Fenomena kalung cahaya

Jaman demi jaman mulai berlalu, kini sudah memasuki era modern di mana semua peradaban, dan kecanggihan teknologi mulai merajalela. Di suatu kota, tengah mengalami hujan lebat disertai angin dan petir. Ada seorang wanita yang tengah hamil besar berjalan di tengah badai.

Terlihat, wanita itu sangat memprihatinkan. Ia pun terduduk ditepi jalan seraya menangisi nasibnya. Sementara ada seorang wanita yang sedang mengendarai mobilnya untuk pulang menuju ke rumahnya. Namun di pertengahan jalan, ia melihat ada sosok wanita hamil yang sedang terduduk ditepian di tengah badai hujan.

Hatinya terbesit untuk menolongnya, lalu ia memberhentikan kendaraannya tepat di samping wanita hamil itu terduduk. Ia pun keluar dengan membawa payung dengan segera menghampiri ibu hamil itu.

"Ya ampun ibu, ibu mau ke mana?! Ini lagi hujan badai. Ayo saya antar pulang ke rumah yuk,"

Wanita hamil itu menatap wajah yang menolongnya, dengan gemetar ia memegangi tangan wanita tersebut. "I-bbu.. tolong.. bb-bbawa ke rumah sakit." lirihnya.

Wanita penolong itupun menyadari jika wanita hamil itu sedang meminta bantuan untuk menuju ke rumah sakit, ia pun menerima dengan cepat permintaannya itu. "Baiklah bu, saya antarkan ke rumah sakit. Ayo naik ke mobil saya."

Perlahan ia membantu wanita hamil itu berdiri dan menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil. Ia menaruhnya di kursi penumpang, tak lupa ia menaruh tas ibu tersebut ke dalam mobilnya. Segera ia memasuki mobilnya untuk membawa ibu tersebut ke rumah sakit.

Selama di perjalanan, ibu hamil itu terus menangis kesakitan. Tapi ia hanya menangis tidak sampai berkata-kata kasar bahkan mengeluh. Karena tidak tega, yang menolongnya menambah kecepatannya di tengah hujan badai. Dan ia menemukan rumah sakit terdekat, setelah itu segera ia memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk rumah sakit.

"Toloooong!! Ada yang mau melahirkaaann.. cepat kemari!!"

Lalu beberapa petugas medis dengan cepat mengevakuasi pasien ibu hamil itu ditidurkan ke brangkar. Lalu pasien itu mulai di bawa masuk ke area rumah sakit dan segera di tangani dokter. Wanita penolong itu memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia pun ikut ke ruangan bersalin di mana wanita hamil yang ditolongnya sedang berjuang untuk menjadi seorang ibu.

"HAAAAAAAAA!!!!! SAKIIIIIIITTTTT!!"

Teriakan demi teriakan terdengar dari ruang bersalin itu, entah kenapa membuat wanita yang sudah menolong ibu hamil itu ikut cemas. Tak berselang lama, tangisan bayi mulai terdengar jelas. Wanita penolong itu segera mengulas senyum dan menghela nafas leganya karena persalinan sudah selesai.

Beberapa menit menunggu, pintu ruang bersalin pun terbuka lebar. Namun terlihat wajah dari dokter yang sudah menangani pasien di dalam, berwajah sendu cenderung sedih.

"Ibu, anda dipanggil pasien di dalam. Katanya ingin bilang sesuatu sama ibu."

Perasaan wanita itu mendadak tidak enak, namun ia tetap tenang dan memasuki ruangan tersebut. Terlihat di sana ibu yang ditolongnya sedang menimang bayi yang baru saja dilahirkan. Melihatnya masuk, ia langsung tersenyum hangat.

"Ibu.. terima kasih karena sudah menolong saya, kalau tidak ada ibu, mungkin anakku tidak akan selamat."

Wanita penolong itu memberikan senyum manisnya seraya memegangi tangannya yang masih terasa dingin. "Gapapa bu, sesama manusia harus saling membantu. Karena saya tidak mungkin membiarkan ibu hamil di luar sendirian dalam kondisi hujan lebat."

"Oh iya, nama ibu siapa? Aku Marcella,"

"Namaku Denaly.." ujar wanita penolong itu.

Marcella tiba-tiba saja terdiam memandangi putrinya yang sedang tertidur pulas digendongannya. Hatinya seakan sakit ketika melihat bayi tersebut yang lahir dalam kondisi seperti ini. Di tengah diamnya, ia menatap Denaly kembali dengan serius.

"ibu Den, saya boleh meminta tolong pada sekali lagi?"

Dengan cepat, Denaly mengangguk menyanggupi permintaan ibu muda itu. "Iya boleh, emangnya mau minta tolong apa?"

Marcella kembali terdiam sejenak, lalu kembali menatap mata Denaly kali ini dengan keseriusan, "Jagalah anakku, Ibu Den.. aku sudah tidak bisa hidup lebih lama lagi."

Denaly pun terkejut mendengar Marcella berkata demikian, "kenapa seperti itu bu? Anda harus tetap berada di samping anak ini. Kasihan kalau anda tinggal pergi.. memangnya ibu mau pergi ke mana?"

"Aku mengidap penyakit kronis bu, walau ini tidak menular tapi aku sudah tidak kuat menahannya. Ditambah aku melahirkan normal, tolong bu.. jaga anakku. Aku memberinya nama Xaviera agar dia menjadi wanita yang gigih dan kuat."

"Lalu bagaimana dengan keluargamu? Suamimu?"

"Mereka tidak peduli padaku bu, aku diceraikan suami dan diusir saat hujan badai tadi. Aku tidak tahu ingin meminta tolong pada siapa lagi selain anda." Nafas Marcella mulai tersengal-sengal sebab ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit di tubuhnya. Ia pun memberikan bayinya perlahan agar digendong oleh Denaly. Dan wanita itu pun tidak menolak, malah dirinya pun menerima bayi tersebut dan menggendongnya.

"Dia lucu dan cantik.."

Saat masih dalam gendongan Denaly, Marcella mengeluarkan sebuah kalung permata yang akan ia wariskan pada putrinya. Ini adalah perhiasan dari turun temurun keluarga Marcella. Lalu ia mengalungkan kalung tersebut di sela leher bayi yang baru saja beberapa jam dilahirkan.

"Tolong jaga permata ini juga ya bu, ini adalah harta satu-satunya yang saya miliki dan saya wariskan untuk anak saya."

"Iya bu, saya akan menjaganya."

Kali ini Marcella bisa tenang untuk pergi selamanya, nafasnya sudah sangat tidak karuan bahkan membuat Denaly panik dan segera memanggil dokter. Namun saat melihatnya kembali, Marcella sudah tertidur. Denaly membulatkan matanya, ia menaruh Xaviera bayi ke dalam box terlebih dahulu, lalu ia mengecek nafas Marcella dan ternyata sudah tidak ada.

Tiba-tiba Xaviera bayi menangis dengan kencang dan dokter pun datang. Mereka pun terkejut karena pasien sudah tidak bernyawa. Denaly menceritakan hal sebenarnya, dan ia pun yang mengambil alih Xaviera sekarang.

***

Keesokan harinya,

Jenazah Marcella dimakamkan, Denaly pun ikut menyaksikan sembari menggendong bayi kecil itu. Entah kenapa hatinya sangat sedih padahal mereka baru saja bertemu. Melihat batu nisan bertuliskan Marcella, ia menyentuhnya untuk yang terakhir kali.

"Marcella, aku janji akan menjaga anakmu.. namamu akan kusematkan di belakang putrimu agar dia bisa mengenangmu sebagai ibunya."

Setelah berbincang singkat, ia pun pamit. Bayi kecil itu pun sekarang ikut dengannya. Iapun membawa anak itu ke sebuah tempat seperti panti asuhan, eits jangan hujat dulu.. dia ternyata pemilik panti asuhan tersebut. Ia sangat prihatin karena banyak anak-anak yang terlantar, jadi ia memutuskan untuk membuat panti asuhan agar bisa merawat anak-anak seperti Xaviera ini.

Anak-anak di sana sangat antusias karena mendapatkan keluarga baru. Lalu Denaly menyerahkan Xaviera kepada pengasuh di sana. "Jaga dia dulu ya, saya mau belikan barang-barang untuk bayi ini."

"Oh baik bu, nama bayi cantik ini siapa?"

Denaly pun terdiam sejenak lalu kembali mengeluarkan suara, "Xaviera Marcella.."

***

Terlihat Xaviera sudah bertumbuh kembang, dia yang berusia 8 tahun menjadi gadis yang ceria ketika bersama dengan anak-anak panti dan yang lainnya. Namun ia sering menangis dikarenakan banyak yang sering mengejeknya di sekolah karena hanya dirinya tinggal di panti asuhan yang artinya ia anak buangan.

Suatu hari, sepulang sekolah ia menangis berlari ke arah kamarnya. Denaly yang melihatnya menangis pun segera menghampirinya. Anak itu sering sekali pulang sekolah dalam keadaan menangis. Ia pun menghampiri Xaviera yang tengah menangis di meja belajarnya.

"Sayang, kamu kenapa nangis? Ada yang jahat sama kamu?" tanya Denaly dengan lembut.

Xaviera kecil menatap ibu panti asuhannya itu dengan sendu, "Ttadi.. aku diejek di sekolah bu.. katanya, aku tidak punya ibu karena aku anak panti asuhaaaann.. heuuuuu..."

Denaly pun dengan cepat memeluknya, "kata siapa kamu gak punya ibu, kamu punya kok.. malah kamu punya 2 orang ibu."

"Benarkah?"

"Iya, ibu pertama adalah ibu Denaly.. yang kedua adalah ibu Marcella yang sering ibu ceritakan sama kamu.."

"Tapi, aku ingin bertemu dengan ibu Marcella, aku kangen padanya bu.."

"Kamu masih memakai kalung pemberian ibu?"

Gadis kecil itu pun hanya mengangguk, lalu mencopot kalung yang sudah ada di lehernya dan sekarang ia memegangnya dengan telapak tangan kecilnya. "Kalau kamu kangen ibu Marcella, tinggal pegang kalung tersebut lalu bayangkan jika ada ibu sedang memelukmu. Sudah sayang, jangan menangis.. mau ibu belikaan eskrim?"

Perlahan anak itu sudah tidak menangis lagi, justru ia tersenyum kembali saat mendengar ibu Denaly yang akan memberikannya eskrim.

"Mau mau.. ibu aku mau eskrim,"

"Ya sudah, kamu ganti pakaian dulu ya.. ibu tunggu di luar."

Denaly pun meninggalkan kamar Xaviera untuk menyiapkan mobilnya, sementara gadis kecil itu segera ganti seragam sekolahnya menjadi baju biasa. Ia menaruh kalung permata itu meja belajarnya dan meninggalkannya begitu saja.

Saat Xaviera keluar, fenomena aneh pun terjadi. Kalung tersebut tiba-tiba menyala saat tidak ada orang di sekelilingnya.

***

Xaviera pun perlahan beranjak remaja dan sekarang berubah menjadi gadis yang cantik. Namun perubahan sikapnya sangat drastis, dulu ia ceria sekarang menjadi lebih pendiam dan pemurung. Ternyata bullyan yang ia dapat ternyata lebih banyak dibandingkan dulu waktu ia kecil saat di bangku sekolah dasar.

Sekarang ia berada di bangku sekolah menengah atas dan menduduki bangku kelas 2 SMA. Ia juga sering menyendiri dan mengobrol dengan kalung pemberian ibunya. Hanya kalung itu saja yang bisa menyembuhkan luka hatinya. Dan ia sering sekali dibully secara fisik dan membuatnya lebam-lebam, namun luka itu tidak ada ketika sudah pulang ke panti asuhan.

Ia tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Untuk mengatasi pembullyan, ia selalu belajar bela diri untuk melindungi dirinya sendiri. Kalung yang berada di lehernya harus dilepas agar tidak hilang terpental. Namun saat badannya tengah merasa sangat kesakitan karena latihan bela diri, tiba-tiba saja kalung yang ia pegang itu menyala terang. Ia pun terkejut melihat fenomena aneh yang berada di tangannya lalu ia melempar kalung tersebut.

"Apa yang terjadi?!"

Lalu kalung tersebut tidak kembali bersinar dan kembali pada mode biasa. Dengan perlahan ia mendekati kalungnya lagi, ia penasaran kenapa kalungnya ini bisa menyala. Namun setelah diperiksa tidak ada cahaya lagi. Ia pun kembali memakai kalung tersebut dan memutuskan untuk menyudahi latihannya.

Episodes
1 The kingdom of mermaids - Sakana city
2 Kota Cantion _ Bertemu John
3 Kehancuran dan munculnya kalung cahaya
4 Fenomena kalung cahaya
5 Dihantui mimpi aneh
6 Terjatuh ke dimensi lain
7 Menjadi sasaran pengejaran
8 Asal-usul permata biru
9 Mimpi itu jadi nyata
10 Keanehan kalung permata
11 Membuat perisai
12 Belajar membaca dan berpedang
13 Itulah tujuanku
14 Berhasil berlatih pedang
15 Goa permata biru
16 Buku misterius
17 Kedatangan John diam-diam
18 Bala bantuan balas dendam
19 Penguntit
20 Selimut biru di pedang legenda
21 Anvi (Xaviera mengamuk)
22 Pelaku sesungguhnya
23 Debbara & Xaviera
24 Battle penguasaan perisai
25 meminta mengembalikan permata biru
26 Memberitahu kebenaran
27 Kedatangan monster-monster
28 Bekerjasama
29 Kembali kesurupan
30 Berhasil menaklukan kelima monster
31 Tuntas
32 Bertemu dengan pemilik asal kalung permata
33 Datangnya monster kurcaci
34 Kurcaci vs roh duyung
35 Xaviera tersadar
36 Latihan sinkronisasi permata biru tingkat tinggi
37 Uji coba walau sejenak
38 John datang kembali
39 Kalah?
40 Xaviera vs John part 2
41 Memutuskan untuk kembali
42 John mendapatkan anak buah
43 Pengejaran Xaviera dan Debbara
44 Debbara melemah
45 Bertemu pesuruh John 1
46 Bertemu sosok nenek penjaga hutan
47 Portal waktu
48 Sampai ke negeri duyung
49 kedatangan suku manusia di negeri duyung
50 Xaviera vs squade
51 Perjalanan akhir
52 Bertemu dengan ibu ratu
53 Pertarungan.... berakhir!
54 Penyelamatan Xaviera
55 Mimpi dan permohonan maaf
56 Xaviera tersadar
57 Mengatakan, ingin pulang
58 Melepas rindu sebelum berpisah selamanya
59 Hari pelantikan Debbara dan Xaviera
60 Festival istana dan pesta dansa
61 Perpisahan akhir dan Kembali ke Zamannya
62 Plot wist (sosok Debbara muncul kembali)
63 Debbara di dunia nyata
64 Membalas pembullyan
65 Ternyata...
66 Debbara vs Nenek
67 Mario Advison
68 Awal mula penyelidikan
69 Kebenaran
70 Syok berat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
The kingdom of mermaids - Sakana city
2
Kota Cantion _ Bertemu John
3
Kehancuran dan munculnya kalung cahaya
4
Fenomena kalung cahaya
5
Dihantui mimpi aneh
6
Terjatuh ke dimensi lain
7
Menjadi sasaran pengejaran
8
Asal-usul permata biru
9
Mimpi itu jadi nyata
10
Keanehan kalung permata
11
Membuat perisai
12
Belajar membaca dan berpedang
13
Itulah tujuanku
14
Berhasil berlatih pedang
15
Goa permata biru
16
Buku misterius
17
Kedatangan John diam-diam
18
Bala bantuan balas dendam
19
Penguntit
20
Selimut biru di pedang legenda
21
Anvi (Xaviera mengamuk)
22
Pelaku sesungguhnya
23
Debbara & Xaviera
24
Battle penguasaan perisai
25
meminta mengembalikan permata biru
26
Memberitahu kebenaran
27
Kedatangan monster-monster
28
Bekerjasama
29
Kembali kesurupan
30
Berhasil menaklukan kelima monster
31
Tuntas
32
Bertemu dengan pemilik asal kalung permata
33
Datangnya monster kurcaci
34
Kurcaci vs roh duyung
35
Xaviera tersadar
36
Latihan sinkronisasi permata biru tingkat tinggi
37
Uji coba walau sejenak
38
John datang kembali
39
Kalah?
40
Xaviera vs John part 2
41
Memutuskan untuk kembali
42
John mendapatkan anak buah
43
Pengejaran Xaviera dan Debbara
44
Debbara melemah
45
Bertemu pesuruh John 1
46
Bertemu sosok nenek penjaga hutan
47
Portal waktu
48
Sampai ke negeri duyung
49
kedatangan suku manusia di negeri duyung
50
Xaviera vs squade
51
Perjalanan akhir
52
Bertemu dengan ibu ratu
53
Pertarungan.... berakhir!
54
Penyelamatan Xaviera
55
Mimpi dan permohonan maaf
56
Xaviera tersadar
57
Mengatakan, ingin pulang
58
Melepas rindu sebelum berpisah selamanya
59
Hari pelantikan Debbara dan Xaviera
60
Festival istana dan pesta dansa
61
Perpisahan akhir dan Kembali ke Zamannya
62
Plot wist (sosok Debbara muncul kembali)
63
Debbara di dunia nyata
64
Membalas pembullyan
65
Ternyata...
66
Debbara vs Nenek
67
Mario Advison
68
Awal mula penyelidikan
69
Kebenaran
70
Syok berat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!