Kwitansi?

Pagi ini Susana di meja makan tidak begitu cerah, lebih sedikit hening. Hanya Ayah dan Ilham yang ngobrol. Naura hanya sesekali menimpali jika ada yang bertanya. Sementara, Bu Lidya berlagak fokus menyantap makanan. Padahal dirinya menyimak juga pembicaraan anak, suami serta menantunya.

“Tu kan nak, ayah sudah bilang, jika istrimu ini serba bisa. Lihatlah ayah ini, lahap sekali makannya.’’ canda ayah mertuanya sedikit menyindir sang istri yang begitu antusias makan.

“Ayah bisa saja, Naura masih belajar yah.’’ Naura merendah. Agak canggung dirinya dengan suasana begini.

Sementara Bu Lidya, mendengar sindiran halus suaminya, iya langsung beranjak dan meninggalkan meja makan. Suami nya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang istri.

“Maafkan atas sikap ibuk ya nak!’' ucap ayah Indra tidak enak hati. Dirinya tidak enak hati akan perlakukan sang istri terhadap mantunya ini.

Jam 07.00 wib, Ilham berangkat ke kantor, dia juga membawa koper mini nya. Karena sepulang kantor Iya langsung akan ke bandara untuk keluar negeri.

“Kamu baik-baik ya sayang, jika ibu kembali menghinamu tinggalkan saja masuk ke kamar. Jika perlu kamu jalan-jalan keluar bersama teman-teman saja.’’ pesan Ilham sebelum dirinya masuk mobil. Iya mencium kening sang istri. Ilham berangkat di antar oleh supir.

“Iya mas, mas juga hati-hati disana, jangan lupa sholat nya. Nau pasti akan merindukan mas.’’ matanya berkaca-kaca. Karena ini untuk pertama kalinya di tinggal kerja oleh Ilham dengan waktu yang lama, luar negeri pula.

*****

Sementara itu di lain tempat, Erna sedang bersiap-siap. Iya akan menyusul Willy yang ada kunjungan kerja ke Singapura. Sudah seminggu Willy pergi, dan dirinya di titip ke rumah mertua nya.

“Kamu sudah siap sayang?’’ tanya Lidya mertuanya.

“Udah kok ma, ini tinggal nungguin taxi tiba.’’ iya melihat jam tangannya.

“Kenapa nggak di antar supir saja sih? Kan nggak perlu nunggu begini.’’ khawatir nya ke menantu tunggal nya ini.

“Nggak apa-apa ma, lagipula ini juga nggak buru-buru. Take off juga 1 jaman lagi kok.’’ ucap Erna menenangkan ibu mertuanya.

“Nah itu taxi nya, kamu hati-hati ya nak.. Setelah sampai tempat tujuan, segera hubungi mama!’’ pesan mama Lidya.

“Iya ma, Erna berangkat dulu, Assalamu'alaikum.’’ dirinya mencium tangan sang mertua, tidak lupa memeluk sebentar.

Setelah menaiki taxi, kini kendaraan itu mulai membelah jalanan yang tidak terlalu ramai. Karena hari ini liburan, sehingga siang begini jalanan lengang dari kendaraan.

Perjalanan menuju ke bandara hanya memakan waktu 30 menit. Karena tempat tinggal orang tua Willy memang daerah strategis.

Akhirnya taxi tiba di bandara. Erna segera turun dan menuju waiting room, karena dia sudah melakukan check-in online.

Erna bermain ponsel nya sambil menunggu pengumuman keberangkatan, sesekali melihat orang berlalu lalang. Tidak sengaja netra nya melihat seseorang yang di kenali ya. Dari jarak tidak begitu jauh. Hanya saja laki-laki dan perempuan itu, duduk di ruang keberangkatan Indonesia➡️ Paris. Dia mengernyitkan kening. Entah kenapa selalu dirinya yang bertemu sepupu suaminya ini. Dan yang membuatnya semakin berfikir yang tidak-tidak, si pria kembali bersama si wanita yang kemarin. Apakah wanita itu klien kerja atau sekretaris? Tetapi tidak mungkin pula kelihatan sedikit mesra.

Erna memakai masker, supaya Ilham tidak mengenalnya. Beberapa saat kemudian pesawat yang di tumpangi Erna, akan segera take off. Erna segera beranjak, dirinya melewati Ilham. Dan tidak salah lagi, jika itu memang benar Ilham, dan wanita itu kini telah bergelayut manja.

“Pasti Naura tidak mengetahui ini’’ batinnya.

.

.

.

Naura sedang menyetrika pakaian kerja nya. Tiba-tiba sang mertua menghampirinya.

“Bikinin minuman dan cemilan ya, siang ini ini giliran arisan di rumah!’’ Bu Lidya bersedekap dada.

“Kenapa ibuk baru bilang sekarang, karena tidak akan keburu. Ini saja sudah jam 11 siang.’’ bukan dirinya menolak tapi memang benar-benar mepet waktunya.

“Alesan!, Ya sudah pesan saja kue dan minumannya. Jangan lupa minuman.’’ perintah nya.

“Baik Bu!’’ Balas Naura.

Setelah mengatakan itu, Bu Lidya kembali ke kamarnya nya tanpa meninggalkan uang sepeser pun untuk belanjaan pesanan nya. Bukannya Naura pelit, yang memesan kue sang mertua, paling tidak meninggalkan sedikit uang.

Naura hanya geleng-geleng kepala saja.

Dirinya segera membuka ponsel dan memesan kue dan minuman di toko kue teman nya. Usai menyetrika dirinya memasukkan pakaian ke dalam Almari.

Naura membuka laci nakas, akan mengambil uang untuk pembayaran pesanan mertuanya, Iya baru ingat jika uang cash nya sudah di beri pada bibi untuk berobat anak nya yang sakit waktu itu. Saat akan menutup laci, netranya menemukan Kwitansi pembelian 1 set hiasan.

“Pasti mas Ilham mau hadiahi aku anniversary kemarin, tapi lupa membuang kwitansinya. Pasti dia juga lupa ini memberikan kadonya padaku.’’

Naura kembali menyimpan kwitansi itu, nanti iya pura-pura tidak tahu saja. Kasian bila sang suami telah menyiapkan surprise tetapi Naura sudah mengetahuinya.

Untuk kue yang di pesan, pembayarannya iya transfer saja, tidak jadi cod.

.

.

Setelah nya Naura keluar kamar, menuju dapur, menyiapkan makanan untuk ayah Indra dan memasukkan nasi, lauk serta sayuran ke dalam rantang, nanti akan dia titipkan ke jasa antar makanan. Tadi ayah mertuanya nelfon dan meminta Naura untuk menyiapkan makan siang, karena malas bolak balik. Ayah mertuanya tidak lagi bekerja, ia pensiunan pegawai. Dulu nya sempat sebagai Kabid kehutan. Kini dirinya hanya mengurus perkebunan nya, Memang tidak berapa jauh dari kediaman mereka, tetapi cukup memakan waktu jika harus bolak balik.

Bu Lidya keluar kamar dan menghampiri Naura di dapur

“Pada siapa lagi makanan ini akan dirimu beri Nau? Apakah semua pekerja akan kau kasi makanan gratis?!’’ Ucap nya.

Naura merasa tidak enak hati terhadap pembantu rumah ini. Karena bibi Imah sedang mencuci piring di dekat mereka.

“Ini pesanan ayah buk, karena ayah tidak pulang siang ini, Nanggung katanya. Lebih baik pulang sekalian saja sore.’’ beritahu ya.

“Ada saja alasannya, bilang saja menghindari ku’'_ gumamnya pelan. “Ini semua karena membela dia ini.’’ batin Bu Lidya, tetapi matanya menatap tajam sang mantu.

Dia pun meninggalkan Naura dan bibi di dapur.

“Ibuk seram ya non?’' Bi Imah mengusap tengkuk nya.

“Haha, bibik bisa aja, memangnya ibu hantu?’’ Naura terkikik pelan mendengar celetukan si bibik.

“Jangan bilang begitu, nanti jika di dengar bisa di rujak kita.’‘ Bi Imah benar-benar takut dengan majikannya, Naura malah mengajaknya bercanda.

“Iya bik iya, tapi jangan terlalu takut. ibuk juga manusia seperti kita. Jangan juga terlalu serius. Nau hanya bercanda kok.’’ Naura senang. Walau terkadang sepi karena seharian Ilham kerja, paling tidak iya punya bibik pembantu untuk di ajak ngobrol, terkadang juga bisa di ajak bercanda.

Sedang asyik ngobrol bel berbunyi.

Bibik beranjak dan menuju ke depan untuk membuka pintu.

“Ini pesanan nona Naura, silakan di tandatangani di sini’' ucap pria muda itu. Dia kurir yang dari kue dan minuman yang di pesan Naura.

Setelah nya bibi masuk membawa box kue dan minuman ke dapur. Melihat si bibi kesusahan membawa, Naura mendekati bibi dan membantu membawakan nya.

“Sudah tiba, kenapa tidak bilang sih bi...? kan ini jadi susah bibi bawanya.’’ ucap Naura. Dia meletakkan box kue ke atas meja.

“Nggak susah non, lagi pun bukan setiap hari juga.’'

“Iya deh, bibi selalu benar.’’ Naura menggoda sang pembantu.

.

.

Setelah selesai menyusun kue beserta minuman, Naura kembali ke kamarnya, untuk istirahat sejenak sebelum para tamu arisan datang.

Episodes
1 Kondangan
2 Kebohongan
3 Hinaan
4 Suasana panas
5 Kwitansi?
6 Liburan
7 Dari tabrak langsung cinta
8 Mengetahui 1
9 Saling Pura-pura
10 kedatangan keluarga julid
11 Gagal melabrak
12 Penguntit dadakan
13 Makan bersama
14 Rencana Niko
15 ULTI ala Naura
16 Kedatangan bella
17 Surat gugatan
18 Berangkat
19 Pertemuan
20 Nyusul ke Bandung
21 Ilham kesal
22 Niko dan Naura
23 Ilham sial
24 Hasutan
25 Omelan Bella
26 Ayah shock
27 Akhirnya
28 Pindah
29 Masak untuk CEO
30 Tanpa Naura
31 Malu berat
32 Naura kesal
33 Membuat kue, Celine kesal
34 Makin kesal
35 Duo biang masalah
36 Menghadiri undangan
37 Serangan Naura
38 Beno shock
39 Bella kaget
40 Rencana Niko
41 Paris
42 Prematur
43 Melamar
44 Ilham menyesal,kesal dan marah
45 Beno Bella
46 Biang rusuh 1
47 Shockkan kalian?
48 Bu Lidya tak terima
49 Surprise
50 Hari pernikahan
51 Ke LA
52 Kena lagi
53 Mulai akur
54 Bertemu Ghea Bella ngamuk
55 Unboxing Terumbu Karang
56 Unboxing beneran
57 Beda bahagia
58 Ulat bulu baru
59 Kantor ada Celine
60 Toko Bakery NN
61 Balasan telak
62 Keguguran
63 Jujur
64 Doni kena
65 Talak
66 Ilham marah
67 Depresi
68 Niko kenapa?
69 Celine emosi
70 Naura menangis
71 Di usir
72 Kembali depresi
73 Kok maksa?
74 Memeluknya
75 Bandung dan problem nya
76 Skak mat!
77 Masuk Rumah Sakit
78 Bingung tapi bahagia
79 Bu Lidya mengamuk
80 Perihal dimsum
81 Salah faham
82 Di jambret
83 Viola
84 Fashion show
85 Kecelakaan
86 Bahagia
87 Naura jatuh
88 Promosi karya
89 Kisah Dea Azzahra
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Kondangan
2
Kebohongan
3
Hinaan
4
Suasana panas
5
Kwitansi?
6
Liburan
7
Dari tabrak langsung cinta
8
Mengetahui 1
9
Saling Pura-pura
10
kedatangan keluarga julid
11
Gagal melabrak
12
Penguntit dadakan
13
Makan bersama
14
Rencana Niko
15
ULTI ala Naura
16
Kedatangan bella
17
Surat gugatan
18
Berangkat
19
Pertemuan
20
Nyusul ke Bandung
21
Ilham kesal
22
Niko dan Naura
23
Ilham sial
24
Hasutan
25
Omelan Bella
26
Ayah shock
27
Akhirnya
28
Pindah
29
Masak untuk CEO
30
Tanpa Naura
31
Malu berat
32
Naura kesal
33
Membuat kue, Celine kesal
34
Makin kesal
35
Duo biang masalah
36
Menghadiri undangan
37
Serangan Naura
38
Beno shock
39
Bella kaget
40
Rencana Niko
41
Paris
42
Prematur
43
Melamar
44
Ilham menyesal,kesal dan marah
45
Beno Bella
46
Biang rusuh 1
47
Shockkan kalian?
48
Bu Lidya tak terima
49
Surprise
50
Hari pernikahan
51
Ke LA
52
Kena lagi
53
Mulai akur
54
Bertemu Ghea Bella ngamuk
55
Unboxing Terumbu Karang
56
Unboxing beneran
57
Beda bahagia
58
Ulat bulu baru
59
Kantor ada Celine
60
Toko Bakery NN
61
Balasan telak
62
Keguguran
63
Jujur
64
Doni kena
65
Talak
66
Ilham marah
67
Depresi
68
Niko kenapa?
69
Celine emosi
70
Naura menangis
71
Di usir
72
Kembali depresi
73
Kok maksa?
74
Memeluknya
75
Bandung dan problem nya
76
Skak mat!
77
Masuk Rumah Sakit
78
Bingung tapi bahagia
79
Bu Lidya mengamuk
80
Perihal dimsum
81
Salah faham
82
Di jambret
83
Viola
84
Fashion show
85
Kecelakaan
86
Bahagia
87
Naura jatuh
88
Promosi karya
89
Kisah Dea Azzahra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!