Hinaan

Tidak seberapa lama Ilham berangkat, di rumah mereka kedatangan tamu salah satu teman arisan Bu Lidya dan anak nya.

“Kemana sih?!, Sebentar ya jeng, saya kebelakang dulu.“ Ucap Bu Lidya, dirinya menuju ke dapur.

.

Sementara di belakang, setelah bibi pulang, Naura menutup pintu dapur. Saat berbalik, dirinya kaget akan kedatangan sang mertua. Perasaan nya jadi tidak nyaman.

“Bagus ya, enak ya kamu menghambur-hamburkan uang Ilham dan makanan di kasi sembarangan tanpa izin ku. Ingat ya Nau, walaupun kamu istri anakku, tetapi kamu tetap orang asing di rumah ini. Kamu tidak berhak memberi uang kerja keras anak ku ke orang lain. Jangan berlagak jadi nyonya kamu!“ Sarkas Bu Lidya menuding jari telunjuknya ke arah Naura.

“Satu lagi!, kamu itu seharusnya sadar diri, sudah 4 tahun jadi menantu saya tapi tidak bisa memberikan anak untuk Ilham. Putraku itu sempurna, tampan, dan beruang. Hanya satu kekurangan nya!, yaitu menikahi wanita dekil dan mandul seperti kamu!.“ lanjutnya lagi menghina sang menantu.

Naura tersulut mundur. Tidak menyangka hari ini dia bakalan di hina habis-habisan hanya karena dirinya memberi pembantu makanan dan sedikit uang.

Mendengar keributan di dapur, kedua tamu Bu Lidya menyusul nya.

“Maaf Bu, Nau nggak izin dulu ke ibu. tapi, uang yang Nau kasi ke bibik itu hasil kerja Nau kok.“ ucap Naura hati-hati.

“Alah... Uang dari mana kamu memangnya? Kerja juga nggak. Palingan itu uang hasil kerja keras anak ku!.“ Balas Bu Lidya lantang. Sudah dari kemarin saat kondangan dirinya menahan diri, hari ini akhirnya meledak juga. Iya merasa bebas, karena sang anak dan suami tidak ada di rumah.

“Maaf jeng, ada apa ni?“ tanya temannya Bu Lidya.

“Eh, nggak apa-apa, mari kembali ke ruang tamu“_ Ucap Bu Lidya tidak enak hati terhadap tamu nya.

“Bikinin jus dan cemilan!, Ingat! Jangan lama-lama!.“ perintah Bu Lidya.

.

Naura menghela nafas pelan, mengusap dada berharap di beri kesabaran.

Dirinya segera membuat jus pesanan mertua nya, juga menyiapkan chesse cake buatannya .

...*****...

Diruang tamu

.

“Ada apa sih jeng? Berani ya pembantunya make uang kalian?’’ ucap teman Bu Lidya.

“Itu istrinya ilham.’' jawab Bu Lidya cuek.

“Apa? Jadi itu istri nya Ilham? Masa sih Tante? Kok dekil sekali...!?, dulu itu setau aku, selera Ilham tinggi Loh Tan. mantannya itu cantik-cantik.’’ Timpal Ghea anak dari teman Bu Lidya.

Saat mereka asik ngobrol, Naura datang membawa nampan berisi cemilan dan jus. Dia mendengar semua obrolan ketiga wanita itu, tetapi pura-pura tidak mendengar.

“Silakan di minum Tante, mbak!’’ tutur Naura sopan.

“Terima kasih ya.’’ Ucap Ghea sok ramah.

“Sama-sama, saya ke kamar dulu, Permisi.’’ Naura beranjak menuju ke kamarnya.

Hari ini dia sudah janjian dengan Erna untuk ketemuan di luar.

Selesai mandi dan berpakaian, Naura duduk di meja rias. Memoles tipis wajahnya menggunakan make up natural. Naura sedari dulu memang tidak suka dandan menor, dirinya lebih suka terlihat natural. dulunya walaupun Naura tidak dandan, dia tetap kelihatan begitu cantik, tapi setelah menikah dirinya jadi tidak begitu merawat diri. Karena di sibukkan oleh pekerjaan rumah. Sementara uang belanja di pegang oleh mertuanya, sehingga dirinya tidak bisa membeli peralatan untuk merawat diri.

.

.

.

“Aku mau saja jadi yang kedua Tan, tapi aku yakin Ilham nggak akan mau. Lagipula nanti pasti istrinya nggak akan setuju. Mana ada wanita mau di madu.’’ ucap ghea.

Bu Lidya berniat menjodohkan sang anak dengan anak temannya. Seakan lupa jika Ilham sudah punya istri.

“Soal itu gampang, nanti Tante yang atur. Yang penting kamu nya mau di jodohkan sama Ilham. Soal Naura setuju atau nggak, itu nggak akan merubah niat Tante. Dia itu cuma orang asing di sini, gimana pun Ilham anak Tante, jadi Tante yang berhak atas hidupnya.’’ Tutur Bu Lidya bersemangat.

“Tega ibuk menjodohkan mas Ilham, sementara aku istri sahnya ada di sini!’’_ Naura tiba-tiba sudah ada di belakang mereka.

“Apa salah Nau buk, sehingga ibu melakukan ini?..., selama ini Nau sudah berusaha jadi menantu yang dan istri yang baik untuk mas ilham!.’’ Ucap Naura lantang. Dirinya tidak bisa menahan gejolak hati mendengar perjodohan yang mertuanya ucapkan. Air mata nya tidak mampu terbendung lagi.

’’Salah nya, kamu tidak bisa memberi ku cucu. Dan lagi, di kamar mu ada cermin kan? Lihat wajahmu itu, begitu kusam!. Aku selalu di permalukan karena kemandulan mu dan kekusaman wajahmu ini!’’_

“Bukan kah anak ku bekerja hingga malam, kemana uang nya? Kenapa tidak di gunakan untuk merawat dekilmu itu?... Kamu itu hanya memberi malu untuk anakku!’’ Ucap Bu Lidya lantang.

Lagi!, Naura kembali di hina dan di maki. Selama ini dia terus diam jika kerap kali di hina oleh keluarga Ilham dan juga ibunya, tapi kali ini bukan hanya hinaan yang di terima, dengan teganya sang mertua malah ingin menjodohkan anaknya yang telah beristri. Dimana hati nurani Bu Lidya sebagai sesama perempuan.

Naura tidak lagi menanggapi ucapan mertuanya. Dia segera keluar rumah dan menaiki taxi yang telah iya pesan.

Di dalam mobil, Naura memakai masker. Dirinya yakin jika wajahnya kini telah sembab,

karena habis menangis.

.

.

Beberapa menit kemudian taxi yang di tumpangi Naura, berhenti di depan cafe.

“Makasih ya pak!, Biayanya telah saya transfer.’’ ucap Naura. Segera iya turun dari taxi.

Saat kaki nya melangkah memasuki cafe, tidak sengaja iya menabrak perempuan cantik dan sexy.

“Maaf ya mbak!, nggak sengaja.“ sesal Naura.

“Gunakan mata untuk melihat jika sedang berjalan!.’’ sergah wanita itu.

“Heh!, teman saya sudah minta maaf loh mbak, jika bicara yang sopan dong.’’ timpal Erna yang baru datang.

“I don't care!.’’ balas wanita sexy itu. Dan segera memasuki cafe.

“Sudah, nggak usah di tanggepin.’' Naura pula yang menenangkan sahabat baru nya ini.

Erna masih menggerutu pelan.

Mereka pun memasuki cafe dan memilih meja pojokan. Waiters pun menghampiri mereka dan mencatat pesanan keduanya.

Sambil menunggu pesanan datang, Naura dan Erna ngobrol santai, sesekali di timpal oleh candaan Erna.

“Kok mata mu sembab Nau?’’ tanya Erna Hera.

’’Ngak tau juga, mungkin karena tadi malam kurang tidur.’’ jawab Naura dusta.

Tidak berapa lama pesanan mereka datang, mereka pun makan dengan lahapnya. Karena baik Erna maupun Naura belum sarapan tadi pagi.

Saat asyik makan, netra Naura tidak sengaja melihat ke arah pintu cafe dan melihat sang suami masuk. Buru-buru Naura mengambil buku menu dan menutup wajahnya.

Erna yang melihat tingkah Naura menatap heran.

“Kenapa sih?..., kek takut ketahuan selingkuh aja!.’' Ucap Erna. Dirinya mengaduk jus alpukat.

“Aku seperti melihat mas ilham.’' jawab Naura celingak-celinguk mencari keberadaan sang suami.

“terus kenapa juga harus nutupin wajah?.’’ Erna memutar bola matanya malas.

“Ntar deh aku cerita, aku mau telfon mas Ilham dulu.’’ balas Naura. Dirinya mengambil ponsel di dalam tas dan menelpon sang suami.

Tut....tut...

“Kok nggak di angkat sih?!’’. Kembali Naura menelpon suaminya.

“Hallo sayang, apa ada masalah dirumah?...’’

’’Nggak kok mas. Kamu lagi ngapain? Kok lama angkat telpon Nau..., sibuk ya?..’’

“Maaf sayang, mas masih meeting di kantor, nanti mas telpon lagi ya, bye sayang.’’

Panggilan berakhir, Naura meletakkan ponselnya ke atas meja. Wajahnya mendadak pias, curiga mulai merasuk hatinya.

Erna yang melihat ada yang tidak beres pada Naura dari raut wajahnya, tidak berani bertanya. Bukan hak nya juga untuk kepo. Jika memang butuh teman cerita, tentunya iya siap mendengar.

’’Aku pulang dulu ya, nanti ibuk malah khawatir.’’ ucap Naura setelah lama melamun.

“Oh ok jika begitu. Hati-hati ya Nau!’’.

Naura hanya tersenyum dan berjalan meninggalkan cafe.

.

.

.

.

“Siapa dia? Dan ada hubungan apa-apa mereka?’’

Episodes
1 Kondangan
2 Kebohongan
3 Hinaan
4 Suasana panas
5 Kwitansi?
6 Liburan
7 Dari tabrak langsung cinta
8 Mengetahui 1
9 Saling Pura-pura
10 kedatangan keluarga julid
11 Gagal melabrak
12 Penguntit dadakan
13 Makan bersama
14 Rencana Niko
15 ULTI ala Naura
16 Kedatangan bella
17 Surat gugatan
18 Berangkat
19 Pertemuan
20 Nyusul ke Bandung
21 Ilham kesal
22 Niko dan Naura
23 Ilham sial
24 Hasutan
25 Omelan Bella
26 Ayah shock
27 Akhirnya
28 Pindah
29 Masak untuk CEO
30 Tanpa Naura
31 Malu berat
32 Naura kesal
33 Membuat kue, Celine kesal
34 Makin kesal
35 Duo biang masalah
36 Menghadiri undangan
37 Serangan Naura
38 Beno shock
39 Bella kaget
40 Rencana Niko
41 Paris
42 Prematur
43 Melamar
44 Ilham menyesal,kesal dan marah
45 Beno Bella
46 Biang rusuh 1
47 Shockkan kalian?
48 Bu Lidya tak terima
49 Surprise
50 Hari pernikahan
51 Ke LA
52 Kena lagi
53 Mulai akur
54 Bertemu Ghea Bella ngamuk
55 Unboxing Terumbu Karang
56 Unboxing beneran
57 Beda bahagia
58 Ulat bulu baru
59 Kantor ada Celine
60 Toko Bakery NN
61 Balasan telak
62 Keguguran
63 Jujur
64 Doni kena
65 Talak
66 Ilham marah
67 Depresi
68 Niko kenapa?
69 Celine emosi
70 Naura menangis
71 Di usir
72 Kembali depresi
73 Kok maksa?
74 Memeluknya
75 Bandung dan problem nya
76 Skak mat!
77 Masuk Rumah Sakit
78 Bingung tapi bahagia
79 Bu Lidya mengamuk
80 Perihal dimsum
81 Salah faham
82 Di jambret
83 Viola
84 Fashion show
85 Kecelakaan
86 Bahagia
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kondangan
2
Kebohongan
3
Hinaan
4
Suasana panas
5
Kwitansi?
6
Liburan
7
Dari tabrak langsung cinta
8
Mengetahui 1
9
Saling Pura-pura
10
kedatangan keluarga julid
11
Gagal melabrak
12
Penguntit dadakan
13
Makan bersama
14
Rencana Niko
15
ULTI ala Naura
16
Kedatangan bella
17
Surat gugatan
18
Berangkat
19
Pertemuan
20
Nyusul ke Bandung
21
Ilham kesal
22
Niko dan Naura
23
Ilham sial
24
Hasutan
25
Omelan Bella
26
Ayah shock
27
Akhirnya
28
Pindah
29
Masak untuk CEO
30
Tanpa Naura
31
Malu berat
32
Naura kesal
33
Membuat kue, Celine kesal
34
Makin kesal
35
Duo biang masalah
36
Menghadiri undangan
37
Serangan Naura
38
Beno shock
39
Bella kaget
40
Rencana Niko
41
Paris
42
Prematur
43
Melamar
44
Ilham menyesal,kesal dan marah
45
Beno Bella
46
Biang rusuh 1
47
Shockkan kalian?
48
Bu Lidya tak terima
49
Surprise
50
Hari pernikahan
51
Ke LA
52
Kena lagi
53
Mulai akur
54
Bertemu Ghea Bella ngamuk
55
Unboxing Terumbu Karang
56
Unboxing beneran
57
Beda bahagia
58
Ulat bulu baru
59
Kantor ada Celine
60
Toko Bakery NN
61
Balasan telak
62
Keguguran
63
Jujur
64
Doni kena
65
Talak
66
Ilham marah
67
Depresi
68
Niko kenapa?
69
Celine emosi
70
Naura menangis
71
Di usir
72
Kembali depresi
73
Kok maksa?
74
Memeluknya
75
Bandung dan problem nya
76
Skak mat!
77
Masuk Rumah Sakit
78
Bingung tapi bahagia
79
Bu Lidya mengamuk
80
Perihal dimsum
81
Salah faham
82
Di jambret
83
Viola
84
Fashion show
85
Kecelakaan
86
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!