Sang mentari mulai menampakkan sinarnya, para siswa dan siswi mulai berdatangan menuju ke sekolah. para siswa-siswi banyak yang membawa kendaraan bermotor. terlihat seorang wanita muda berseragam senior high school tengah berjalan di pinggir jalan untuk menuju ke sekolahnya. ia setiap hari berjalan kaki karena ia tidak mau merepotkan ibu sambungnya. untuk naik kendaraan umum sayang, dan memilih menyimpan uang sakunya.
Dia adalah Xaviera Marcella, Gadis muda yang baik hati dan pendiam. terlihat wajahnya sangat murung sebab tidak ingin bersekolah. bukan karena malas tapi ia sering dijadikan bahan bullyan teman-temannya. tiada hari tanpa ejekan, hinaan dan lainnya. namun ia hanya diam saja, karena percuma dilawan sebab yang membullynya itu adalah orang yang memiliki koneksi dengan sekolahnya. ia tidak mau sampai merepotkan ibu Denaly dan menyusahkannya.
Ia pun sudah sampai di pintu kelasnya, namun ia tak langsung masuk melainkan terdiam sejenak. lalu ia menghela nafas kasarnya dan mulai membuka pintu kelasnya. terlihat sudah banyak siswa yang sudah datang namun tidak semua. ia pun berjalan menuju bangku yang berada di belakang sebelah kanan tanpa suara yang keluar dari mulutnya. ia pun menyimpan tas dan duduk di kursinya, untuk menunggu jam masuk kelas Xaviera membuka buku dan membaca mata pelajaran yang akan di pelajari.
Di meja sebelah kanan ujung, ada segerombolan murid cewek dan cowok tersenyum menyeringai ketika melihat kedatangan Xaviera. mereka saling memberikan kode dan segera menghampirinya. mereka semua seketika berdiri mengelillingi meja Xaviera dengan tersenyum meremehkannya.
"Aduh ada anak rajin, masih pagi udah baca buku aja.. benar gak gais?"
"Benar sekali,"
Xaviera hanya menatap dingin mereka semua, dan tidak menghiraukannya. ia sudah lelah menghadapi mereka. ia hanya ingin tenang namun tidak bisa. salah satu dari mereka merebut paksa bukunya, namun tertahan oleh Xaviera sehingga mereka tidak bisa merebutnya. namun ada murid siswa yang hendak memukul wajah, tapi ketika hendak memberikan bogemannya tiba-tiba saja kalungnya menyala sehingga rasa sakit yang tadinya dialami Xaviera berubah para siswa laki-laki itu sehingga ia menjerit kesakitan.
"Aduh.. aduh.. sial!!! awas lu ya!" saat hendak menyerangnya lagi, pria itu melihat ada cahaya biru yang berada di bola matanya sehingga ia mengurungkan niatnya. diketahui mereka adalah pembully Xaviera. yang membullynya tidak hanya perempuan, tapi laki-laki pun ada.
"Heh! lo apain temen gue hah?!"
"Emang gue ngapain? kan daritadi gue diem." jawab xaviera dengan datar.
Salah satu dari mereka menggeram marah, lalu menarik rambut Xavera dengan kuat. "Anak pungut kaya lo gak berhak bilang kaya gitu. lo berani sama kita hah?! gak inget kita pernah buat lo babak belur? mau diulang lagi?!"
Xaviera hanya diam, anehnya ia tidak merasakan sakit apapun ketika rambutnya ditarik. tak lama kemudian, guru pun datang sehingga perempuan yang menarik rambutnya terpaksa melepaskannya. orang-orang yang tadi mengelilinginya segera duduk dibangkunya masing-masing. pelajaranpun seketika dimulai. ditengah jam pelajaran, ia tidak sengaja menoleh ke arah jendela sebeb ia duduk di paling belakang ujung. ia terkejut ketika melihat kalung permatanya menyala dengan cahaya birunya.
ia pun menggenggam bagian permatanya itu, ini sudah berkali-kali kejadian seperti ini. ketika ia sedang di rundung atau sedang latihan berat pasti kalung ini akan menyala dan mengembalikan kondisi ubuhnya dengan cepat. ia penasaran akan fenomena ini, tapi kemudian cahaya biruna kembali menghilang dan ia pun kembali fokus pada pembelajarannya.
***
Jam sekolah telah usai, Xaviera buru-buru keluar agar tidak diganggu oleh para pemburunya. Ia sengaja bergabung dengan kerumunan siswa yang hendak keluar juga dan berlari menuju keluar sekolah. Namun langkahnya terhenti saat melihat mobil yang sangat ia kenali, dan ada wanita cantik yang tengah melambai ke arahnya.
"Xaviera sayang, ibu di sini.." panggil Denaly.
Ya itu adalah ibu asuhnya, Xaviera tersenyum ketika melihat ibunya menjemputnya pulang sekolah. Ia pun berlari menuju ke arahnya dengan raut wajah bahagia.
"Ibu jemput aku?"
Denaly tersenyum sembari mengelus kepala putri sambungnya, "iya sayang, kebetulan ibu tadi ada urusan di sini. Sekalian aja jemput kamu di sini. Ayo, masuk kita pulang." Dengan gembira Xaviera menganggukkan kepalanya. Mereka berdua memasuki mobil tersebut dan segera pergi meninggalkan area sekolah. Sepulang sekolah, Xaviera sedang menatap langit-langit di kamarnya. Walaupun ia anak panti asuhan, tapi kamarnya terpisah tidak menyatu dengan yang lain. Ia memiliki kamarnya sendiri dan diistimewakan oleh ibu pantinya alias ibu sambungnya.
Ia penasaran dengan yang terjadi padanya, ia pun mengambil permata dan melihatnya dalam mode biasa. Biasanya kalung ini bisa menyala ketika ia sedang dalam kondisi darurat. Seketika ia bangun dari duduknya lalu menuju rak buku untuk mencari sumber informasi. Tapi buku sejarahnya sangat terbatas, sehingga ia tidak menemukan apapun. Ia pun membuka internet untuk mencari hal aneh tersebut. Saat ditengah belajar, ia mendengar suara ketukan pintu lalu terbuka menampilkan Denaly yang memasuki kamarnya.
"Sayang, kamu sudah makan tadi?"
"Udah kok bu, sekarang aku udah kenyang."
"Oh ya sudah, itu ada cemilan nanti ambil saja ya. Makan bareng-bareng sama yang lain."
Xaviera mengangguk, "iya bu, nanti aku ke sana."
Denaly pun menutup pintu kamar Xaviera kembali karena ia tidak ingin mengganggu anaknya belajar. Setelah kepergian Denaly, Xaviera pun melanjutkan pencahariannya. Ia search di internet bagaimana caranya kalung bisa bercahaya. Namun ada salah satu artikel online yang membahas soal legenda kalung bercahaya.
Ia pun penasaran akan asal usul itu, apakah berhubungan dengan kalung miliknya? Ia pun membuka artikel tersebut dan menampilkan data yang ia bisa membacanya. Di sana menampilkan sejarah soal peradaban manusia dan duyung yang saling bermusuhan, sehingga ada salah satu seseorang yang sangat penting bagi peradaban duyung yang terbunuh akibat kesombongannya. Permata di dahinya tidak ditemukan dan menghilang tidak ditemukan.
Permata biru berasal dari bangsa duyung bisa menyala jika sedang dalam kondisi tertentu ketika membaca mantra, ketika keadaan panik dan keadaan darurat atau terdesak. Xaviera pun membulatkan matanya saat membaca artikel soal permata biru duyung yang bisa menyala. Sama persis dengan keadaan kalung permatanya. Ia pun kembali melihat kalung pemberian ibu kandungnya itu dengan wajah kebingungan.
"Apakah benar ada kaitannya dengan kalung ini?"
***
Hari sudah mulai malam, semua manusia saatnya tidur untuk memulihkan tenaganya untuk esok hari. Terlihat Xaviera masih berbaring dengan matanya yang belum menutup. Saat tengah terjaga, ia melihat kakak pantinya sedang mengontrol setiap kamar supaya tertidur. Ia pun segera tidur agar tidak dihukum esok hari.
Niatnya cuma tiduran biasa malah ketiduran. Ditengah tidurnya tiba-tiba Xaviera terbayang seakan ia didatangi sosok wanita cantik yang wajahnya ada sisik seperti ikan tengah tersenyum padanya. Wanita itu tiba-tiba mengulurkan tangannya pada Xaviera. Ia yang masih syok hanya bisa mengikuti langkahnya. Ia menerima uluran tangan tersebut dan merasakan aura dingin dari gadis itu. Seketika tangannya ditarik dan seolah masuk ke dimensi lain.
Tiba-tiba saja ia sudah berada di tempat yang sangat cantik, namun bukan itu fokusnya. Ia terfokus pada seseorang yang akan terbunuh. Matanya terbelalak saat melihat orang yang tidak dikenal membunuh orang yang tadi mengajaknya masuk kemari. Ia pun mencoba menghentikan dengan berteriak.
"Jangaaaaaaaan!!!!"
Namun teriakannya itu sia-sia, tiba-tiba saja ia seolah terlempar ke tempat yang asing lagi. Lalu wanita yang tadi hendak terbunuh tiba-tiba berdiri di hadapannya. Ia pun berdiri dan segera menghadap pada wanita itu.
"Sebenarnya siapa kamu?" tanya Xaviera dengan penuh selidik.
Namun orang itu hanya tersenyum, namun tiba-tiba saja wanita itu menunjuk kearahnya. "Kamu.. kamu adalah orang yang akan menyelamatkanku. Kamulah orangnya."
"Mm-mmaksudnya?"
Tiba-tiba lagi ia terlempat ke dimensi berikutnya, kali ini ia melihat wanita itu penuh darah dan area jantungnya berlubang. Xaviera pun terkejut melihat kondisi wanita itu dihadapannya.
"Tolong aku Xaviera... Tolong aku.. TOLONG AAKU XAVIERAAAAAAAAA!!!"
"HAAAAAAAAAAAAAA!!!!"
Seketika penglihatan Xaviera menghitam kembali dan ia pun seketika terbangun dari tidurnya dengan keadaan kacau. Dahinya berkeringat karena mimpi buruk tersebut. Nafasnya tersengal seolah sedang dikejar harimau yang akan menyergapnya. Ia masih terbayang wajah cantik dan wajah penuh darah dari wanita tersebut. Dan anehnya wanita itu meminta tolong padanya.
"S-siapa.. orang itu? Kenapa memanggil namaku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments