Sudah beberapa kalinya John dan Debbara bertemu di tempat yang sama secara tidak sengaja maupun sengaja. mereka berdua menghabiskan waktu bersama sepanjang sore sebab jika siang sangat panas dan itu akan melemahkan daya tahan tubuh Debbara yang harus senantiasa lembab. keduanya menyusuri hutan, mengambil bunga dan buah yang ada di sana yang aman untuk di makan.
"Bagaimana? enak buahnya?" tanya John. Debbara hanya menimpali dengan anggukan. sekarang mereka bermain di area dekat sungai dan di sana ada air terjun yang sangat cantik. Wanita itu pun terpaku melihat keindahan itu.
"Waw, cantik sekali.."
"Ya.. tempat ini memang sangat cantik-.."
"Secantik dirimu," lanjut batin John,
John mulai tertarik pada Debbara sejak pertemuan awal, dan kali ini ia kembali merasakan debaran hatinya yang luar biasa ketika bersama dengan gadis itu. ia pun yakin bahwa ia jatuh cinta pada gadis itu. Debbara terlihat sedang bermain-main dengan air, namun anehnya ia tidak berubah menjadi duyung kenapa? karena ia tidak membaca mantra maka sihir untuk mengubah kaki menjadi ekor tidak terjadi.
Dari kejauhan, John memandangi Debbara yang asik bermain di sungai yang tidak terlalu dalam hanya semata kaki saja. ia pun mengulas senyumnya ketika melihat wajah bahagia gadis itu terpancar indah di pandangannya. terlihat Debbara mulai mendekatinya dan berdiri di hadapannya.
"John, terima kasih.. berkat kamu, aku bisa mengetahui empat-tempat yang cantik di sini."
"Iya sama-sama.." John tiba-tiba terdiam saat melihat Debbara, ia sangat ingin mengungkapkan isi hatinya. apakah ini akan berhasil? ia ingin hidup bersama dengan gadis itu. John pun menutup matanya sejenak dengan menghela nafasnya.
"Debbara.. aku ingin mengatakan sesuatu,"
Debbara pun memperhatikan John yang tengah serius itu, lalu John melanjutkan ucapannya. "Aku tahu ini terlalu cepat, Debbara.. aku.. aku sangat menyukaimu dari pertama kita bertemu. aku ingin hidup berdua bersamamu, maukah kamu menjadi istriku?"
Debbara sedikit melebarkan matanya tidak percaya, John mengungkapkan isi hatinya secara langsung dihadapannya. gadis itu terdiam sejenak, lalu ia pun memandangi John dengan tatapan yang aneh serta mundur beberapa langkah.
"Maafkan Aku John, aku tidak bisa menikah denganmu." tolaknya begitu saja.
John pun terkejut karena Debbara tdak memikirkan perkataannya dan langsung menolaknya, "Kk-kkennapa?"
"Karena kita berbeda John, aku dari keturunan bangsawan dan kamu hanyalah orang biasa. aku tidak bisa menikah dengan orang sepertimu. aku dekat denganmu hanya sebagai penghiburku dikala bosan, akupun tidak ada rasa denganmu, jadi.. aku tidak bisa menjadi istrimu.'
John tercengang dikarenakan perkataan Debbara, ia masih ingin meyakinnya jika dirinya sangat menyukainya dan tidak ingin berpisah dengannya. saat gadiis itu hendak berbalik, John segera menggenggam tangannya sehingga gadis itu tidak bisa pergi.
"Kumohon Debbara, aku sangat menyukaimu.. apakah aku tidak bisa bersamamu hanya karena statusku?"
Debbara menghempaskan tangan John begitu saja, lalu ia berbalik memandanginya dengan tajam. "Sudah kukatakan, aku tidak ingin bersanding dengan rakyat biasa. apalagi rakyat miskin sepertimu John. aku berasal dari suku terhormat di dunia ini, jadi selain statusmu suku kita juga berbeda. lihat ini.."
Debbara mulai menunjukkan sisiknya yang berada di pipinya lalu ada tanda permata di dahinya. John pun terkejut melihat wujud asli gadis itu memiliki sisik seperti ikan. "Kk-kau..."
"Ya, inilah wujud asliku.. jadi aku tidak bisa hidup denganmu, sadarilah jika kamu berada di bawahku, harusnya pria itu di atas wanitanya bukan? bukan seperti ini. sudahlah, lebih baik kita akhiri saja pertemuan ini. anggap saja kita tidak pernah bertemu."
Debbara langsung meninggalkan John yang sedang terpaku, Karena Debbara mengguanakan identitas aslinya jadi bisa cepat menghilang. tubuh John terasa bergetar menahan rasa sakit dihatinya, selain itu air matanya mulai berjatuhan. sakit hati tidak hanya ditolak, namun juga ia terhina karena ia hanya lelaki miskin dan dari masyarakat biasa. lama John meratapi kesedihannya, tiba-tiba saja raut wajah John berubah menahan kemarahan, hatinya yang tadinya menyimpan cinta menjadi kebencian yang mendalam pada gadis itu. Ia terbayang akan wajah manis Debbara bukan karena cinta lagi tapi berubah menjadi dendam.
"Kau... kau sudah menghina diriku, aku akan membalasmu Debbara. aku akan merobek mulutmu yang sudah menyakitiku!" murka John. bahkan ia sampai memukul pohon di dekatnya sampai sedikit berlubang. kali ini ia harus mencari cara mengalahkan Debbara dan memiliki sihir yang kuat melebihi siapapun. di tengah kegundahan, ia teringat akan sosok sakti yang terkenal di kota Cantion dan ia akan memiliki kekuatan yang sangat besar jika berguru dengannya.
Ia pun bergegas untuk pergi ke tempat itu. dengan berlari sejauh 10 kilo meter ia melewati banyak tantangan dikarenakan tempatnya yang jauh serta menanjak yang memerlukan banyak tenaga. seketika, ia pun melihat sebuah Goa besar yang tak jauh dari hadapannya, segera ia mulai mendekat dan masuk ke dalam Goa tersebut. suasana Goa yang sangat dingin dan menyeramkan. saat baru setengah perjalanan masuk ke dalam Goa, ia dikejutkan dengan kelelawar yang beterbangan. dengan memberanikan diri, ia pun melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam Goa tersebut.
"Siapa yang sudah berani masuk ke wilayahku?!" John terkejut mendengar suara besar yang menggema di Goa tersebut. ia pun menghentikan langkahnya dan menatap langit-langit untuk mencari orang yang bicara padanya itu. namun ia tidak menemukan siapa-siapa.
"Maaf mengganggu, tuan weskail.. aku ingin bertemu denganmu. aku ingin belajar ilmu sihir padamu, tolong ajari aku. muncullah.." seru John agar penghuni Goa itu muncul. tak lama, terlihat sosok pria dari kegelapan yang memiliki fisik seperti hulk dengan wajah yang menyeramkan. itu adalah tuan Weskail yang diduga orang tersakti.
"Ada apa mencariku?"
John langsung menundukkan tubuhnya dan memohon pada Weskail, "Tolong, ajari aku ilmu sihirmu.. aku ingin menjadi kuat."
"Kamu menjadi kuat karena apa?"
John kemudian terdiam sejenak, lalu memasang wajah penuh dendam. "Aku ingin membalaskan dendamku pada seseorang, dia sudah menghinaku.. dan dia dari bangsa duyung yang memiliki kekuatan sihir yang luar biasa. aku ingin mendapatkan kekuatan yang melebihi bangsa itu agar aku bisa membalaskan dendamku, tuan.."
Melihat kesungguhan John yang ingin belajar ilmu hitam membuat weskail terdiam sejenak. "Duyung ya... baiklah, aku akan mengajarimu ilmu yang melebihi bangsa itu."
"Benarkah tuan?"
"Iya.. tapi latihan ini sangat berat, kamu harus melewati semuanya tanpa adanya kegagalan."
John menatap mata Weskail dengan sungguh-sungguh, "Aku akan berusaha tuan, terima kasih karena sudah menerimaku jadi muridmu."
"Baiklah, kamu bisa mulai latihan sekarang,"
John mulai diajari beberapa jurus dasar, dan beberapa lathan lainnya. terlihat John sangat gigih melakukan latihan tersebut. hari berganti hari, latihan yang dilalui terasa sangat berat tapi John melaluinya tanpa mengeluh. Weskail sangat mengapreasi akan semangat dan kegigihan John. John mulai menguasai beberapa jurusa dasar, menengah hingga tingkat tinggi.
Hingga tepatnya sebulan kemudian, terlihat John bisa menghancurka sebuah batu dengan hanya memukulnya. John sudah semakin kuat dan ia juga menguasai berbagai macam sihir yang diturunkan weskail padanya. ia pun bangga pada John karena dalam waktu tempuh sebulan bisa menguasai banyak ilmu dan itu tanpa adanya kegagalan.
"John, latihanmu sudah berakhir.. kamu bisa mewujudkan tujuanmu sekarang,"
"Baik tuan, aku akan pergi untuk membalaskan dendamku. terima kasih karena sudah mengajariku." John pun memberikan hormatnya pada gurunya itu. weskail menyentuh kepala John untuk memberikan sedikit kekuatannya agar pria itu tidak mudah terkalahkan. setelah selesai, John mulai keluar dari Goa tersebut dan mulai perjalanan untuk membalaskan dendamnya.
***
Debbara tengah bersantai di istana kecilnya, awalnya hanya sekedar duduk-duduk saja, iapun mulai berenang di aliran sungai yang terhubung ke istananya. seketika tubuhnya berubah menjadi seekor duyung yang menawan. ia berenang dengan santainya. namun baru saja sebentar menikmati waktu berendamnya, tiba-tiba saja langit mulai menghitam bak menandakan adanya badai. ia pun merasakan ada hawa aneh yang tengah menyeimuti area kesekitarannya.
Anvi yang tengah menemani tuannya bersantai, waspada karena ia merasakan adanya bahaya yang mencekam. ia segera menyiapkan sihirnya untuk berjaga-jaga. tiba-tiba saja ada suara petir yang menggeluruh membuat keduanya terkejut hebat.
"Putri, sebaiknya kita masuk ke dalam karena hamba merasakan-.."
BRAAAKK!!!!
Keduanya terkejut dengan suara keras yang berasal dari luar sana. terlihat ada benda besar yang sengaja terlempar masuk ke dalam. Anvi menjadi garda terdepan untuk melindungi tuannya itu. seketika ada orang misterius yang mulai muncul di sela benda yang terlempar tadi.
"Siapa kamu?!" teriak Anvi. ia terkejut karena ada orang asing yang berhasil menembus pertahanannya dan lagi mengetahui lokasi yang sudah ia jadikan transparan. orang itu menampilkan senyum menyeringainya, dan berusaha menatap seseorang yang sedang berada di belakangnya.
"Kau, lebih baik pergi dari sana sebelum kubunuh.."
"Tidak akan pernah! jika kau akan menyakiti tuan putri maka kau berhadapan denganku.." ucap Anvi dengan tegasnya.
Pertarungan Anvi dan orang misterius tersebut tidak terelakan, Anvi merasakan kekuatan yang luar biasa kuat dari orang tersebut bahkan melebihi dirinya. namun ia berusaha mengalahkannya agar tuan putri tetap aman. namun dengan sekejap Anvipun dikalahkan, darahnya keluar dari area mulutnya. dengan sadis, orang itu membunuh Anvi di depan Debbara.
"TIDAAAAAAAKKKK!!! ANVIIIII!!!" Debbara berteriak karena telah kehilangan pelayan terdekatnya. ia memandangi orang misterius itu yang masih tertutupi jubah itu yang telah membunuh Anvi,
"Siapa kamu sebenarnya?! apa yang kau inginkan?!"
Orang itu menampilkan senyum menyeringainya, "Kau tidak ingat padaku, Debbara?" Debbara terkejut karena mengenali suara ersebut. perlahan orang itu menyingkap penutup wajahnya dan terlihat wajah John yang tersenyum puas ke arahnya, Debbara terkejut karena John yang berasal dari manusia bisa menembus pertahanan istananya.
"Kenapa kau-.."
"Kenapa aku bisa sampai sini? kau kira aku hanya orang biasa? aku akan membalas perkataanmu tempo lalu Debbara.. aku akan membuatmu menyesali perkataan sombongmu itu!" seru John.
Debbara pun masih memasang wajah syoknya, lalu ia merasakan energi tubuh John yang luar biasa. seketika tubuhnya ketakutan, segera ia pergi dan berenang untuk menjauh dari Jhon. terlihat Jhon kembali menampilkan senyum menyeringainya, seketika Debbara terkejut karena Jhon sudah ada di depan matanya. seketika Jhon menghentikan Debbara dengan memegangi sirip ikannya.
"Lepaskan aku!!"
"Kau salah mengira jika bisa kabur dariku Debbara," Gadis itu tidak bisa bergerak dengan bebas karena Jhon masih memegang siripnya dan sekarang merengkuh tubuhnya. mata tajam pria itu masih menatap pada Debbara.
"Kamu sangat cantik, tapi sayangnya kamu sangat sombong. andai kamu menerimaku waktu itu, hal ini tidak akan terjadi. dulu wajah cantikmu membuatku jatuh cinta, tapi sekarang wjahmu itu membuatku semakin membencimu. Kamu harus mati ditanganku, Debbara.."
Debbara memasang wajah marahnya, "Itu tidak akan terjadi!!" Debbara pun mulai mengeluarkan sihirnya dan terlepas dari rengkuhan Jhon. ia pun sudah kembali dalam wujud manusianya. lalu kembali menatapnya dengan tajam, "Aku akan mengalahkanmu, Jhon!"
Pertarungan antara Jhon dan Debbara pun tak terelakan. karena terlalu kuat, properti istana banyak yang hancur. baik Debbara maupun Jhon sama-sama kuat dalam kekuatan sihir. namun Jhon tidak kehilangan akal, ia segera mengeluarkan senjata berbentuk seperti pedang dan mulai mengayunkannya pada Debbara. gadis itu pun sedikit terkecoh karena ia tidak ahli dalam ilmu pedang. dan itu berhasil membuat Debbara tidak menggunakan sihirnya, dengan cepat Jhon menyerang dan berhasil mengenai Debbara. terlihat gadis itu terpental agak jauh karena terkena serangan Jhon. mulutnya sudah mengeluarkan darah. Jhon mendekati Debbara dan mencekik lehernya.
"Ada kata terakhir sebelum kau mati?" tanya Jhon.
Dalam keadaan lemas, Debbara hanya memandangi Jhon. tiba-tiba ia menutup kedua matanya lalu mulutnya bergerak seolah membacakan mantranya. Jhon yang tahu kekuatan duyung bisa menyembuhkan dirinya sendiri, ia seketika mengambil langkah cepat. Jhon mengayunkan pedangnya lalu menusukkannya tepat di jantung Debbara.
Seketika Gadis itu pun tidak bernyawa, Jhon merasa bangga akan dirinya yang sudah berhasil membalaskan dendamnya. namun senyumnya itu tergantikan menjadi terkejut sebab ada cahaya terang yang berasal dari dahi putri Debbara itu. Jhon tidak bisa melihat karena cahaya tersebut sangat terang lalu cahaya tersebut kemudian terpantul ke atas langit menembus alam semesta bahkan sampai tubuh Jhon terpental seraya cahaya itu terpantul ke atas.
Cahaya permata itu nembus ke semesta dan seketika terdengar mantra dari tuan putri sebelum terbunuh oleh Jhon, "Cahaya permata akan kembali, kebersihan dan ketulusan hati akan mengubah takdir. akan datang satu jiwa yang menanti walau tiada ujungnya." tiba-tiba saja cahaya itu terjatuh pada sebuah kalung yang berbentuk permata dan menambah aksen mahalnya. kalung tersebut akan menyala ketika ada orang terpilih yang mendapatkannya. hampir turun temurun kalung tersebut berpindah tangan dari generasi ke generasi. sehingga ada 1 anak yang menjadi ramalan untuk menyelamatkan dunia peradaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments