" Apakah ini merupakan penyakit berbahaya, dok?" sahut Alana dengan raut cemas yang tidak dapat ia sembunyikan.
" Perlu melakukan observasi yang lebih detail lagi, nona. Saya tidak bisa memberikan gambaran yang terlalu mengambang. Harus disertai dengan data data yang akurat tentunya." jawab dokter Indra dengan tersenyum.
" Ehm, tapi keadaan sua.. eh maksud saya keadaan bos saya sekarang bagaimana, dok? " Alana mengutuk mulutnya yang kadang kelepasan.
" Sementara ini pantauan saya, masih aman dan stabil. Nona mau langsung menjenguknya?" tanya dokter Indra sambil bangkit berdiri.
"Apakah dia sudah sadar? " tanya Alana lagi dengan penuh rasa was was.
" Ketika kami melakukan observasi tadi, pasien belum sadarkan diri. Seharusnya pasien sudah sadar ketika kami memberi infus makanan dan obat lewat selang infus. Ini saya segera memeriksa pasien kembali." ujar dokter Indra sambil membukakan pintu ruangan kerjanya supaya bisa mengikutinya menuju ke ruangan rawat inap Saka.
" Ehm dokter bisa duluan dulu. Saya akan menjemput orang tua bos saya dahulu. Siapa tahu sudah tiba. " sahut Alana menghindar untuk bertemu dengan Saka saat ini.
" Baiklah, saya pikir nona Lita akan ikut bersama saya menjenguk ke ruangan pasien Narendra. " kata dokter Indra dengan raut kecewa. Bisa dekat dengan wanita cantik dan manis seperti Alana merupakan pemandangan baru dimana di rumah sakit isinya hanya orang sakit.
Apalagi dikehamilannya yang ke 7 bulan, Alana tampak lebih seksi dan menawan. Dengan outfit serba kegedean penampilan Alana emang tampak aneh, padahal baju gombrong serta celana komprang warna gelap emang sengaja dipakainya untuk menutupi perutnya yang membuncit. Juga sedikitnya untuk menyamar supaya orang orang Saka yang melihatnya tidak terlalu mengenalinya.
" Ehm, dok. Saya tinggal dulu, sampai ketemu lagi." ujar Alana sambil menjabat tangan dokter Indra dan buru buru meninggalkan tempat itu. Alana takut ketahuan oleh salah satu pengawal atau asisten Saka, si Lio.
" Hei, nona .. boleh saya minta no ponselnya? Supaya kalau ada sesuatu yang terjadi dengan bos anda, saya akan menghubungi anda. " ujar dokter Indra.
" Ehm, baiklah. Ini no ponsel saya, hubungi kalau ada sesuatu dengan bos saya. Saya permisi dulu. " ujar Alana sambil bergegas pergi dari sana. Dokter Indra memandang punggung wanita itu dengan sejuta perasaan. Melihat di jari manis wanita itu melingkar sebuah cincin, membuat dokter tampan itu menghela nafasnya dengan perlahan.
Alana segera keluar dari koridor ruangan dokter dokter dan mencoba mengedarkan pandangannya keseluruh area ruangan rawat inap VVIP, ia mau mencoba melihat kondisi Saka tanpa ketahuan anak buah Saka yang ia yakini pasti banyak yang berada disana terutama Lio.
Lio tampak keluar dari sebuah ruangan rawat inap. Alana yakin itu pasti ruang rawat inap Saka. Ia mencoba mendekati ruangan itu, dan mengintip dari celah pintu dimana Lio tadi keluar. Benarlah dugaannya. Ruangan itu emang ruang rawat inap suaminya. Tampak Saka tergolek lemah di ranjang ruangan itu, ia masih belum sadarkan diri.
Dada Alana sesak, ia menahan rasa sedih yang menekan perasaannya. Ia menahan tangisnya yang hendak pecah, tiba tiba perutnya sakit, mulas. Alana yakin anak dalam kandungannya merindukan daddynya. Dan kondisi Saka yang sangat memprihatinkan membuat Alana juga merasakan sakit yang teramat sangat di dalam dadanya. Tapi untuk saat ini Alana hanya bisa menemui Saka dalam diam. Alana ingin menata perasaannya dan hatinya. Meskipun cintanya pada Saka tidak akan berubah.
***
Di Penang, Yara semakin resah, Saka malah sekarang sama.sekali tidak bisa dihubungi. WA nya hanya ceklist 1, pertanda ponselnya tidak nyala. No ponselnya pun hanya diterima oleh suara operator yang minta meninggalkan pesan
" Kemana mas Rendra, kok gak bisa dihubungi. Apakah terjadi sesuatu dengan Alana ? Atau ada sesuatu yang terjadi dengan mas Rendra. aku harus mencari tahu. Tapi Via pasti tidak akan mau memberitahuku tentang apa yang terjadi dengan mas Rendra dan Alana. Kalau aku telepon ibu atau ayah apakah mereka masih mau memberitahuku. Arghhhh, penyakit ini membuatku tidak bisa banyak bergerak. Tidak bisa kemana mana. Huffftttt!!!" gunam Yara lirih.
Yara masih berada di apartemen mewahnya. Kayaknya Via ada di luar kamar tidurnya. Entah sedang melakukan apa, Yara juga tidak tahu.
Yara punya ide untuk mencari tahu lewat ponsel Via. Via pernah cerita kalau ia ikut grup whatsapp para pengawal, seluruh pengawal yang disewa oleh Narendra Sakabumi. Kecuali pengawal yang disewa ayah Langit memang.tidak masuk dalam grup chat pengawal Saka. Pengawal Saka emang khusus dididik oleh Saka dan diawasi langsung oleh Lio dan Saka, jadi emang terpilih dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada pengawal dari ayah Langit. Nah, dengan melihat percakapan WA grup dari para pengawal Saka mungkin Yara bisa menemukan titik terang kemanakah suaminya dan madunya pergi.
" Tapi bagaimana caranya aku bisa minjem ponselnya Via ya? Masa bos minjem ponsel bawahannya?" pikir Yara sambil berusaha mencari jalan untuk mendapatkan informasi dari Via.
" Via, Viaaaaa." panggil Yara dengan nada tergesa gesa.
" Ya bos. Ada apa kok kesannya buru buru. " sahut Via yang menghampiri Yara dengan tergopoh gopoh.
" Aku minjem hape kamu bentar, aku mau telepon paman. Tadi aku nelepon tapi pulsaku abis. Nanti kuganti pulsamu 5 x lipat. Cepetannnn!!!" pinta Yara dengan sedikit membentak. Via pun segera memberikan ponselnya setelah membuka kode kunci teleponnya.
" Bos, tapi pulsaku juga gak banyak. Tapi masih cukup kalau cuman telepon cepet. " kata Via lagi.
" Kamu beli makanan seperti biasa, di kafe yang di lobby bawah dulu saja. Ini uangnya. Sisanya boleh kamu bawa saja. Aku pinjam dulu ponselmu. Gak lama." perintah Yara sambil menyerahkan beberapa lembar uang. Via masih terbengong.
" Cepat, kamu itu disuruh lelet amat?" bentak Yara saat melihat Via hanya diam di tempat.
" Tapi bos, ponsel saya.."
" Tenang, ponselmu ga bakalan kuambil. Cuman minjem doang. " kata Yara sambil memencet no ponsel pamannya. Dia langsung bercakap cakap dengan pamannya. Via memandang bosnya sedang asik berbincang dengan pamannya menggunakan ponselnya, membuat dia ragu sesaat. Tapi ia langsung memenuhi keinginan Yara. Takutnya kalau gak dituruti bisa dipecat nanti.
" Toh ga ada apa apa di ponselku yang bisa dilihat bu bos. " gunamnya lirih sambil melaksanakan perintah bosnya yang kesannya aneh.
Saat Via sudah keluar dari apartemennya untuk membeli pesanan, Yara langsung mengakhiri teleponnya lalu membuka aplikasi WA grup milik para pengawal Saka, percakapan yang lama ternyata udah di hapus oleh Via, sehingga hanya percakapan yang baru saja yang bisa Yara deteksi. Dan percakapan yang terakhir itu membuat tubuh Yara bergetar, dia sangat terkejut mendapati percakapan para pengawal Saka yang saling mengabarkan kalau Saka masuk rumah sakit di Bandung.
Yara segera mengembalikan posisi ponsel Via seperti semula. Ia masih termangu, dia bingung apa yang harus ia lakukan untuk bisa menemui Saka. Apa yang terjadi dengan Alana? Kenapa Alana tidak ada? Siapa yang merawat Saka? Kenapa tidak ada yang memberitahunya?
Yara langsung mengambil ponselnya sendiri dan menghubungi seseorang. Dia juga memesan tiket pesawat ke Indonesia. Yara segera menyiapkan paspor dan surat penting. Dia langsung keluar dari apartemennya dan meninggalkan Via yang masih ada di kafe bawah, Yara bertekad dia harus pulang saat ini juga agar bisa menemui Saka dan Alana. Tanpa membawa barang hanya membawa surat surat penting, dompet berisi kartu kredit/debitnya dan juga ponselnya. Ia juga meninggalkan ponsel Via di apartemen.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Depp Kazieh
emng ad mslh apa y ko alana hrus prgi
2020-10-03
1
Aisha Bella
semangat untuk kakak2 semua..🤗🤗
kiranya berkenan membaca novel kami :
- TERIMA KASIH CINTA SEJATI
- MENANTI CINTA UNTUKKU
- ALANARA
semoga bisa menghibur kakak2 semua. terima kasih..🙏🙏
2020-09-13
1
Erlina Purwanty Moe
kok belum up
2020-09-13
1