Menolak Perjodohan

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, saat Gita mendengar ucapan Bara yang sudah menjodohkan diri nya dengan seseorang.

"Menjodohkan, om sadar tidak..kalau Gita baru saja kuliah. Mana mungkin Gita menikah. Perjalanan dan cita-cita Gita bagaimana?'

"Cita-cita dan keinginan kamu nggak ada yang berubah. Dia akan berusaha mendukung mu. Om nggak mau kalau om pergi, tidak ada yang menjaga kamu."

Gita menghembuskan nafas kasarnya dan menatap Bara dengan tatapan tajamnya.

"Om bisa bayar orang buat jaga Gita, kenapa om harus meminta Gita buat menikah. Lagi pula, Gita nggak kenal orangnya, Gita juga nggak cinta sama orang itu. Terus, mai di bawa kemana pernikahan Gita nanti !!"

"Gita, percaya sama Om..ini yang terbaik buat kamu. Orang yang om jodohkan dengan kamu, dia tidak akan mengekang kamu. Dia paham akan hal itu, Gita...tolonglah..jangan biarkan om merasa bersalah karena membiarkan kamu sendirian tanpa bimbingan seseorang. Om tidak pernah percaya dengan orang lain selain orang yang om tunjuk jadi suami kamu. Termasuk pacar kamu yang nggak guna itu !!'

Deg..

"Astaghfirullah, kenapa bisa om tahu kalau aku pacaran."

"Kenapa, heran kenapa om bisa tahu kalau kamu pacaran dengan laki-laki berandalan itu, Om nggak akan pernah mengijinkan kamu untuk pacaran dengan laki-laki itu, hanya bisa merayu gadis-gadis lugu seperti kamu !!"

"Tapi om...

"Tidak ada tapi -tapian, sekarang pergi mandi dan setelah sholat magrib kita kan makan malam dengan calon suami kamu !!"

Gita yang mendengar penuturan Bara melebarkan matanya dengan melongo nggak percaya.

"Jadi om serius, mau jodohin Gita !!"

Gita berteriak dengan lantang saat Bara melangkah meninggalkan Gita dengan rasa tak percaya dengan apa yang di katakan Bara tadi.

"Iyaa !!' sebuah jawaban singkat terdengar dari mulut Bara yang sekaligus menghilang di balik pintu kamarnya.

Gita pun terduduk lemas mendengar penuturan Om nya itu. Bahkan dia baru saja menjadi mahasiswa semester awal sudah harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia cintai.

"Bagaimana dengan Alex.."Gita mengingat bagaimana hubungan nya dengan Alex pacar barunya yang baru saja dia pacari dia bulan terakhir ini.

Malam hari dimana Bara meminta Gita bersiap untuk pergi bersamanya . Bara mengatakan jika mereka akan makan malam dengan calon suami yang sudah Bara jodohkan dengan Gita.

Mereka masuk ke sebuah restoran mewah di sebuah hotel bintang lima di tengah kota.

"Om, apa om nggak salah kita makan di tempat seperti ini?"

Bara menatap ke rah Gita dan menarik nafas dalam-dalam dan menoleh ke kanan kiri mereka.

"Nggak ada yang salah, calon suami kamu yang sudah reservasi tempat ini."

Gita melebarkan matanya mendengar perkataan Bara. Dia tak menyangka jika orang yang akan di jodohkan dengan yang memesan tempat semewah itu. Sudah di pastikan orang yang di jodohkan dengan nya bukan orang sembarangan, alias orang kaya raya.

Tapi, otak Gita tiba-tiba berpikir jika dia akan di jodohkan dengan laki-laki tua yang sudah bau tanah.

"Om Bara, jangan bilang om mau jodohin aku sama laki-laki tua, peot, melehoy ya om..isss hhhh..om sama saja dengan menyiksa Gita seumur hidup !!"

Tack..

Bara yang mendengar ocehan keponakannya itu di buat gemas dan akhirnya dia mendaratkan dua jarinya ke kening Gita dan menyentil nya.

"Aduhhhh...sakit om..!!'

"Makanya, jangan asal tuduh gitu.. Otak kamu itu terlalu negatif thinking sama om. Sudahlah, diam dan kita lihat calon suami kamu yang kamu bilang peot melehoy itu.."

Gita mencebik kan bibirnya mendengar kata-kata penuh godaan Bara.

Sekian lama menunggu, akhirnya tiba seorang yang sangat mereka tunggu. "Sorry terlambat !!"

Seseorang menepuk bahu Bara dan minta maaf karena sudah terlambat datang.

Gita yang sedang fokus bermain ponsel pun menyadari ada seseorang yang baru saja datang.

Dia mendongakkan kepalanya dan menatap orang yang saat ini sudah ada di hadapannya.

"Gita, kamu ingat kan Ezan sahabat om, dia lah yang nanti akan menjadi suami kamu."

Gita yang mendengar penuturan Om nya langsung melebarkan matanya, setahu Gita, dulu dia pernah dengar jika sahabat Bara yang bernama Ezan sudah memiliki istri.

"Om mau aku jadi pelakor, aku nggak mau dan aku menolak perjodohan ini, titik !!"

Dengan lantang Gita menolak perjodohan yang di lakukan Bara. Sementara itu banyak pasang mata menatap ke arah mereka saat mendengar suara Gita yang dengan keras mengutarakan penolakan itu.

"Gita, tolong pelankan suara kamu! Ini tempat umum, jadi jaga ucapan kamu !!' dengan tegas Bara meminta Gita untuk sedikit menurunkan nada bicaranya.

"Pokoknya aku menolak, titik. Buat om, mendingan urus anak dan istri om, jangan mau di manfaatkan orang, walaupun itu sahabat sendiri."

Gita beranjak dari tempat duduknya dan melenggang pergi meninggalkan meja itu.

Sedangkan Bara pun kalang kabut melihat tingkah keponakan nya itu.

"Zan, aku...

"Kejar dia, buat urusan perjodohan..kita bisa bicarakan lain waktu." Ezan pun meminta Bara untuk menyusul Gita, bukan apa..Ezan takut jika terjadi apa-apa dengan gadis yang dia anggap labil itu.

Sementara itu, Gita berjalan cepat meninggalkan restoran mewah itu dan melangkah keluar kawasan hotel. Saat sampai di lobby hotel dia melihat kanan kiri mencari taxi yang biasanya banyak di pelataran hotel.

Namun baru saja Gita akan menghampiri sebuah taxi, tangannya tiba-tiba di tarik oleh seseorang.

"Mau kemana kamu!!"

Gita menoleh ke arah belakang. Ternyata Bara berhasil menemukan dirinya.

"Lapas om, kalau om masih maksa Gita buat menikah dengan sahabat om itu, Gita nggak mau pulang !!"

"Tapi Gita, dia itu...

"Sudah,sudah om...nggak perlu bicara tentang dia lagi, titik ! Kalau om mau pergi tugas, aku nggak masalah. Carikan aku bibi saja buat teman aku dirumah, beres kan?!"

Bara mendengar ucapan Gita yang menganggap kepergiannya itu hanya seperti tugas biasa. Tapi nyatanya, di setiap tugasnya sebagai tanda baktinya pada negara dengan jiwa raganya yang siap untuk berkorban walaupun tinggal nama.

"Baiklah, kita bicarakan besok lagi. Kita sekarang kembali ke dalam. Kasihan teman om sudah nunggu di atas."

"Nggak, om saja yang makan malam sama dia. Gita pulang saja, mendingan makan pecel lele deh.."

Bara mendengus kesal menghadapi sifat keras kepala keponakan nya itu. Tapi dia masih selalu berusaha bersabar dengan segala tingkah laku Gita selama ini. Kenakalan remaja seumuran Gita, Bara anggap masih sangat wajar baginya.

Sampai detik ini pun Gita masih termasuk patuh dengan segala peraturan yang Bara buat.

To be continued ...

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

eheyyyy Gita dengar dulu penjelasan om ,jangan main tolak ajah 🤭🤭🤭

2025-03-15

0

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

yg matang lebih rawwwwrrrrr gita 🤭😅

2025-03-15

0

Herman Lim

Herman Lim

lanjut thor

2025-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!