Setelah kabur dari pernikahannya, Dinda masuk kedalam mobil BMW mewah berwarna merah maroon yang terparkir disebuah restaurant.
"Ya Allah, semoga Mereka tidak menemukanku". Ujar Dinda sangat panik bersembunyi didalam mobil.
Tak lama, seseorang masuk kedalam mobil.
"Hachu". Dinda bersin tiba-tiba.
Pemilik mobil yang masuk tiba-tiba terkejut dan membalikkan badannya kearah Dinda. Ia terkejut melihat seorang gadis muda yang berpakaian seperti pengantin.
"Hey Gadis kecil. Siapa Kamu? Kenapa Kamu ada di dalam mobil Saya? Keluar sekarang!". Bentak seorang Pria dewasa yang sangat tampan dan memiliki wajah yang teduh.
"Tu... Tuan Saya mohon jangan usir Saya. Saya sedang dikejar orang jahat. Saya mohon Tuan. Saya diculik. Susah payah Saya keluar dari tempat penculikan itu". Ujar Dinda dengan tangan yang bergetar karena ketakutan.
"Saya tidak ingin ikut campur dengan urusanmu. Sekarang keluar". Ujar Pria tersebut.
Tak lama, datang segerombolan orang yang seperti mencari seseorang. Dinda yang melihat semakin ketakutan.
"Tu... Tuan.. Saya mohon Tuan bawa Saya pergi. Tuan Saya mohon. Jika Tuan mau membantu Saya, Saya rela melakukan apapun". Dinda memohon dengan wajah yang sangat ketakutan.
Pria itu mulai kasihan pada Dinda. Ia menghela nafas. Ia melemparkan jaket miliknya. "Gunakan itu untuk menutupi wajahmu".
Pria itupun menancapkan gas mobilnya lalu pergi dari tempat itu. Dinda menghela nafas lega.
Setelah terasa aman, Pria itu menghentikan mobilnya.
"Tuan, terimakasih karena telah menyelamatkan Saya. Saya pasti tidak akan melupakan jasa Tuan". Dinda hendak keluar dari mobil.
"Hey tunggu dulu". Ujar si Pria itu.
"Ada apa Tuan?". Tanya Dinda.
"Kamu lupa ya sama janji Kamu Gadis kecil?". Tanya si Pria itu.
"Ja... Janji apa Tuan?". Tanya Dinda.
"Kamu bilang kan tadi, Kalau Kamu akan melakukan apapun jika Aku menolongmu? Aku tagih sekarang janjimu". Ujar si Pria.
"Tu... Tuan mau Aku melakukan apa? Ja... Jangan membuat Aku melakukan hal yang aneh-aneh ya?". Ujar Dinda gugup.
"Namamu siapa?". Tanya Pria itu.
"Adinda Rahma Tuan". Jawab Dinda.
"Dinda, kan?". Tanya Pria itu.
"I... Iya Tuan". Jawab Dinda.
"Usiamu berapa tahun?". Tanya lagi.
"Delapan belas tahun Tuan". Jawab Dinda.
"Sudah punya KTP?". Tanya nya lagi.
"Sudah Tuan. Kenapa Anda bertanya seperti itu?". Tanya Dinda.
"Kamu harus ikut Aku sekarang ke hotel". Ujar si Pria itu.
"Ho... Hotel? Untuk apa Tuan? Ja... Jangan macam-macam Tuan!". Dinda merasa sangat takut.
Pria itu tak perduli dengan perkataan Dinda. Ia membawa Dinda ke hotel dimana Ia menginap.
Sampailah Mereka dihotel. Pria itu membawa Dinda menuju kamar miliknya. President Suit yang Pria itu pesan. Begitu takjub Dinda melihat kamar mewah itu. Seumur hidupnya, Ia tidak pernah melihat kamar semewah itu.
"Kamu duduklah, Aku ingin berbicara denganmu". Ujar Pria tersebut.
"Tu... Tuan mau bicara apa?". Tanya Dinda gugup.
"Kamu sudah ingat kan janjimu padaku?". Tanyanya.
Dinda hanya mengangguk.
"Aku tidak akan minta apapun. Hanya satu yang akan Aku minta". Jawab Pria itu.
"Apa yang ingin Tuan minta?". Tanya Dinda.
"Menikah denganku". Jawab Pria itu.
Deg! Jantung Dinda berdetak dengan kencang. Ia merasa terkejut dengan apa yang Pria itu katakan.
"Tu... Tuan jangan bercanda". Ujar Dinda masih tidak percaya.
"Aku tidak bercanda. Aku ingin menikahimu". Ujar nya santai.
"Ta... Tapi Aku tidak bisa Tuan. Aku masih muda. Masih banyak yang ingin Aku lakukan. Lagipula, Kita tidak saling kenal. Aku bahkan tidak tahu nama Tuan siapa. Bagaimana Kita menikah?". Dinda masih terus bertanya-tanya.
"Kamu tidak perlu banyak tanya. Jika Kamu menolak, Aku akan mengantarmu ke tempat orang-orang yang mengejarmu tadi". Ujar Pria itu ketus.
Mendengar orang-orang itu, Dinda mulai ketakutan lagi.
"Tuan Aku mohon jangan. Ba... Baik Aku akan menuruti keinginan Tuan asal jangan bawa Aku ke neraka itu lagi". Dinda reflek menggenggam tangan pria itu dengan erat dengan wajah yang sangat ketakutan.
Sebenarnya, Pria itu sangat kasihan pada Dinda, namun hanya dengan cara ini Dinda mau untuk dinikahi.
"Katakan dimana rumahmu? Aku akan kesana meminta izin kepada keluargamu untuk menikahimu". Ujar Pria itu.
Mendengar kata orangtua, Dinda tertunduk Ia meneteskan air mata. "Aku yatim piatu, tidak punya siapa-siapa". Ujar Dinda terisak.
Melihat itu, Pria itu tidak tega dengan spontan Ia memeluk Dinda.
"Gadis kecil, jangan bersedih lagi. Sekarang ada Aku yang akan menjadi keluargamu". Ia memeluk dan mengusap punggung Dinda.
Dinda memeluk balik si Pria itu. Ada rasa aman dan hangat yang dirasakan Dinda saat pria ini memeluknya. Saat Mereka berdua tersadar dengan apa yang dilakukan, Mereka melepas pelukannya.
"Katakam, dimana alamat rumahmu. Aku akan menyuruh orangku untuk mengambil semua dokumen penting dirumahmu. Kita tidak mungkin pergi kerumahmu. Orang-orang itu pasti masih mencarimu keluar". Ujar Pria tersebut.
Dinda memberitahu alamat rumahnya. Tak lama, Pria itu menelepon seseorang.
"Ambil semua dokumen berharga dirumah itu. Lakukan dengan rapi. Jangan sampai ada orang yang curiga". Ujar Pria tersebut saat melakukan panggilan lalu memutuskan panggilan tersebut.
"Beristirahatlah. Besok Kita akan pergi dari sini". Ujar Pria itu.
Dinda benar-benar terkejut dengan Pria ini. Apa sebenarnya yang ingin Ia lakukan pada Dinda. Dinda merasa dilema dengan apa yang terjadi. Ia kabur karena ingin menghindari Thomas, sekarang Ia harus menikah dengan Pria yang Ia tidak kenal.
Semoga keputusan ini tidak salah Aku ambi. Ujar Dinda dalam hatinya.
Didalam kamar President Suit itu, memiliki dua kamar, kamar Utama untuk Dinda, sedangkan kamar lain untuk pria tersebut. Pria tersebut benar-benar memperlakukan Dinda dengan sangat baik. Bahkan Ia menyuruh orang membawa beberapa pakaian juga kebutuhan lain untuk Dinda.
"Siapa Pria ini sebenarnya? Karena takut, Aku sampai tidak berani menanyai namanya". Gerutu Dinda saat ingin tidur.
Karena lelah dengan kejadian hari itu, Dinda tertidur dengan cepat. Ia tertidur pukul delapan malam.
"Dinda... Dinda... Kamu belum makan kan? Ayo Kita keluar untuk makan". Pria itu mengetuk pintu kamar Dinda namun tidak ada sahutan. Ia pun membuka pintu kamar Dinda. Ia berjalan menuju tempat tidur Dinda. Terlihat Dinda sedang tidur dengan tenang disana.
Pria itu duduk dibibir tempat tidur. Memandang Dinda yang tengah tertidur lelap. Dengan spontan, tangannya mengusap kepala Dinda. "Pasti Dia lelah dengan kejadian hari ini. Tenanglah Dinda, Kamu tidak akan mengalami hal buruk lagi". Pria itu mengecup lembut kepala Dinda lalu pergi keluar.
Dinda terbangun dari tidurnya karena merasa sangat lapar. Sejak pagi, Ia belum makan apapun. Ia melihat jam menunjukkan pukul satu dini hari. Ia bingung harus mencari makanan dimana. Ia tidak punya uang. Ia mencoba untuk tidur lagi tapi tidak bisa karena benar-benar merasa lapar. Akhirnya Ia keluar dari kamarnya. Mungkin Tuan itu memiliki beberapa cemilan dikamarnya.
Ia mencari sesuatu diruang lainnya, namun tidak menemukan apapun. Tiba-tiba, Pria itu masuk kedalam rumah entah Ia pergi dari mana.
"Dinda, apa yang Kamu lakukan?".
"Ah tidak apa-apa Tuan, hanya ingin mengambil minum". Ujar Dinda gugup.
"Kemarinlah, Aku sudah membeli makanan untukmu. Aku tahu Kamu belum makan kan?". Pria itu meletakkan makanan yang Ia bawa dari luar.
"Ti... Tidak usah Tuan, Saya tidak lapar". Ujar Dinda yang masih gugup.
Kriiuukk.. Krriiuukkk. Perut Dinda berbunyi begitu keras hingga terdengar Pria itu.
Aduh, bikin malu saja. Gerutu Dinda dalam hati.
Pria itu hanya tersenyum melihat tingkah Dinda. "Ayolah kemari". Pria itu menarik tangan Dinda. "Cepat makan. Aku tidak ingin Kamu pingsan hanya karena kelaparan".
Akhirnya Dinda menurut saja. Selama makan, Pria itu selalu menatap Dinda. Dinda yang ditatap merasa canggung.
"Hhmmmm Tuan, kalau boleh tahu, siapa nama Tuan?". Tanya Dinda ragu.
"Akhirnya Kamu menanyakan juga". Ujar Pria itu.
"Namaku Adam Van de Burg". Jawab Adam.
----------
**Hi Reader, Terimakasih karena telah mampir di Novel baru Mrs. A
Jangan lupa untuk Like, Komen, Vote, jadikan Favorite juga beri bintang jika kalian suka novel "Little Wife". ini.
Salam manis dari Mrs. A**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Yullie Kasih
Adam nya oke, ujingnya gak enak tuh nama 😱
2022-12-29
0
Mryn
nyimakkk
2022-12-16
0
Atik Pudji
mampir
2021-07-23
0