...****************...
Keesokan paginya, gue bangun dengan perasaan campur aduk. Rasanya masih aneh banget tidur di kamar mewah dengan kasur empuk yang bisa bikin gue tenggelam.
Begitu gue keluar kamar, suasana rumah ini sepi banget. Lah, ke mana orang-orang? Pikir gue.
Gue turun ke bawah, ngelirik ke meja makan. Sarapan udah siap—ada roti panggang, telur, dan segelas jus jeruk. Tapi nggak ada Teddy.
Gue duduk dan mulai makan, sambil ngerenung. Hari pertama jadi istri pura-pura dan gue udah ditinggal?
Pas gue lagi nyuap telur, tiba-tiba ponsel gue bunyi.
Dari Teddy.
Teddy: Gue kerja. Jangan bikin masalah. Kalau mau keluar, kasih tahu gue dulu.
Gue mendelik ke layar. "Hah? GUE DI KURUNG NIH?!"
Langsung gue bales.
Gue: Enak aja nyuruh-nyuruh. Lo ninggalin gue sendirian di rumah gede gini, terus ngelarang gue keluar?
Nggak lama, dia bales lagi.
Teddy: Nggak ada yang ngelarang. Gue cuma bilang kasih tahu dulu. Jangan bikin onar. Gue nggak mau tiba-tiba dapet laporan lo ngeborong cabe se-truk buat koleksi pribadi.
Gue mencak-mencak. "ANJIR, DIA NGATAIN GUE PETANI CABAI LAGI!"
Tapi ya udahlah. Gue akhirnya mutusin buat keliling rumah aja. Mumpung nggak ada yang ngawasin, gue harus eksplor!
Gue mulai jalan-jalan ke setiap sudut rumah. Ada taman belakang yang gede banget, ruang baca dengan rak buku segede gaban, bahkan ada home theater!
Gue duduk di salah satu sofa empuk di ruang nonton dan nyeletuk, "Gila, rumah orang kaya emang beda. Lah ini gue kayak anak kosan yang tiba-tiba masuk hotel bintang lima."
Tapi lama-lama gue bosen juga. Teddy ninggalin gue sendirian tanpa hiburan. Gue bisa gila kalau diem doang. Gue harus cari kesibukan!
Jadi, dengan ide brilian yang tiba-tiba muncul, gue mutusin buat ngeborong barang pake kartu kredit Teddy.
Balas dendam kecil-kecilan.
Gue keluar rumah dengan langkah penuh kemenangan. Akhirnya bebas juga dari rumah itu!
Yang lebih gokil lagi, sekarang gue punya supir pribadi.
Pas gue masuk mobil, si supir langsung buka pintu dengan sopan. Gue berasa jadi orang penting.
"Mau ke mana, Nyonya?" tanya si supir, nada suaranya sopan banget.
Gue nahan ketawa. NYONYA? Hahaha, geli banget dengernya.
"Ke toko tanaman dan bibit," jawab gue santai.
Mobil melaju dengan mulus, dan gue mulai mikir. Gue sekarang istri pura-pura orang kaya, tapi jiwa petani cabai gue masih melekat erat.
Sampai di toko tanaman, gue langsung turun dengan penuh semangat. Begitu masuk, mata gue berbinar-binar. BANYAK BANGET TANAMAN DAN BIBIT DI SINI!
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" seorang pegawai mendekat.
"Saya mau beli bibit cabai, tomat, kangkung, pokoknya yang bisa ditanam di rumah." Seru gue langsung tersenyum lebar.
"Eh? Jarang ada perempuan muda suka beli bibit sayuran…" Balas pegawainya melongo denger jawaban gue.
Yaelah, Bang, gak usah heran gitu. Gue emang kelihatannya sosialita, tapi hobi tetap hobi!
Tanpa pikir panjang, gue mulai borong bibit dan beberapa tanaman hias. Lumayan buat ngisi waktu daripada bosen di rumah.
Setelah belanja, gue balik ke mobil dengan bawa banyak pot dan bibit tanaman.
Si supir melirik belanjaan gue dan nanya, "Nona suka berkebun?"
Gue nyengir.
"Suka banget! Mending mainan tanah daripada diem di rumah bengong."
Setelah semua barang masuk mobil, gue duduk dengan senyum puas. Misi hari ini berhasil! Sekarang tinggal pulang dan mulai ciptakan kebun kecil di rumah gue.
Setelah selesai belanja bibit dan tanaman, gue duduk di dalam mobil dengan perasaan puas. Akhirnya punya kebun sendiri!
Sesampainya di rumah, gue buru-buru turun, langsung angkut pot dan bibit satu per satu. Tapi baru aja gue mau bawa ke taman belakang, tiba-tiba ponsel gue berbunyi.
Teddy.
Gue mendengus sebelum akhirnya mengangkat. "Apaan?"
"Gue harus pergi selama seminggu untuk tugas."
Gue terdiam sejenak, lalu mengangkat alis. "Serius? Pergi seminggu?"
"Kenapa? Kangen?" suara Teddy terdengar menggoda.
“Kagak, justru gue seneng banget! Pergilah yang lama sekalian.” Gue mendengus, pura-pura girang.
“Jangan macem-macem selama gue nggak ada. Jangan bawa cowok ke rumah. Dan inget, tetap lapor kalau mau pergi ke mana.” Teddy terkekeh, tapi nadanya tetap serius.
“Yakin ninggalin gue sendirian? Gimana kalau gue kabur?” Gue mencibir, ngetes reaksinya.
"Jangan sok berani. Lo pikir rumah itu gak ada penjaganya?"
Gue melirik sekitar. Oke, bener juga. Gue baru sadar rumah ini dijaga beberapa orang berbadan kekar yang berseragam rapi.
"Yaudah lah, terserah. Sana pergi, biar gue bisa menikmati hidup damai tanpa lo," balas gue ketus.
Teddy hanya tertawa kecil sebelum akhirnya menutup telepon.
Gue menatap layar ponsel dengan perasaan lega. Seminggu sendirian di rumah gede ini? Artinya, gue bebas mau ngapain aja!
Tanpa buang waktu, gue langsung menuju taman belakang dan mulai nyangkul tanah. Hari ini, kebun impian gue akan lahir!
...****************...
Hari pertama ditinggal Teddy berjalan lancar. Gue sibuk di taman belakang, menanam bibit dan merapikan kebun. Tenang, damai, tanpa suara nyebelin pria itu.
Tapi hari kedua... Gue mulai bosen.
Gue keliling rumah, main-main di dapur, nyalain TV, scroll media sosial, tapi tetap aja ada yang kurang.
Sampai akhirnya, gue duduk di teras sambil nyemil, baru sadar satu hal. Gue ini sebenernya istri orang penting, kan? Kenapa gue hidup kayak janda kesepian?
Tiba-tiba ponsel gue berbunyi. Nomor tak dikenal.
"Hallo?"
"Aira, ini aku."
Gue melotot. Itu suara Teddy.
"Nomor lo kenapa berubah?"
"Nomor kerja. Gue mau ngingetin aja, jangan macem-macem di rumah."
Gue mendecak. "Yaelah, udah kayak bapak-bapak protektif aja."
"Memang gue suami lo," balasnya santai.
"Suami di atas kertas. Santai aja, gue gak bakal kabur." Ceplos gue asal.
"Bagus. Kalau lo butuh sesuatu, tinggal bilang ke kepala pelayan."
"Kalo gue butuh lo?" Gue mendengus.
Hening.
Sumpah, gue cuma asal nyeplos. Tapi setelah ngomong itu, gue ngerasa suasana jadi aneh.
"Lo... kangen gue?" suara Teddy terdengar geli.
"Bodo amat! Udah sana lanjut kerja! Jangan telpon-telpon gue lagi!"
Gue langsung nutup telepon dan mendekap wajah. Astaga, kenapa rasanya gue baru aja ngegali lubang buat diri sendiri?!
.
.
.
Next 👉🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments