"Alana, ini aku sayang!! Arghhh, Kamu gak tahu kalau aku sangat merindukanmu. Kamu nakal sayang, buat Junio menunggu. Hubby kamu yang paling ganteng sedunia sudah disini." ujar Saka saat melihat Alana di dalam kamar sedang berbaring di tempat tidurnya.
Saka menghampiri tempat tidur dimana Alana berbaring, ia membelai tubuh Alana yang halus lembut. Perutnya yang tampak membuncit tapi herannya tetap selalu bisa membuat Junio Saka merindu. Tegang sempurna ingin meraih kenikmatan meledak di sarang kenikmatannya.
" Walaupun kamu tidur, wajahmu tampak cantik, dan sempurna. I Love you with all my heart. Tubuhmu tampak sangat sangat luar biasa, sayang. " bisik Saka di telinga Alana, Saka ingin membangkitkan kerinduan istrinya kepada nya.
Saka membelai tubuh Alana yang tertidur, menciumi setiap jengkal tubuhnya yang halus. Tapi Saka tidak mau terburu buru, ia masih setia mengecupi seluruh tubuh Alana yang hanya diam tanpa respon.
Saka tidak kurang akal, ia berusaha menindih tubuh Alana, tapi tidak menaruh seluruh beban tubuhnya ke tubuh istrinya yang berperut buncit itu, sehingga tidak membahayakan istrinya yang sedang hamil. Tapi karena ia terlalu terburu buru, Saka pun kehilangan keseimbangan, dan terguling jatuh dari ranjang.
Gubrakkk!!!!!
"Arrrghhh!!!!" Saka berteriak frustasi.
Ternyata semuanya hanya mimpi Saka karena saking rindunya Saka dengan Alana.
Saka bangkit dari tempat tidurnya. Tempat tidur yang kemarin ditempati Alana, masih ada aroma Alana disana, maka itu Saka seperti tidur bersama Alana dan bermimpi menghabiskan waktu bersama Alana.
Malam itu ia terpaksa menginap di Villa ibu yang di Lembang. Tubuhnya remuk redam karena belum dibawa beristirahat. Bahkan ia pun belum makan dengan benar.
Ketika Saka sampai di Villa, ia langsung mencari Alana namun tidak menemukannya. Karena mobil Alana ada disana tentunya ART yang menjaga villa tidak.dapat memungkiri bahwa Alana pernah datang kesana. ART yang ada di villa itu mengaku kalau Alana bener pernah nginep disitu bersama ibu dan Genta.
Setidaknya satu petunjuk dapat ia temukan. Alana memang melarikan diri, dan itu semua pasti ulah ibunya. Lagi lagi, Saka memijat keningnya, pusing dan sakit. Ia merasa badannya panas. Mungkin Saka kena demam malarindu.
" Aku harus bisa membujuk ibu untuk mengungkapkan kemana Alana dan Genta disembunyikan. Ya Allahh, kenapa berat rasanya berpisah dengan Lala. " Saka merasa benar benar down.
Tok Tok Tok
" Bos, makan pagi sudah siap." Suara Lio terdengar di luar.
" Masuk!" perintah Saka dengan nada lemas.
" Bos, mau makan disini? " tanya Lio dengan wajah prihatin.
" Aku harus bagaimana, Yo? Aku harus bagaimana? " sahut Saka dengan suara lirih.
" Masih sakit kepala , Bos? Mestinya harus makan dulu, supaya bisa minum obat. Maaf bos saya kira hari ini bos gak perlu masuk kerja dulu. Soalnya wajah bos kelihatan pucat dan lemas." saran Lio lagi.
Saka tidak menghiraukan ucapan Lio. Ia berusaha bangkit berdiri dari tempat tidurnya hendak menuju ke kamar mandi. Ia ingin mandi dan berangkat mencari Alana lagi. paling tidak ia ingin membujuk ibunya untuk mengungkapkan kemana Alana pergi.
Tapi tiba tiba keseimbangannya hilang, Saka langsung terjatuh dan tidak sadarkan diri.
" Bos, bangun bos!! Waduh, mana tubuhnya panas banget lagi. Pengawalllllll!!! Pengawallllll, Vern!!!! Sergiooo, Bos kamu pingsannn!!" teriak Lio sambil keluar kamar, memanggil pengawal dan ART yang ada di Villa untuk membantunya mengangkat Saka dan membawa Saka ke mobil untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Sementara supir mengemudikan mobil Saka, Lio langsung sibuk menghubungi dokter pribadi Saka, dokter Effendi dan juga menghubungi ayah Saka, Langit Perdana yang sedang berada di Kalimantan.
Ayah Saka terkaget karena sedari dulu Saka itu tidak pernah sakit, apalagi penyakit yang berbau remeh temeh seperti ini. Saka itu pencinta hidup sehat, dia penyuka olah raga, olah raga seekstrim apapun dia suka, beladiri pun ia sudah mencapai tingkatan master,m makanya kondisi tubuhnya selalu fit. Ketika dikabari Saka masuk rumah sakit karena pingsan, jelas Langit Perdana bingung. Ia berjanji akan datang untuk anak semata wayangnya, sebelum menutup teleponnya.
Lio sesaat masih ragu. Apakah ia harus menghubungi ibu Irsyana atau tidak. Disaat kebimbangannya, tiba tiba ponselnya berdering. Nama ibu Irsyana tertera disana. Mungkin ibu dikabari oleh ayah Langit. Pucuk dicinta ulam tiba, dalam keraguannya milih telepon ibu Saka atau tidak, eh ibu nya Saka malah meneleponnya. Lio langsung cepat cepat mengangkatnya. Karena mengangkat telepon ibu suri itu hukumnya wajib, kalau gak diangkat teleponnya, ibu Irsyana bisa marah besar. Lio sudah tahu bahwa galakan ibu suri daripada ayah Langit. Hufft.
" Waalaikumsallaammmm, ibu!" sahut Lio dengan nada takzim. Lio memang memanggil Irsyana dengan sebutan ibu, karena dirinya sudah dijadikan anak angkat nya ayah Langit. Lio adalah anak yatim piatu. Dia tinggal di rumah besar sejak remaja dan turut tumbuh bersama Saka, tapi ia selalu memposisikan diri sebagai bawahan, karena ia merasa banyak berhutang budi dengan Saka dan keluarganya.
"..."
" Iya, ibu. Bos muda pingsan."
"..."
" Maaf, ibu. Maksud saya, Saka pingsan, demam dan lemas. Karena sejak tidak bertemu dengan nona.. eh maksud saya Alana, Saka menjadi kacau. " jelas Lio meralat ucapannya ketika sang ibu suri membentaknya karena ia memanggil Saka dengan panggilan bos muda, padahal ibu Irsyana sering memarahinya karena selalu menganggap dirinya bawahan Saka.
"..."
" Saya sudah sering mengingatkan Saka untuk makan dan tidak terlalu memikirkan no.. ehm Alana, tapi Saka tidak menghiraukan saya, bahkan kemarin dia di Singapura mengeluh sakit kepala berkepanjangan dan wajahnya pucat. Sebaiknya ibu datang ke rumah sakit X yang ada di Bandung, karena kemarin Saka mengejar Alana sampai ke villa di Lembang, dan setelah bangun tidur tadi, ia pingsan dan badannya panas banget."lanjut Lio menjelaskan kronologisnya, tentunya ia tidak berani menyalahkan ibu suri yang sudah mengajak Alana melarikan diri sampai membuat anak semata wayangnya itu stress karena memikirkan istri keduanya yang sedang hamil.
" ..."
" Iya ibu, Lio tahu kalau Saka gak emang pernah sakit apalagi sakit panas seperti ini. Ini Lio lagi di rumah sakit menunggu observasi dokter jadi Lio belum tahu sakitnya apa. Ini dokternya juga belum keluar. Ibu langsung kesini saja. Tadi Lio juga sudah menelepon dokter Effendi untuk second opinion. Karena nantinya Lio gak tahu harus berbuat apa kalau dokter minta persetujuan operasi atau surat tanda tangan keluarga." jelas Lio lagi sedikit menakuti ibu Irsyana. Karena sedikit banyak ibu suri ini juga yang menyebabkan anak semata wayangnya masuk rumah sakit.
"..."
" Iya ibu. Waalaikumsallaamm🙏🏻" sahut Lio mengakhiri percakapannya dengan ibu Irsyana. Lio yakin sekarang ibu Irsyana sedikit menyesal, apalagi kalau seandainya Saka sampai ada apa apa, pasti ibu menyesal luar biasa.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Winass
ku menangiiiiiiiiiiiiisssssssssss😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-03-28
0
Tionar Linda
sebelum minggat Alana di cuekin🙄 Uda minggat baru pusing 7 keliling...
2021-02-15
1
Sadrianty Yanti
saka pingsan dan demam itu karna kecapean dan sarangnya junio belum ketemu..... suruh saja yara yg rawat suaminya..... kan selama ini perhatian dan kasih sayang saka hanya untuk yara....
2020-12-07
2