4

Mata semua orang yang mendengar pengakuan dari Saly langsung melebar. Dan disaat yang bersamaan hal itu juga membuat semua orang berpikir beberapa hal.

Akan tetapi, karena wanita di depannya ini sedanf berbicara dengan Arsa, maka kesimpulan mereka mengarah pada hal lainnya.

“Arsa! Apa yang telah kamu lakukan pada Nona Hils?”

Kebingungan Arsa langsung teralihkan saat mendengar Boy bertanya padanya. Dia sempat menoleh pada pemuda itu, sebelum akhirnya kembalo menatap kearah Saly.

“Nona Hils, aku tidak mengerti maksudmu? Apa yang telah aku lalukan pad—“

Arsa tidak sempat menyelesaikan kata-katanya, karena tiba-tiba saja Boy yang sudah memutari meja, datang mendekat dan berkata. “Nona Hils, aku Boy Embell, putra kedua Thomas Embell.”

Boy dengan sangat percaya diri memperkenalkan dirinya. Seolah jika dia menyebutkan nama ayahnya, maka wanita cantik di depannya ini akan sedikit lebih memperhatikannya.

Namun usahanya itu di tanggapi dengan anggukan semata oleh Saly. Tidak lebih dan tidak kurang, pun tidak ada kembalian atau siara ulang.

“Pemuda ini memang sedikit terkenal kurang baik disini, jadi apa yang dia lakukan padamu?” Ucap Boy mengajukan pertanyaan karena penasaran.

Mendengar itu, Saly menggelengkan kepalanya, lalu menjawab. “Tuan Embell, mohon maaf, ini masalah pribadi, jadi biarkan aku dan pemuda ini yang menyelesaikannya.”

Mata Boy sempat melebar, begitu juga dengan semua orang yang ada di perpustakaan. Karena jawaban Saly ini sangat tidak mereka duga, dan sudah pasti menjurus pada pertanggung jawaban.

“Nona Hils, apa maksudmu?” Arsa semakin dibuat tak mengerti, sudah merasakan jika semua mata saat ini sedang tertuju padanya, menatapnya dengan curiga.

“Jangan berpura-pura tidak tau. Sekarang, ikut aku! Kita akan mencari tempat lain, untuk membicarakannya.” Balas Saly, saat itu juga.

Arsa mengendarkan pandangannya dan melihat semua orang yang kini menatapnya dengan tatapan yang aneh.

“Arsa! Habislah, kau! Kenapa kau mencari masalah dengannya? Apa kau tidak siapa wanita itu, hah?” Ucap Boy, dengan nada menakut-nakuti.

“Hei, aku rasa pemuda menyedihkan ini, sudah melecehkan nona Hils.” Tuduh pemuda yang bernama Boy, sedikit membesarkan suaranya.

Hal itu tentu saja membuat mata semua orang disana terkejut. Dan saat itu juga, mereka mulai menatap Arsa dengan tatapan jijik.

Arsa baru akan menanggapi hal itu, namun dia mendengar Saly yang sudah berada di pintu, berseru, “Hei, apa kau akan ikut atau aku perlu sedikit memaksamu?”

Arsa yang sedikit kebingungan, menatap pada Saly, lalu pada kedua pemuda itu. Kemudia pada semua orang yang ada di sana.

Saat itu, dia menyadari telah terjadi kesalahpahaman yang sangat besar disini.

“Sial! Ada apa dengan wanita itu?” Gumam Arsa, sebelum akhirnya memutuskan mengikutinya, untuk meminta penjelasan.

Hampir semua orang yang ada ditempat itu, mengenal siapa Saly Hils. Dia adalah salah satu broker sukses, yang karirnya menanjak hanya dalam waktu singkat.

Saat ini saja, wanita itu masih menjadi topik perbincangan, karena menjadi satu-satunya orang yang selamat, dari seluruh pemilik saham sebuah perusahaan tambang besar yang hancur, hampir sebulan yang lalu.

Dampaknya, orang-orang percaya bahwa sebagai broker, Saly memiliki analisa yang sangat hebat. Hal itu terbukti saat dia berhasil menyelematkan para investornya, bahkan tanpa mengalami kerugiaan sedikitpun.

Beberapa investor besar langsung menghubunginya dan mempercayakan dana investasi mereka untuk dikelola oleh wanita itu.

Hal tersebut, juga langsung menjadikan dia sebagai broker wanita yang sangat terkenal di Dreams, hanya dalam waktu beberapa hari setelahnya.

“Hahahahahaha…!”

Arsa tidak tahu apa yang salah dengan gadis di depannya ini. Dia terus tertawa setelah pemuda itu menjelaskan masalah apa yang baru saja dia sebabkan, kampusnya.

“Nona Hils, aku rasa ada yang salah dengan dirimu. Ini masalah besar!”

Arsa tidak ingin semua orang berpikir bahwa dia benar-benar telah melecehkan gadis ini.

Namun anehnya, justru sepertinya hal itu terdengar lucu bagi Saly, hingga dia kesulitan untuk meredakan tawanya sendiri.

“Jadi, apa sebenarnya yang kamu inginkan, dengan membawaku ke tempat seperti ini?” Tanya Arsa, mengalihkan topik.

Tawa Saly sedikit mereda. Namun senyuman masih tergambar diwajahnya. Tidak menanggapi pertanyaan Arsa, wanita itu mendekatkan tubuhnya kameja dan berkata. “Arsa, ayo kita bercinta!”

Arsa yang tidak menyangka Saly akan mengatakan hal itu, langsung mundur hingga membuat kerahnya terlepas dari gadis itu dan menyandarkan punggunya di kursi sebuah restoran, tempat dimana mereka saat ini berada.

“Oh, Sial! Aku tidak menyangka, wanita ini benar-benar, gila.” Umpat Arsa.

“Hahahaha!” Mendengar itu, lagi-lagi tawa Saly meledak. Menurutnya pemuda di depannya ini benar-benar lucu.

Jika dia jujur, saat ini ada ratusan laki-laki yang coba mendekatinya. Namun, melihat bagaimana tanggapan pemuda ini saat mendengar apa yang baru saja dia katakan, Saly tidak bisa untuk tidak tertawa.

“Jika kau membawaku kesini hanya untuk menertawakanku, maka aku akan pergi saja.” Ucap Arsa, sebelum akhirnya dia berdiri dan benar-benar berniat untuk pergi dari sana.

“Maaf! Maaf!” Kata Saly, setelah berhasil menangkap satu tangan untuk mencegah kepergian pemuda itu.

“Tentu saja aku membawamu kesini bukan untuk itu, sudah kutakan bukan? Aku ingin membalas jasamu.” Ujar Saly, mencoba membuat pemuda itu kembali duduk.

“Tidak perlu, aku senang kami selamat. Sebaiknya kamu mengetahui apa yang kamu beli agar kamu tahu apa sesuatu itu berharga atau tidak.” Ucap Arsa kembali menjelaskan.

Arsa kembali ingin pergi, namun Saly kembali menahannya. “Sebentar, Arsa! Duduklah… maaf atas sikapku. Aku hanya sangat senang, karena akhirnya bisa menemukanmu dan ternyata kamu juga pemuda yang baik.”

Arsa tahu maksud wanita di depannya ini. Namun dia juga tahu bahwa apa yang akan Saly bahas, bukanlah sesuatu yant ingin dia bicarakan. Bahkan Arsa sama sekali tidak ingin membicarakan hal itu.

“Tolong duduklah, aku akan serius.” Rengek Saly

Melihat wajah cantik itu memohon, membuat Arsa sedikit tidak enak hati. Dia mengangkat bahunya dan berkata pasrah. “Baiklah.”

Saly melepas tangan pemuda itu saat dia merasa Arsa akan kembali duduk.

“Arsa jujur saja. Saat itu kamu telah benar-benar telah menyelamatkan hidupku dan banyak orang! Bahkan saat itu, aku juga menginvestasikan semua yang aku miliki pada perusaan itu.” Ucap Saly memulainya.

Arsa hanya menganggukan kepalanya. Terlihat tidak begitu tertarik. Hal itu membuat Saly semakin penasaran, kenapa pemuda ini bisa mengetahui sesuatu yang bahkan orang-orang yang sangat ahli dalam investasi tidak bisa mengetahui hal itu sebelumnya.

“Bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa perusahaan itu telah memalsukan data temuannya?” Tanya Saly, karena melihat Arsa tidak begitu peduli dengan rasa terima kasihnya.

Arsa menggelengkan kepalanya, berkata acuh. “Bukan perusahaan itu yang memalsukan data temuan. Tapi ahli yang bekerja pada perusahaan itulah yang memalsukan temuannya.”

Jawaban Arsa tersenyt seketika membuat mata Saly melebar. “Maksudmu?”

“Aku melihat perusahaan itu cukup stabil sebelumnya. Namun seorang ahli yang mereka pekerjakan untuk menemukan emas diwilayah itu, memiliki masalah yang cukup serius. Aku curiga dan mencoba mencari tahu tentang dirinya. Dan—“

Belum sempat Arsa menyelesaikan kata-katanya, Saly menyela. “Tapi, dia seorang ahli terkemuka. Aku bahkan sudah melihat track recordnya.”

Mendengar itu, Arsa tersenyum miring. “Justru karena itulah kalian semua tertipu. Hanya karena dia ahli terkemuka dan kalian semua percaya, bukan?”

Jeda sejenak untuk melihat reaksi Saly, Arsa melanjutkan. “Apa kamu tidak memikirkan bahwa seorang ahli juha memiliki masalah? Dan masalah itulah yang membuat dirinya memalsukan data temuannya.”

Mata Saly mengerjap beberapa kali, mencoba mencerna apa yang dikatakan Arsa. Otaknya sedang berusaha keras untuk terus berputar secaea cepat.

“Jadi kamu menyelidikinya sampai kesana!” Tanya Saly lagi.

“Tidak hanya itu saja. Aku bahkan mengetahui perusahaan mana yang akan di untungkan saat perusahaan itu hancur.” Jawab Arsa santai, seolah hal itu bukanlah apa-apa.

Arsa memperhatikan Saly yang menatapnya dengan nanar. Tak berselang lama, keningnya berkerut sangat dalam. Saly berdiri dan berjalan kearahnya, mendekat sebelum akhirnya melakukan sesuatu yang membuat mata Arsa melotot.

Wanita cantik itu berlutut dan meraih lengannya, lalu berkata dengan sungguh-sungguh. “Arsa, bercintalah… eh, tidak! Menikahlah denganku.”

Sudah pasti Arsa langsung membeku di tempatnya, sebelum akhirnya kembali mendapatkan kesadarannya, “Nona Hils, apa hari ini kamu salah makan? Atau obatmu belum diminum?”

Saat ini, meskit tidak begitu ramai dengan para pengunjung. Semua orang yang ada direstoran menatap pada mereka berdua.

“Aku tidak salah makan atau salah meminum obat, aku hanua berharap bisa menemukak seorang pria hebat. Dan sepertinya saat ini aku sudah menemukan orang itu, jadi menikahlah..!” Jawab Saly denhan cepat dan tersenyum menggoda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!