Suara gelak tawa riang terdengar di telinga Will. Ia sudah tau siapa pemilik suara ini. Dengan perlahan Will berjalan memasuki kebun mengikuti arah suara yang semakin terdengar jelas.
Disanalah terlihat Lizzie dan Amily sedang bergurau dan bercerita sambil memetik buah. Mereka terlalu asyik hingga tak sadar akan keberadaan Will. Sepertinya keadaan Lizzie sudah membaik. Wajah nya tampak lebih cerah berseri di bandingkan terahkir ia melihatnya.
Will berdeham. Serempak Lizzie dan Amily menoleh.
"Kau selalu mengagetkan ku Will.."
Amily merasa sudah waktunya ia pergi dan tidak menganggu waktu mereka berdua. Ia membungkukan badan ke arah Will lalu berpamitan dan segera meninggalkan Lizzie dan Will di kebun.
"Kau harus lebih waspada nona.." Will mendekat ke arah Lizzie.
"Aku baru saja bermain di sungai bersama Amily lalu memetik beberapa buah yang telah matang, Coba kau cicipi apel ini.." Lizzie menyodorkan apel merah yang baru saja dipetik.
Will memakan apel itu dari tangan Lizzie.
"Apakah terasa manis?"
"Ya seperti bibirmu.."
Wajah Lizzie bersemu merah, selalu saja Will berhasil membuat dirinya salah tingkah.
"Sepertinya kau suka sekali bermain ke sungai itu."
"Tentu saja! Airnya sangat jernih dan dingin, aku menyukainya.."
"Ada yang lebih menarik dari tempat itu, akan kutunjukan padamu.."
Will menggandeng tangan Lizzie berjalan lebih jauh menuju ke dalam hutan. Semakin rimbun pepohonan dan semak yang mereka lewati, tetapi ada jalan setapak sehingga memudahkan mereka untuk lewat. Sepertinya jalan ini juga sering dilalui.
Dan sampailah mereka pada tempat yang di tuju. Terdapat sumber air yang mengalir di kelilingi bebatuan membentuk lingkaran seperti kolam renang alami.
"Oh Will, apakah ini juga masih wilayah mansion mu?" Lizzie takjub dengan keindahan alam di depannya.
"Ya.."
Betapa luas area mansion Will, dan sepertinya Will mengetahui setiap sudut tempat di mansion ini sekecil apa pun itu. Lizzie tertarik untuk menjelajah. Ada kejutan apa lagi yang dapat ia temukan pada mansion Will nantinya. Lizzie akan meminta Will untuk mengajaknya berkeliling.
Will mulai melepas baju dan sepatunya. Kini ia bertelanjang dada hanya menggunakan celana yang ia kenakan.
"Apa yang kau lakukan.." Lizzie memalingkan mukannya karena malu, ia tidak tebiasa melihat pria bertelanjang dada. Terlebih hari masih terang, Lizzie dapat melihat dengan jelas bentuk tubuh Will.
Dadanya yang bidang dan lengan otot nya yang terpahat sempurna. Perut yang tampak ramping six pak hingga ke pinggang, samar samar terlihat garis maskulin Will.
"Aku hanya ingin berenang.."
Sedetik kemudian dengan cepat Will melesat kedalam air. Ia begitu lincah dan pandai berenang.
"Bergabunglah kemari Lizzie.. " Will muncul kepermukaan air dan menyugar rambutnya. Tetesan air membuat Will terlihat seksi.
"Aku tidak membawa baju ganti.."
"Bukankah jarak mansion sangat dekat.."
Lizzie baru menyadari Will juga hanya membawa pakaian yang dikenakan tadi. Dengan ragu Lizzie melepas sepatunya dan perlahan memasukan kakinya kedalam air. Terasa dingin dan menyejukan.
Karena terlalu lama, Will datang menghampiri lalu membopong Lizzie masuk ke dalam air. Tubuh Lizzie terasa seringan kapas. Lizzie berada dalam pelukannya.
"Wow menakjubkan ! apakah ini cukup dalam? "
"Tidak. Tenanglah aku akan menggendongmu saja, kau tetaplah berpegangan.."
Lizzie mengalungkan lengannya pada leher Will. Wajah mereka berdekatan. Baju Lizzie basah dan menempel pada kulitnya. Tetapi Lizzie tidak menyadari karena terlalu asik menikmati sejuknya air.
Will lah yang menyadari, ia dapat melihat cekungan dada Lizzie. Rambut panjang nya yang terurai sebagian menempel di kulit. Bibir merah Lizzie tampak basah sangat memikat siap untuk dicium. Hasrat Will timbul. Dipeluknya erat tubuh Lizzie.
"Will..?"
"Kau cantik aku ingin memilikimu.."
Belum sempat Lizzie menjawab, bibirnya sudah di lum*t oleh Will.
Will mengigit ringan bibir Lizzie agar terbuka. Dan Lizzie membuka bibirnya perlahan. Will memainkan lidah dan bibir Lizzie. Tubuh Lizzie terasa lumpuh, untung saja Will menopangnya.
Tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada Lizzie, tubuhnya menghangat dan ada sesuatu yang menggelenyar pada dirinya. Suaranya menjadi ******* saat memanggil Will. Ia berpegangan erat.
Will merengkuh Lizzie semakin merapatkan tubuh mereka. Tangan Will menyusuri wajah Lizzie turun perlahan ke leher hingga berhenti pada bahu. Lalu memainkan jarinya pada cekungan selangka Lizzie. Kulit Lizzie terasa begitu halus sangat kontras dengan telapak tangannya yang kasar.
"Kau selalu membuatku gila Lizzie.."
Ditatapnya mata Lizzie yang penuh akan hasrat sama seperti dirinya.
"Aku mencintaimu Will.."
Pernyataan cinta yang tidak terduga. Lizzie pun tidak menyangka akan mengatakannya ia terlalu larut pada perasaan. Sedangkan Will hanya diam tidak membalas pernyataan cinta Lizzie.
Will tidak dapat menjawab. Apakah dia juga mencintai Lizzie? Tetapi mulutnya tak bisa mengatakan hal yang sama. Will hanya tertarik pada Lizzie. Ia sendiri tidak dapat memastikan apakah perasaannya adalah cinta?
Terikat pada wanita dan menjalin hubungan serius bukanlah pilihannya saat ini, terlebih pekerjaannya sangat beresiko. Mungkin nanti jika dirasa ia sudah siap dan ingin pensiun. Will tak tahu apakah Lizzie memang pasangan hidupnya? Yang ia pikirkan mengenai Lizzie adalah wanita itu mampu menarik perhatiannya hanya itu.
Will hanya menyukai Lizzie tidak mencintai.
Melihat Will tampak berpikir, Lizzie langsung mengalihkan pembicaraan. Takut akan jawaban yang akan di dengar nya.
"Oh iya Will aku lupa mengingatkan pada Bibi Lisa untuk mengambil kalungku yang rusak telah selesai diperbaiki, sebelum tokonya tutup karena terlalu sore.."
"Biar aku yang mengantarmu untuk mengambilnya.."
"Tidak Will, Bibi Lisa sudah berjanji dia yang akan mengambilnya. Sebaiknya kita segera kembali ke mansion.."
Lizzie memisahkan pelukannya pada Will, lalu bergegas keluar dari air dan memakai sepatunya. Will sadar Lizzie sengaja melakukannya. Tetapi ia juga tidak dapat memberikan penjelasan. Dilihatnya Lizzie berjalan menjauh menuju mansion.
Mereka kembali dalam keadaan basah kuyup dan suasana yang canggung.
***
Dalam gelap, Lizzie mengerjapkan matanya sedang mengingat kejadian siang tadi. Sedikit ada rasa penyesalan karena ia terlalu gegabah mengatakan perasaannya pada Will.
Sebelumnya Lizzie sudah sering mengingatkan pada dirinya sendiri bahwa perasaan Will mungkin hanya sekedar ketertarikan biasa tidak lebih. Tidak seperti dirinya yang entah kapan mulai mencintai Will?
Saat pertama kali bertemu waktu Will menolong nya? Atau saat pertama kali berciuman di ruang kerjanya?
Will selalu hadir disaat Lizzie membutuhkannya. Perasaan ini kian berkembang dan Lizzie tidak dapat menghentikannya.
Mengingat Will hanya diam saja dan tidak menjawab, membuat Lizzie sedikit kecewa. Semua kebersamaan Will dan Lizzie apakah tidak begitu beraarti? Lalu mengapa Will memintanya untuk menjadi kekasih?
Lizzie tidak dapat berharap lebih. Ternyata mencintai seseorang bisa sesakit ini.
Untuk pertama kali nya aku mencintai pria dan orang itu Will..
Lizzie meringkuk dan memeluk lututnya. Kamar Will tepat berada disamping kamarnya. Mereka begitu dekat tapi terasa jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
lizzie merasa malu juga mungkin krn tdk aja jawaban yg pasti dr will
2023-01-04
0
Halimah Ahong
aq sja ikut kcewa sbar Lizzie 😢😢😢
2022-08-28
0
istri ke-2 tuan Saga 🥰♥️♥️
😩😩😭😭
2021-05-23
1