Keesokan harinya semua sudah bersiap untuk pernikahan Adam dan Dinda. Dinda yang sejak pagi sibuk didandani begitu sangat gugup. Ia merasakan banyak perasaan. Antara harus senang, sedih, takut, bingung semua bercampur aduk. Sesekali Dinda meneteskan air mata.
"Nona boleh bahagia menikah dengan Tuan Adam, tapi jangan terus menangis Nona, make up nya jadi berantakan". Ujar MUA (Make Up Artist).
Dinda menghapus air mata nya.
Tepat pukul sembilan pagi semua keluarga sudah berkumpul di Mansion. Ada Papa Gabriel, Mama Natasha, Audrey, Aldo, Nichole, Alex (Assistant Adam), Nisya (Sepupu Adam sekaligus Istri Alex). Hanya Mereka juga para Pelayan yang menyaksikan pernikahan Adam dan Dinda.
Semua sudah siap untuk acara ijab Qobul. Adam dengan menggunakan Jas sangat tampan akan mulai Ijab Qobul. Sedangkan Dinda menunggu di kamar lain.
"Bagaimana? Semua sudah siap?". Tanya Pak Penghulu.
"Siap". Ujar Adam.
"Baiklah. Kita mulai sekarang ya. Berhubung mempelai wanita adalah yatim piatu, jadi wali akan diwakilkan oleh wali hakim yang akan digantikan oleh Saya sendiri". Ujar Pak Penghulu.
Setelah membaca doa pembuka, Adam dan Pak Penghulu pun berjabat tangan.
"Bismillahirahmannirahiim. Saudara Adam Van de Burg bin Gabrielle Van de Burg, Saya nikahkan Engkau dengan Adinda Rahma binti Angga Saputra dengan mas kawin satu set berlian dan rumah beserta isinya dibayar tunai".
"Saya terima nikah dan kawin nya Adinda Rahma binti Angga Saputra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai".
"Bagaimana para saksi? Sah?". Tanya pak Penghulu
"Sah". Jawab para yang hadir.
"Alhamdulillah.. barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khoir".
Setelah membacakan doa penutup, tiba saatnya Dinda keluar sebagai Istri dari Adam. Dinda sempat meneteskan air mata saat Adam selesai Ijab Qobul. Hatinya terasa sangat hangat dan damai. Ia tidak tahu kenapa perasaan itu muncul bukan perasaan rasa takut yang muncul.
Adinda keluar dengan didampingin Mama Nat juga Audrey dan Elsa. Dengan menggunakan kebaya berwarna cream dan rambut disanggul modern serta make up yang tidak terlalu mencolok, Dinda terlihat sangat cantik dan sedikit lebih dewasa dari umurnya.
Adam yang melihat kedatangan Dinda langsung berdiri dari duduknya. Ia memandang Dinda dengan perasaan bahagia. Ia sangat terpesona dengan penampilan Dinda yang berbeda.
Cantik sekali pengantin kecilku. Ujar Adam dalam hati.
Dindapun sampai berhadapan dengan Adam. Adam meraih tangan Dinda lalu mempersilahkan duduk untuk menandatangani berkas-berkas pernikahan. Setelah itu, Adam menyematkan cincin berlian yang sangat cantik dijari manis Dinda lalu mengecup ubun-ubun Dinda dan mendoakan Dinda dalam hati.
Setelah selesai acara Ijab Qobul, Mereka berfoto bersama untuk kenang-kenanga. Setelah itu, Mereka bersantai menikmati hidangan yang sudah disediakan. Keluarga berkumpul diruang keluarga.
"Drey, Dia tidak terlihat begitu muda". Ujar Nisya pada Audrey yang melihat Dinda.
"Itu karena Dia memakai make up sekarang. Coba nanti setelah tidak menggunakan make up akan terlihat Dia begitu muda. Dia saja baru berusia delapan belas tahun". Ujar Audrey.
"Apa? Delapan belas tahun? Big B pedofil apa ya? Menikahi Gadis belia seperti itu". Ujar Nisya terkejut. "Tapi sepertinya Dia gadis yang baik juga polos. Lihat saja, Dia hanya diam tertunduk begitu. Dari matanya banyak ketulusan. Wajahnya juga sangat cantik. Cocoklah dengan Big B". Ujar Nisya.
"Iya, Dia sangat pemalu. Siapapun Dia, asal Dia bisa membuat Big B bahagia Kita pasti akan menerimanya dengan baik". Ujar Audrey. "Kasihan juga Dia seorang yatim piatu yang tidak punya keluarga. Aku tidak bisa membayangkan jika Aku menjadi Dia". Ujar Audrey merasa sedih.
"Sudahlah jangan bersedih. Kita harus bahagia genk Kita tambah satu. Kita akan ajak Dia bersenang-senang". Ujar Nisya.
"Tentu. Ayo kita temui Dia". Audrey menarik tangan Nisya menghampiri Dinda.
"Hi Kakak ipar, kenapa duduk sendiri disini?". Tanya Audrey pada Dinda.
"Panggil Dinda saja Nona". Ujar Dinda.
"Loh, kenapa panggil Nona? Memang Aku orang asing? Aku adik Iparmu. Panggil Audrey saja". Gerutu Audrey. "Oh ya, kenalkan ini Nisya sepupu Kita". Audrey memperkenalkan Nisya.
"Hi Dinda, Aku Nisya". Nisya menarik tangan Dinda untuk berjabat tangan. "Kita akan menjadi sepupu juga menjadi teman".
"Hi Nona Nisya". Ujar Dinda.
"Ah panggil Nisya saja. Kita kan sepupu mulai sekarang". Ujar Nisya.
"Bolehkah Aku panggil Kak Audrey dan Kak Nisya?". Tanya Dinda.
"Boleh dong". Ujar Audrey dan Dinda berbarengan.
Adma yang melihat keakraban Mereka bertiga sangat gembira. Setidaknya, Dinda memiliki teman dan tidak merasa sepi.
"Big B, kenapa tidak mengadakan acara resepsi?". Tanya Alex.
"Nanti sajalah. Kerjaan masih numpuk". Jawab Adam. "Selain itu, pasti Dinda belum siap. Aku tidak ingin orang-orang tahu dulu bahwa Dinda adalah Istriku. Pasti Dia akan takut jika orang-orang mengelilingi Dia saat keluar rumah sebagai Istri pemilik VDB Jewellery". Ujar Adam.
"Jadi, Kalian ingin menyembunyikan pernikahan Kalian dulu?". Tanya Alex.
"Ya Aku sih tidak keberatan, tapi mungkin Dinda masih belum siap". Jawab Adam.
Malampun tiba, semua orang sudah pulang kerumah masing-masing dan penghuni rumah kembali ke kamar masing-masing begitu juga Dinda dan Adam. Adam membawa Dinda ke kamarnya.
"Dinda, mulai sekarang Kita akan tidur disini". Ujar Adam.
"A... Apa? Tidur bersama?". Tanya Dinda terkejut.
"Iya. Sekarang Kita Suami Istri jadi harus tidur bersama kan?". Tanya Adam.
"Ta... Tapi, Aku bisa tidur di kamar lain kan? Kalau tidur dengan Mas Adam, Aku takut Aku mengganggu Mas Adam". Ujar Dinda merasa gugup yang sebenarnya Dia tidak ingin tidur bersama di satu ranjang.
"Aku tidak merasa terganggu. Sudahlah, Kita akan sharing everything bersama sekarang". Ujar Adam.
Dinda tidak bisa berbuat apa-apa. Memang sekarang Dia adalah Istri dari Adam. Memang wajar jika tidur bersama. Namun, Dia masih belum siap. Dia masih shock dengan semuanya.
"Dinda, Kamu kenapa?". Tanya Adam.
"Ti... Tidak Tuan eh Mas". Ujar Dinda.
"Dinda, Aku ingin bertanya padamu. Aku memberikanmu mas kawin sebuah rumah. Aku ingin tanya, Kamu ingin tinggal disini atau dirumah barumu?". Tanya Adam.
"Rumah baru?". Tanya Dinda.
"Iya, Aku telah membeli rumah dekat dengan kantorku. Mungkin Kamu ingin nyaman hanya tinggal kita berdua dari pada disini. Jika Kamu mau, Kita bisa pindah". Ujar Adam.
Dinda berfikir. Dimana Ia harus tinggal. Ia masih canggung dengan keluarga Adam. Jadi, Dia putusan untuk tinggal dirumah baru.
"Baiklah Tuan, eh Mas Kita tinggal dirumah baru. Jujur, Aku masih belum terbiasa tinggal disini". Ujar Dinda.
"Baiklah, Kita akan pindah besok lusa". Ujar Adam. "Sekarang, Kamu bersihkan dirimu dan istirahatlah". Ujar Adam mengelus rambut Dinda.
Dindapun pergi untuk membersihkan diri.
Setelah satu jam, Dinda keluar menuju ruang ganti. Ia membuka lemari pakaiannya. Betapa terkejutnya Dia saat melihat sudah banyak baju baru untuknya. Semua tersusun sangat rapi. Dari Dress, pakaian casual, pakaian formal, pakaian untuk tidur semua tersusun rapi dalam lemari.
"Apa ini Tuan Adam yang mempersiapkan?". Tanya Dinda.
Akhirnya Dinda mengambil pakaian tidurnya. Pakaian tidur dengan celana pendek dan baju dengan lengan pendek. Ia keluar dari ruang ganti.
Adam yang melihat merasa terkejut. Pertama kali Ia melihat Dinda dengan pakaian cukup mini seperti itu. Fikirannya jauh entah kemana. Hingga akhirnya Ia pergi untuk mandi juga. Setleh selesai, Adam keluar hanya dengan celana pendek tanpa menggunakan atasan. Dinda yang melihat merasa terkejut. Badan Adam yang sangat atletis. Tubuhnya memiliki banyak otot yang besar. Pertama kali Ia melihat tubuh Pria secara langsung.
"Tu... Tuan, bisa tidak menggunakan pakaian?". Tanya Dinda dengan badan yang membelakangi Adam.
"Aku biasa tidur begini". Jawab Adam santai.
"Tapi saya tidak terbiasa melihatnya". Ujar Dinda malu.
"Hemmm baiklah". Adam mengambil kaos tanpa lengan lalu berbaring diatas tepat tidur.
Dinda bingung harus bagaimana. Ia tidur diatas tempat tidur yang sama atau dimana. Adam yang melihatengerti kebingungan Dinda.
"Tidurlah diatas tempat tidur. Aku berjanji tidak akan melakukan apapun padamu". Ujar Adam.
Dinda menoleh pada Adam.
"Sudah kemari". Adam menepuk kasur itu.
Dindapun menurut. Ia berbaring disebelah Adam. Jantungnya berdetak dengan kencang. Baru pertama kali Ia tidur satu ranjang dengan Pria.
Dindapun berbaring membelakangi Adam. Ia mencoba memejamkan matanya. Saat memejamkan matanya, Dinda terkejut karena Adam memeluknya dari belakang.
"Tu... Tuan".
"Hmmmmm"
"Bi... Bisa tolong lepaskan pelukannya?". tanya Dinda yang merasa gugup.
"Kalau tidak mau bagaimana? tenang saja, Aku hanya ingin memelukmu tidak akan terjadi apapun sampai Kamu siap sendiri". Ujar Adam santai.
"Tapi Tuan, Saya tidak merasa nyaman".
"diamlah. Kamu ingin Aku melakukan lebih dari ini?". Tanya Adam.
Dinda pun diam dan tidak melakukan apapun. Ia terpaksa menerimanya.
Dinda, mungkin sekarang Kamu tidak mencintaiku, tapi Aku akan sabar menunggu cintamu. Karena Aku, sangat mencintaimu. Ujar Adam dalam hati.
**What? Adam mencintai Dinda? Sejak kapan? Padahal Mereka hanya bertemu beberapa hari sebelumnya.
Ingin tahu sejak kapan Adam mencintai Dinda? Ikuti terus kisah "Little Wife". ya.
Salam manis dari Mrs. A**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nina Puji Handayani
mode kepoku langsung on nih🤔🤔
2021-07-13
0
Sulisida 34
sesuatu di masa lalu🤔🤔🤔
2021-04-11
1
Dewi Artika
ada misteri dibalik cinta adam ke dinda
2020-12-31
1