BAB 3

Darsa dan keempat anggota yang lainnya seketika menghentikan ayunan langkah kakinya di bibir lubang yang cukup lebar tersebut.

"Tampaknya lubang ini sangat dalam. Mustahil bila dia bisa selamat," ucap Darsa seraya melemparkan sebutir batu ke dalam lubang tersebut.

"Jika Restu dan Barda bertanya, jawab saja pemuda tadi mati sesuai yang kalian lihat. Sekarang ayo kita pergi dari sini!" lanjut Darsa sambil berlalu meninggalkan bibir lubang.

Keempat temannya menyusul ayunan langkah kaki Darsa yang berjalan cepat menjauh. Pikiran mereka masih tertuju pada kematian Topan yang selama ini selalu bersama mereka.

Tubuh Dirga sendiri langsung pingsan begitu terjatuh ke dalam lubang. Pemuda tampan itu terus meluncur memasuki lubang berbentuk lorong panjang dan licin, hingga akhirnya terhenti dan terhempas di suatu tempat yang dipenuhi tumbuhan seperti lumut sedikit panjang, tapi memiliki warna biru keunguan.

Terdapat juga cukup banyak pepohonan tinggi yang berdiri menjulang seolah tidak memiliki batas. Puluhan kera yang bisa dibilang penghuni tempat itu, bermain dan begitu riang bergelantungan di akar-akar yang begitu panjang hingga mencapai dasar.

Saking asyiknya kera-kera itu bermain, mereka tampaknya belum menyadari kehadiran sosok asing yang sama sekali berbeda dengan bentuk tubuh dan wajah mereka.

Untuk beberapa saat lamanya tidak ada pergerakan sama sekali dari tubuh pemuda tampan itu. Pakaian yang menutupi tubuhnya terkoyak di beberapa bagian, akibat bergesekan dengan batu di saat meluncur deras di dalam lubang.

Hanya hembusan napas pelan yang menjadi pertanda jika nyawa Dirga masih bersemayam di dalam tubuhnya.

Hingga pada akhirnya, puluhan kera itu itu saling berteriak bersahutan satu sama lain, begitu menyadari ada manusia yang sudah memasuki tempat mereka.

Seperti dikomando, kera-kera itu berkerumun memutari tubuh Dirga. Gerak dan tingkah laku mereka seolah menggambarkan rasa penasaran dan penuh pertanyaan.

Tak berapa lama, kumpulan kera yang mengerumuni tubuh Dirga tersibak membuka jalan, ketika sesosok kera yang besar dan memiliki tubuh seukuran manusia normal, berjalan mendekati tubuh pemuda tampan tersebut. Di kepalanya tersemat sebuah benda mirip mahkota yang terbuat dari akar-akaran.

Kera besar itu berjongkok begitu berada di samping tubuh Dirga. Tangannya bergerak memeriksa denyut nadi pemuda tampan tersebut, sebelum tiba-tiba berkata selayaknya manusia, "Angkat tubuhnya dan bawa ke pondokku!"

Belasan kera bergerak mengangkat tubuh Dirga, dan membawanya pergi menuju pondok tempat kera besar berdiam.

Meskipun dengan satu tangan mengangkat tubuh Dirga, belasan kera itu begitu lincah bergerak sambil bergelantungan di akar yang menggantung, hingga sampai di sebuah pondok kayu yang ternyata berada di atas sebuah pohon besar.

Dengan hati-hati, belasan kera itu meletakkan tubuh Dirga di lantai pondok yang terbuat dari papan kayu. Entah siapa yang membuat pondok itu, tapi garapannya begitu rapi selayaknya buatan manusia.

Tak berselang lama, Kera besar bermahkota menyusul memasuki pondok. Di salah satu tangannya, cukup banyak tergenggam lumut yang berwarna biru keunguan.

Pandangan matanya tertuju tajam menatap tubuh Dirga yang masih belum juga siuman dari pingsannya. Tak berapa lama terdengar helaan napas panjang keluar dari bibirnya.

"Setelah sekian lama, akhirnya ada manusia lagi yang memasuki tempat ini," ucapnya pelan.

Kera besar tersebut duduk di samping tubuh Dirga. Dengan telaten dia melumuri luka di punggung pemuda tampan itu menggunakan lumut biru keunguan yang dibawanya.Sebuah keajaiban pun terjadi, setelah luka terbuka yang berada di punggung Dirga sepenuhnya terbaluri lumut biru keunguan, luka terbuka itu menutup rapat tanpa bekas sama sekali. Hanya bekas darah yang sudah mengering sebagai pertanda pernah ada luka terbuka di punggung pemuda tampan tersebut.

Kera besar itu sedikit tersenyum memandang keajaiban yang baru saja terjadi di depannya. Meski itu bukan hal pertama yang dilihatnya, tapi dia tidak menduga jika lumut biru keunguan itu juga bisa berfungsi kepada manusia.

Selama ini, dia dan para kera yang merupakan rakyatnya, mengkonsumsi lumut biru keunguan itu sehari hari. Selain sebagai obat penyembuh, lumut tersebut juga berfungsi untuk memperpanjang umur mereka. Tak heran jika kera besar itu dan rakyatnya bisa berumur hingga ribuan tahun.

Selang dua hari dalam masa pingsannya, Dirga menggeliatkan tubuhnya dan membuka matanya. Pemuda tampan itu kemudian bangkit dan duduk sambil memandang sekeliling. Dia juga merasakan luka perih yang berada di punggungnya sudah menghilang sama sekali. Bahkan ketika dia meraba punggungnya, tak sedikitpun dia merasakan adanya bekas luka tertebas pedang.

"Aneh sekali!" Dirga mengernyitkan dahinya. Selain keanehan yang dialami punggungnya, pemandangan yang asing kini sedang tertangkap kedua bola matanya.

"Di mana aku sekarang? Apa aku sedang berada di nirwana? Tapi kenapa Nirwana bentuknya seperti ini?" ucapnya lirih seraya menggaruk kepalanya pelan.

Penasaran dengan tempatnya sekarang, pemuda tampan itu kemudian berdiri menuju pintu yang tertutup rapat.

Jantung Dirga serasa copot dari tempatnya, begitu dia membuka pintu. Hampir saja dia terjatuh ke bawah andai tidak sempat meraih daun pintu untuk berpegangan.

Yang terlihat di depan matanya adalah dirinya sekarang berada di atas sebuah pohon yang begitu tinggi. Dia tidak bisa membayangkannya bagaimana bentuk tubuhnya jika tadi sampai terjatuh ke bawah.

Dirga melangkah mundur dan kembali menutup pintu rapat. Setelah itu dia di lantai papan kayu untuk menata degup jantungnya yang berdebar kencang.

Baru juga dia bisa menstabilkan detak jantung dan napasnya, tiba-tiba saja pintu terbuka dari luar.

Tak ayal, detak jantung Dirga yang sudah normal, harus kembali berdetak kencang setelah seekor kera besar yang berdiri dan berjalan selayaknya manusia memasuki pondok tersebut.

Pemuda tampan itu beringsut ketakutan hingga me sudut ruangan. Kedua lututnya dipeluk begitu erat dengan wajah yang terbenam di dalamnya.

"Baguslah kalau kau sudah siuman, Anak muda,"ucap kera besar itu dengan senyum merekah di bibirnya.

Dirga memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya memandang kera besar yang berdiri di depannya. "Kau siapa? Kenapa kau bisa bicara? Apa benar aku sedang berada di Nirwana?" berondongnya.

Kera besar itu tidak marah meski diberondong Dirga dengan banyak pertanyaan.

"Aku akan menjawabnya satu persatu," balas kera besar itu sebelum duduk bersila di depan Dirga. "Namaku adalah Sarwana. Aku adalah raja kera yang memimpin di dalam jurang Panguripan ini. Dan kau tidak sedang berada di Nirwana karena kau masih hidup."

Dirga menghela napas lega. Dia merasa sudah mati dan sedang berada di Nirwana. Terlebih ketika mendengar ada seekor kera besar yang bisa berbicara.

"Sekarang ganti aku yang bertanya kepadamu. Katakan siapa dirimu dan kenapa kau ada di sini?" tanya kera besar bernama Sarwana tersebut.

Dirga menggeleng pelan, "Aku tidak tahu siapa aku dan dari mana aku berasal."

Pemuda tampan itu kemudian mengambil napas panjang sebelum bercerita tentang kejadian yang menimpanya sebelum berada di jurang Panguripan.

Sarwana menganggukkan kepalanya berulang-ulang, sambil memahami cerita yang disampaikan pemuda tampan di depannya.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Sarwana🐵.... Dirga👨

2025-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!