Mimpi buruk

Kuda yang dinaiki Lizzie dan Will berjalanan beriringan. Udara pagi masih terasa sejuk, tanahnya pun lembab karena embun pagi. Memang ini lah saat yang cocok untuk berkuda.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di atas perbukitan. Terhampar pemandangan luas nan indah. Dari atas bukit mereka dapat melihat aliran sungai panjang yang bermuara ke lautan dan perbukitan hijau saling berjajar. Burung terbang rendah di lereng bukit.

Angin berhembus pelan, sinar matahari belum terlalu panas. Sinar nya memberi efek keemasan pada rambut Lizzie yang berwarna coklat gelap. Rambutnya berkibar diterpa angin.

Will selalu terpesona saat memandangnya.

"Aku tidak pernah melihat pemandangan seindah ini.." Kata Lizzie riang, mata hazelnya berbinar.

"Ya pemandangannya memang sangat indah.." Tetapi tatapan mata Will justru terfokus kearah Lizzie.

Mereka beristirahat sejenak di dekat sumber air agar kuda dapat meminumnya. Will mengikat tali kuda pada batang pohon. Mereka pun duduk diatas rerumputan.

"Ini minumlah.." Will menyodorkan botol berisikan air kearah Lizzie.

"Terimakasih.." Lizzie menerima dan meminumnya.

"Sedari dulu aku berkeinginan untuk memiliki rumah di dekat bukit seperti ini.."

"Bukan kah sekarang kau sudah tinggal di mansionku.."

"Itu rumahmu Will, yang aku maksud adalah rumahku sendiri untuk ku tinggali.."

"Apa kau berniat untuk pergi dari mansionku?" Nada suara Will menjadi dingin. Lizzie menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Will balas menatap nya dengan tajam.

"Apa kau berniat mengajakku tinggal di mansion mu selamanya?"

"Kenapa tidak."

Apa maksud perkataan Will, apakah Will berniat untuk menikahinya?

"Tetapi hubungan kita.." Lizzie menggantung pertanyaannya.

"Kau bisa tinggal di mansionku selamanya."

"Kau akan menikahiku?" Ahkirnya pertanyaan itu terlontar dari mulut Lizzie hingga membuat Will terdiam.

Lizzie tidak suka berada dalam percakapan ini.

"Aku tahu kau tidak akan bisa menjawabnya.."

"Bisakah kita tetap tinggal bersama seperti biasanya tanpa ikatan pernikahan.."

Lizzie menjadi marah.

"Itu sangat tidak adil bagiku Will !! Aku juga memiliki masa depan, kita tidak bisa selamanya seperti ini.. Pada ahkirnya kita harus menjalani hidup masing masing, aku tidak dapat terkurung selamanya disana tanpa ikatan pasti!!"

Yah, perkataan Lizzie memang ada benarnya, walaupun Lizzie tak akan menikahi pria lain. Kecuali jika Will yang meminta. Dadanya terasa sesak. Tanpa sadar ia menangis.

Saat ini Will tidak dapat membayangkan jika Lizzie pergi dari mansion nya. Tetapi ia juga tak dapat memberikan kepastian. Wanita selalu tergila gila dengan yang namanya pernikahan. Baginya itu merepotkan. Apakah ia akan menikahi Lizzie? Bagaimana jika pernikahan itu justru berlangsung tidak bahagia?

Dengan pekerjaannya yang berisiko seperti ini. Pernikahan akan menjadi penghambat untuknya. Ia tak mau jika keluarga nya nanti akan menjadi incaran. Terutama Lizzie.

Dan apakah Lizzie masih berani bersamanya jika ia mengetahui bahwa Will sering membunuh seseorang tanpa belas kasihan. Tubuhnya berbau darah.

"Sebaiknya kita segera kembali, hari semakin siang." Lizzie beranjak dari duduknya. Dengan sigap Will menarik tangannya. Lizzie kehilangan keseimbangan, tetapi Will menangkapnya saat ia terjatuh.

Lizzie berada di pangkuan Will. Dengan posisi memunggungi Will. Matanya sembab karena menangis.

"Maafkan aku.." Will memeluknya dari belakang. Lalu mencium puncak kepala Lizzie dengan lembut. Lizzie hanya diam.

Tubuh Lizzie sangatlah ringan dan kecil bagi Will. Disibaknya rambut Lizzie yang menutupi leher. Lalu Will membuka syal nya.

Will menciumi tengkuk Lizzie. Sapuan bibir Will menggelitik di kulitnya. Lizzie mengerang.

"Emm Will.."

Will tidak memperdulikannya dan tetap melanjutkan. Will menurunkan resleting pada gaun Lizzie hingga terbuka. Punggung Lizzie terasa dingin terpapar udara.

"Apa yang kau lakukan..Oh Will.." Lizzie terkesiap saat tangan Will meremas dadanya.

"Aku akan memuaskanmu disini.." kata Will parau , pasti Lizzie dapat merasakan bukti gairahnya telah berdiri.

"Jangan..mm.." Lizzie tak sanggup berkata kata lagi ketika tangan Will mulai menyusup ke dalam rok Lizzie dan jemarinya bermain di antara kedua pahanya.

Tangan Lizzie berpegangan erat pada rumput di sekitar mereka.

"Ah..Will.." Lizzie merasa seperti melayang saat Will semakin mempercepat gerakannya. Tanpa sadar Lizzie membuka kakinya, semakin mempermudahkan Will untuk memuaskannya.

"Kau suka.." Will mengigit telinga Lizzie dirasakannya tangannya yang basah karena Lizzie.

Kepala Lizzie berkunang kunang, jemari kaki nya menekuk ke kedalam. Lizzie mengigit bibirnya, ia sudah tidak dapat menahannya. Tubuh Lizzie sesaat menegang lalu seketika ia menjadi lemas setelah pelepasannya.

"Will.."

Will sangat suka mendengar suara Lizzie ketika memanggil namanya.

Nafas Lizzie terengah engah, seperti habis berlari maraton. Tubuhnya ia sandarkan pada dada bidang Will.

Will membiarkan Lizzie untuk istirahat sejenak sebelum kembali ke mansion.

Dalam perjalanan pulang, Lizzie naik kuda yang sama dengan Will. Karena takut jika Lizzie terlalu lelah dan menjadi tidak seimbang saat naik kuda sendirian.

Browny kuda yang pintar, dengan aba aba ia dapat mengikuti jejak maximus. Semua kuda Will memang lah kuda terlatih. Mereka semua dapat pulang kembali dengan sendirinya ke mansion tanpa tuannya sekali pun. Para perawat kudanya tak perlu khawatir akan kehilangan kuda saat dilepaskan ke padang rumput. Dengan siulan saja kuda kuda itu akan datang menghampiri.

Will menahan tubuh Lizzie dengan lengannya yang kokoh agar tidak terjatuh. Berada diatas kuda, merasakan jalan kaki kuda yang berirama, bersama dengan Will di dekatnya membuat Lizzie mengantuk. Angin membelai lembut rambutnya.

Lizzie tertidur sepanjang jalan menuju ke mansion.

***

Dalam mimpi nya Lizzie sedang berjalan menuruni tangga mansion. Namun diujung tangga terdapat tubuh Amily, Bibi Lisa dan para pelayan lainnya telah tergeletak di lantai dengan bersimbah darah. Mereka tidak bergeming. Tatapan mata mereka kosong tak ada kehidupan.

Lalu Lizzie melihat ayahnya berdiri diantara tumpukan mayat. Tiba tiba tubuh Tonny tersentak , sebuah peluru menembus jantungnya. Darah segar mengalir, sebagian mengenai kaki Lizzie. Sampai tubuh Tonny jatuh bergabung dengan mayat lainnya.

Will Turner dengan tatapan dingin sedang membawa senapan laras panjang. Ia tersenyum kearah Lizzie. Kemudian Will mengarah kan senjatanya tepat di kepala Lizzie dan menarik pelatuknya.

Suara ledakan peluru bergema di ruangan.

"Lizzie bangunlah kita sudah sampai."

Suara Will membangunkan Lizzie dari mimpi buruknya. Ia memandang kearah Will.

"Ada apa?"

"Tidak apa apa.."

Will membantu Lizzie turun dari kuda dengan sangat hati hati takut jika ia terjatuh.

Ini hanyalah mimpi. Tidak perlu terlalu dipikirkan. Mimpi adalah bunga tidur. Saat ini Will sedang bersamanya. Memperlakukannya dengan penuh perhatian. Apa yang harus ditakutinya?

***

Beberapa hari ini kota Westminster selalu di guyur hujan deras. Udara menjadi lebih dingin. Seperti biasa Tonny Elmer menenggak minuman keras yang sedang ia bawa. Tubuhnya memang menjadi lebih hangat tapi kesadarannya mulai menurun.

Tonny berjalan di sepanjang dermaga. Jalanan lebih licin dari biasanya. Tonny berniat menumpang kargo kapal untuk menuju kota seberang. Ia takut jika Will datang mencarinya lalu membunuhnya. Sudah pasti pelayan Will akan melaporkan kejadian waktu itu saat ia bertemu dengan Lizzie.

Tonny hendak menaiki tangga kapal yang terbuat dari tali tambang yang dijalin. Tapi sialnya ia terpleset. Kakinya sempat tergantung pada tali. Tonny berusaha untuk bangun, namun pegangan nya terlalu licin karena terkena air hujan.

Nasib buruk menimpanya. Tonny terjatuh. Sebelum ia masuk ke dalam laut yang dingin dengan ombak yang cukup tinggi. Kepalanya terbentur batu beton pinggiran dermaga dengan keras.

Tonny menahan dinginnya suhu air dan ia tetap berusaha menjaga kesadarannya yang berangsur angsur menghilang. Terlalu banyak air yang ia telan, kepalanya terasa sakit ahkibat terbentur, tubuhnya yang kurus selalu terseret arus ombak saat ia berenang menuju tepi.

Tonny Elmer ahkirnya meninggal karena tenggelam.

Terpopuler

Comments

Lilis Ferdinan

Lilis Ferdinan

bapak nya tewas,,,, bakal salah paham nih,,, 🤨

2021-02-22

1

Bella Dania

Bella Dania

Nah dia mati

2021-02-22

0

nesya

nesya

240

2021-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!