" ucap Lylia yang masih berdiri di depan kompor dan mengunakan celemek, Lylia menangis dan berusaha mengusap air matanya.
"Air mata sialan ini terus keluar, aku tidak bisa menghentikannya ibu, maafkan aku". ucap Lylia lagi.
"Oh anakku, tidak apa-apa, ini bukan salahmu, tidak ada yang mampu kita lakukan jika hati kitalah yang terluka, akan lebih mudah kita obati jika itu hanya anggota tubuh kita yang terluka, ada banyak obat yang bisa kita dapat untuk mengobatinya, namun tidak dengan luka hati, tidak ada obat untuk menyembuhkan luka hati, hanya waktulah yang mampu mengobati luka hatimu nak". Bu Diana memeluk anaknya dan mencoba untuk menenangkan perasaan anaknya itu.
Malam pun tiba Lylia terlihat duduk di sisi tempat tidurnya sambil memegang selembaran terlihat gambar gedung menjulang tinggi di tengah kota dengan pemandangan yang indah.
"Aku akan melakukannya" ucap Lylia lalu bangkit dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya,
"Ibu.. Abisal.. ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua" Lylia berdiri di depan ibu dan adiknya dengan penuh percaya diri.
"Baiklah sini duduk samping ibu, bagaimana perasaan mu sekarang? apakah sudah lebih baik?". Bu Diana masih mengingat kejadian pagi tadi.
"Aku sudah lebih baik bu, terima kasih ibu" sambil tersenyum Lylia menjawab kekhawatiran ibunya perihal tadi pagi, dia sangat bersyukur karena ibunya selalu ada untuk mendukungnya, lylia pun melanjutkan pembicaraan.
"Nah, ibu.. Abisal.. aku sudah mengambil keputusan, aku memutuskan untuk bekerja di luar kota, aku akan meninggalkan desa ini aku merasa sangat berat dan menyakitkan untuk terus berada di sini walaupun aku sangat mencintai desa ini namun di desa ini terlalu banyak kenangan yang membuatku tidak kuat untuk terus berada di sini, jadi aku memutuskan untuk melamar kerja di luar kota dan aku di terima, selama tiga bulan ini aku tidak hanya merenung dan menangis, aku juga terus berusaha untuk menjadi lebih baik, sampai aku memikirkan untuk bekerja ke luar kota untuk mencari suasana baru, aku ingin mengubah semuanya, dan minggu depan aku sudah harus mulai bekerja, keputusan ini sudah aku pikirkan dengan sangat baik jadi aku harap ibu dan Abisal dapat mengerti dan mendukung keputusan ku ini".
Bu Diana dan Abisal terkejut ketika mendengar keputusan Lylia, ini sungguh sangat mendadak dan tidak pernah terpikirkan oleh mereka jika Lylia akan memutuskan untuk keluar dari desa ini, karena semua orang tahu betapa Lylia mencintai desa ini, namun mereka tahu ini adalah keputusan yang bagus dan mereka akan menghormati apa pun keputusan Lylia.
"tetapi, apa kamu yakin?" tanya Bu Diana.
"Iya bu.. aku sangat yakin dengan keputusan ku ini". jawab Lylia sambil menggenggam tangan ibunya.
"Biarkan kakak pergi bu aku sudah hampir gila melihatnya yang seperti orang kehilangan semangat hidup setidaknya dengan begitu kakak jadi memiliki tujuan dalam hidupnya, dan bekerja dapat menyibukkan kakak dan juga akan mempermudah kakak melupakan si berengsek itu, ku harap Si berengsek itu mendapatkan balasannya, semoga dia tersedak setiap kali makan masakan istrinya" ucap Abisal sambil menyumpahi Jio.
Abisal yang terlihat sangat menyetujui keputusan yang di ambil oleh Lylia membuat senyum merekah di wajah Lylia dan juga senang melihat adiknya menyumpahi Jiordan.
"Baiklah kalau begitu, ibu tidak punya alasan untuk melarang mu, ini demi kebaikanmu dan ibu berharap kamu mendapatkan kebahagiaan mu kembali dan menjadi wanita paling cantik, wanita yang paling bahagia di dunia". ucap Bu Diana.
Bu Diana memeluk Lylia, air matanya pun mengalir mereka saling berpelukan sembari menangis haru secercah harapan telah muncul membuat keluarga ini menjadi hangat kembali.
"tetapi kamu akan ke kota mana?" tanya bu diana.
belum sempat Lylia menjawab pertanyaan ibunya terdengar suara bel rumah berbunyi.
"ding dong" suara bel bergema lalu di lanjutkan dengan suara ketukan pintu.
"Tok.. Tok.. Tok.. permisi"
"biar aku saja yang bukakan pintu" Abisal bangun dari sofa dan pergi membukakan pintu.
"Selamat malam.. apa Bu Diana ada?" tanya sang tamu.
"Ada tetapi anda siapa ya?" tanya Abisal yang penasaran.
"Abisal ada apa? siapa yang datang?" tanya Bu Diana sembari menyusul Abisal yang membukakan pintu.
"Wuaaah liat siapa yang datang? senang melihat mu benar-benar berkunjung ke rumah sederhana ini lagi ayo masuk dahulu di luar sangat dingin".
Bu Diana merasa sangat terkejut sekaligus senang melihat kedatangan tamunya itu dan mempersilahkan sang tamu masuk kerumahnya.
Abisal melihat ibunya yang sangat senang buatnya merasa heran.
"Emangnya dia siapa?" batin Abisal yang penasaran akan tamu ibunya, Abisal mengikuti ibunya dari belakang dengan rasa penasaran.
Bu Diana mengantar tamunya menuju ruang tamu dan di ikuti oleh Abisal, Abisal melihat kakaknya di dapur dan memberikan kode untuk datang ke tempatnya di ruang tamu, Lylia yang melihat kode dari Abisal pun mengikutinya terlihat rasa penasaran di wajah Lylia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
trityali_tanjung
memang sulit sih ngelupain seseorang yang udah melekat d hati, apalagi membuangnya begitu saja meskipun org yg melekat di hati telah melukai hati nya dengan begitu menyakitkan
2023-03-06
2