Diarea kelas dua belas Luna memasuki kelas 12 IPA 3. Dia langsung menuju bangku yang sering dia kunjungi, yaitu bangku belahan hatinya. Cowok yang sejak SMP sudah ia sukai sampai dia ikut sekolah di Putra Bangsa pun karena mengikuti sang cowok.
Sayangnya si cowok tidak pernah merespon usahanya untuk mendekatinya. Jangankan merespon melihat atau mengakui keberadaannya saja tidak. Karena itulah saat ini dia frustasi saat mendengar belahan jiwanya berangkat dengan gadis yang kabarnya anak baru yang bikin heboh karena kecantikannya saat pertama masuk sekolah.
Ya, cowok itu adalah Alvin. Luna sudah mengejar-ngejar Alvin sejak lama. Tapi Alvin seolah menutup mata akan keberadaannya. Luna selalu tak kelihatan di mata Alvin apapun perhatian yang dia berikan padanya.
" Hai Alvin.. " sapa Luna saat melihat Alvin di bangkunya.
Alvin hanya melirik sekilas dan melanjutkan aktifitasnya kembali.
" Vin.. Siapa cewek yang tadi pagi berangkat bareng kamu? " Luna langsung duduk disebelah Alvin dan menyandarkan kepalanya pada pundak pemuda yang sedang serius bermain ponsel.
" Apa-apaan si lo.. Minggir gak! " seru Alvin sambil mendorong tubuh Luna yang menempel pada lengannya.
" Alvin kok jahat si sama Luna.. " Luna menatap Alvin dengan tatapan nanar.
Walupun sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Alvin. Tapi tetap saja rasanya kesal.
" Lo ya lun.. Udah berapa kali gue bilangin ga usah nempel mulu kayak ulet bulu kalo deket gue.. Jadi cewek ga usah murahan kenapa? "
Alvin memang dingin disekolah. Dia tak pernah membuat masalah kecuali ada yang mencari gara-gara dengannya atau ada yang membuatnya risih seperti Luna ini. Kalo sudah begini mulut pedasnya tak tertahan lagi.
" Gue begini karena lo vin.. Krna lo ga pernah liat gue. " Luna pergi meninggalkan kelas Alvin sambil menghentakan kakinya.
" Awas aja ya vin.. Kalo gue ga bisa dapetin lo.. Tu cewek juga ga bakalan bisa dapetin lo " Luna menggerutu dalam hati tak terima dengan perlakuan Alvin padanya.
***
Saat pulang sekolah Shevi tidak langsung pulang. Dia menuju kelas kesenian karena dia mengikuti ekstrakulikuler musik. Bakatnya dalam macam-macam alat musik sudah tak diragukan lagi.
Dia bercita-cita untuk menjadi pianis ternama dan punya grup orkestra sendiri. Dia sudah ikut les musik sejak kecil. Karena sejak umur dua tahun ayahnya sering bermain piano untuk keluarganya dan ternyata dia berbakat.
Saat dia sedang melangkah menuju kelas kesenian ada yang memanggil namanya. Ketika dia menoleh ternyata Alvin sudah dibelakangnya dan mengajaknya pulang.
" Ayo pulang. " ajak Alvin sambil menarik tangan Shevi.
" Kak. Saya ada kelas tambahan.. Kakak pulang aja dulu.. Nanti saya pulang naik taxi aja " Shevi melepaskan tangannya yang di genggam Alvin.
" Kakak? Saya? " Alvin menaikkan satu alisnya dan tawanya meledak.
Tawa yang hanya pernah ia tunjukan didepan sahabat dan keluarganya termasuk keluarga Shevi yang jelas tak pernah dia tunjukan disekolah. Sehingga banyak anak yang heran dan terpesona sana Alvin tertawa.
" Iissshh apa si kak.. Inget ya ini tuh disekolah bukan dirumah. Jadi sekarang kakak tuh kakak kelasku bukan abangku kaya dirumah. " satu pukulan mendarat dibahu pemuda itu. Shevi cemberut diledek Alvin sampai tertawa terbahak-bahak seperti itu.
"Lo tuh ngengemesin banget si dek kalo lagi cemberut gitu." sebelah tangan Alvin mengacak rambut Shevi.
"Aahh berantakan kan rambutnya.." Shevi membetulkan rambutnya sambil menggerutu.
"Udah sana pulang kak.. " Shevi membalikkan tubuh Alvin kemudian mendorongnya sebelum kemudian dia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas seni sebelum telat.
***
Alvin melipat tangannya didepan dada sedang memperhatikan gadis cantik didalam ruangan yang sedang memainkan piano dari jendela. Dia selalu terpesona saat Shevi sudah memainkan alat musik. tapi dia tak pernah mengungkapkan perasaannya karna dulu Shevi adek kecil yang harus dia jaga.
Sekarang Shevi sudah SMA jadi bolehkan kalau dia mulai menunjukan rasanya. Mulai menyukai Shevi sebagai wanita bukan sebagai adek lagi.
Enatahlah tapi dia masih belum berani. Dia takut Shevi akan menolaknya. Takut Shevi malah akan menjauh darinya kalau tahu dia punya perasaan lebih. Karena dia tahun Shevi hanya menganggapnya seorang kakak.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan munculah orang yang sedari tadi dia tunggu.
" Lho kak Alvin masih disini? " Shevi heran karena tadi dia sudah menyuruhnya untuk pulang duluan.
Alvin menyelipkan rambut Shevi kebelakang telinga. Masih dengan rasa terpesona yang sama. Dan enatah kenapa itu membuat jantung Shevi berdegup tak karuan. Sejak kapan abangnya yang usil ini mulai anaeh tingkahnya.
" Iya nungguin lo takut lo diculik.. Ayo pulang " Alvin kembali menarik tanggan Shevi menggenggamnya lembut. Menunjukan pada yang melihat bahwa Shevi miliknya dan tidak boleh ada yang mendekatinya.
" Emang Shevi anak kecil gampang diculik. " Shevi mencebikan mulutnya tapi tak menolak digandeng Alvin.
" Justru karena lo udah gede jadi banyak yang berniat nyulik lo.. Tepatnya nyulik hati lo.. " Alvin melirik sebentar dan kembali melangkahkan kakinya untuk pulang mengantar pujaan hatinya yang rumahnya hanya beda satu blok dari rumahnya.
Jantung Shevi makin berdetak tak karuan mendengar kalimat terakhir Alvin.
Mereka menuju ke parkiran menaiki motor kesayangan Alvin dan meninggalkan sekolah menuju rumah mereka. Tempat unuk melepas penat dan berkumpul dengan keluarga.
***
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Ada hati yang sakit dan iri melihat kedekatan mereka.
" Kalian berdua cari tahu siapa dan kelas berapa gadis itu! " perintahnya pada kedua gadis yang ada disebelahnya.
Dia adalah Luna. Yang dari tadi memperhatikan Alvin. Niatnya dia kekelas Alvin untuk mengajaknya pulang bersama dengan pura-pura mobilnya mogok agar bisa dibonceng pulang oleh Alvin.
Tak disangkan saat dia akan menuju kelas Alvin dia melihat Alvin diarea kelas sepuluh sedang menggandeng tangan gadis cantik.
Dia yang penasaran akhirnya mengikuti mereka yang ternyata menuju kelas seni. Dan ikut menunggu Alvin yang tengah memperhatikan dengan seriusnya kedalam aula kelas seni.
Dan kemesraan mereka barusan sangat membuat hatinya panas. Dia akan memcari tahu tentang gadis itu dan membuat peringatan agar tidak lagi mendekati Alvin.
Mereka bertiga berlalu pergi keparkiran untuk pulang. Karena hari sudah sore dan orang yang mereka awasi juga sudah pulang.
Happy Reading 😍
Tinggalin jejak ya kakak kakak. dengan tinggalin Like.makasih 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
sry rahayu
lanjut thor
2021-12-08
1
Heny Ekawati
jgn sampai shera juga suka sama alvin ya thor
2021-10-12
1
Andi Nursiah Salsay
ya nagis lu lun .. uda tau di cuwekin ama Alvin malah dekat nunggui hbs luu mewek
2021-05-17
1