2. rasa iri

Tak terasa azan subuh pun mulai berkumandang. tita yang masih terlelap dalam tidurnya itu tiba-tiba mulai menggerakkan jari-jarinya. perlahan-lahan dia membuka matanya, dan langsung mendapati dirinya berada di rumah gubuk milik dirinya dan ibunya.

"ibu..." panggilnya dengan suara yang lirih. sementara Ibu Susan yang tertidur dengan posisi duduk itu langsung mengerjap ketika mendapati pergerakan kecil dari putrinya. kemudian langsung membuka matanya, dan merasa senang ketika melihat putrinya akhirnya terbangun juga.

"putriku.. akhirnya kamu bangun juga nak.. kamu benar-benar membuat Ibu khawatir.." ucapnya sambil mengusap air matanya. dia bahagia karena akhirnya putrinya selamat dari maut.

"apa yang terjadi Bu..?" tanya tita.

"kemarin kamu tersambar petir nak. sampai membuat Ibu tidak bisa bernafas. tapi untung saja, kamu tidak apa-apa." ucap Ibu Susan sambil membelai kepala putrinya. tita yang mendengar penuturan ibunya itu langsung mengerutkan keningnya dan mencoba mengingat-ingat. dan seketika dia pun langsung mengingat kejadian yang membuatnya berakhir di tempat tidurnya.

"astaghfirullahaladzim.. ternyata Allah masih baik kepada tita ya Bu. Allah tidak langsung memanggil tita untuk menghadap." ucap tita kepada ibunya.

"dan kalaupun Allah memanggil Tita, Ibu juga pasti akan ikut menyusul." tita yang mendengar penuturan ibunya pun tersenyum.

"hehehe. Ibu jangan ngomong gitu lah. sekarang tita kan sudah tidak apa-apa." ucapnya lagi.

akhirnya keduanya pun langsung tersenyum penuh haru dan bahagia. kemudian tita langsung mengajak ibunya untuk melaksanakan salat subuh bersama-sama. awalnya Ibu Susan melarang putrinya melakukannya, karena takut putrinya masih merasa kesakitan akibat sambaran petir kemarin.

tapi nyatanya, tita sudah sehat dan tidak apa-apa. bahkan kita tidak merasa ada rasa sakit yang tertinggal di pikirannya.

setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Ibu Susan dan tita pun langsung melaksanakan salat subuh berjamaah.

*****

kini matahari telah memancarkan sinarnya. sementara seorang gadis nampak sedang duduk termenung di belakang gubuk miliknya dan ibunya. dia sebenarnya ingin ikut ibunya untuk kembali pergi ke sawah Pak Rojak. tetapi sang Ibu ngotot dan melarang putrinya untuk ikut.

sehingga membuat tita duduk sambil termenung di belakang gubuk itu. saat dirinya sedang duduk termenung, tiba-tiba terlintas sebuah ingatan yang menunjukkan ada sebuah cara untuk menghasilkan uang dengan ikan.

tita yang tidak sadar dengan hal itu langsung menggelengkan kepalanya. lagian ngapain juga tiba-tiba ingatan Itu melintas di kepalanya. namun lagi-lagi, ingatan Itu kembali memberitahunya, tentang beberapa herbal yang harus ia siapkan dan juga untuk mendapatkannya itu cukup mudah.

beberapa tumbuhan yang dicarinya itu tumbuh di samping bubuk mereka dan tentunya itu tidaklah sulit.

tita yang menyadari hal itu memandangi tumbuhan yang tepat berada di bawah kakinya. dia berpikir apakah dirinya akan mempraktekkan ingatan yang tiba-tiba terlintas di kepalanya itu ?

"ah!! aku pasti berpikir seperti itu, karena saking laparnya perutku. Dan begitu inginnya aku untuk makan ikan. Ah.. lama-lama,aku bisa gila juga." rutuknya pada dirinya sendiri. Dia pun kembali mengalihkan perhatiannya dengan melakukan beberapa gerakan kecil untuk merenggangkan otot-otot miliknya. Ternyata, sisa-sisa Sambaran petir kemarin, malah meninggalkan rasa pegal di bagian tertentu tubuhnya.

saat dia sedang meregangkan otot-ototnya, di sana dia langsung mendapati dan melihat nenek dari pihak bapaknya melewati samping rumah mereka. mereka hanya melirik sekilas ke arah tita, namun tidak menyapa gadis itu. sementara tita yang memang sudah tidak mengharapkan apa-apa pun juga tidak peduli.

dia memilih untuk mengabaikan mereka Dan menganggap orang-orang itu adalah orang asing. kalaupun dia harus bermanis-manis, itu tidak akan pernah berhasil dan dirinya malah akan mendapatkan cacian dan bagian dari neneknya itu.

sementara neneknya itu sedang berjalan dengan saudaranya yang satu ayah. neneknya Itu tampak menyayangi saudaranya itu. dan tita yang sebenarnya melihat hal itu juga merasa sedikit keirian di dalam hatinya. tapi lagi-lagi, dia memilih untuk diam dan tidak melakukan apa-apa.

(hah!! kenapa mereka harus lewat ke sini sih. biasanya juga ogah-ogahan lewat sini! itu si nenek peot pasti sengaja memperlihatkan cucu kesayangannya. iya, aku tahu kalau Mira itu adalah cucu kesayanganmu. karena dia adalah anak orang kaya yang berasal dari keluarga terpandang.) batinnya sambil memutar bola matanya.

jujur saja, dia tidak bisa memungkiri rasa iri itu. tapi mau bagaimana lagi, kalau mereka memang sengaja memperlihatkan kedekatan mereka kepada dirinya, maka dia harus terima.

setelah nenek dan saudaranya satu ayah itu berlalu dari sana, tita kembali mendudukkan tubuhnya. dia kembali menghela nafas, seolah-olah mencoba untuk mengurai rasa sesak yang tiba-tiba muncul di dadanya itu.

"huh!! tenanglah tita. ini tak sekali dua kali mereka melakukannya. tolong jangan terpengaruh." gumamnya pada dirinya sendiri.

hadiah pun mencoba menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. ketika dirinya sudah merasa lebih baik, tiba-tiba ingatan tentang ramuan itu kembali terlintas di kepalanya. dan ia kembali menjatuhkan pandangannya pada rumput yang berada tepat di bawah kakinya.

"apa aku coba aja ya..? dia sudah dari tadi seliweran di kepala aku. ah coba aja deh!! di sekitar sini juga ada sungai, dan tepat 900 meter dari sini juga ada lautan. Aku akan melakukan testimoninya di sungai saja." akhirnya tita pun mencabut tanaman itu dan mengamatinya dengan seksama. dia tahu kalau tanaman yang ada di tangannya ini adalah tumbuhan liar.

tapi kenapa di dalam ingatannya tumbuhan ini sangat bermanfaat. kemudian, tita kembali menggali ingatannya dan mencabut beberapa rumput lagi yang tentunya berbeda. dan setelah itu, dia pun langsung membawa tanaman itu masuk ke dalam gubuk. dia meletakkan tanaman itu terlebih dahulu dan membersihkan akarnya.

kemudian dia langsung melanjutkan untuk mengupas kelapa dan langsung mengkukurnya dengan halus dengan menggunakan alat yang sederhana.

setelah selesai, dia langsung mengikuti petunjuk yang ada di dalam ingatannya. dia menumbuk semua herbal itu secara bersamaan, dan kemudian mencampurkannya ke kelapa parut yang telah selesai itu.

"hehehe.. kalau dipikir-pikir, aku kok tiba-tiba jadi ngawur ya. tapi nggak papa deh.. daripada bengong sendirian di dalam gubuk. mending mencoba hal-hal yang baru. walaupun tidak berhasil, tidak akan ada yang mengejek." ucapnya lagi.

setelah selesai, dia pun langsung membuat perangkap sederhana dari nilon yang sudah selesai dirajut. dan itu berbentuk sebuah tangguk kecil, dengan lobang-lobang di sekitarnya.

setelah selesai memodifikasinya, dia pun langsung membawa semua itu untuk pergi menuju sungai yang jaraknya tidak jauh dari rumah mereka.

kebetulan sekali, di sekitar rumah tidak terlalu rame. sehingga tidak ada yang melihatnya pergi dengan membawa bahan-bahan aneh menurutnya itu.

Terpopuler

Comments

Blush✨☃️

Blush✨☃️

Gak bisa berenti baca.

2025-03-25

0

Lala Kusumah

Lala Kusumah

hadir ya, lanjuuuuuuuuut

2025-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!