The Queen Of Vasellica Moon
Pastikan kamu sudah baca Season 1 dan Season 2 nya ya, agar tidak bingung dengan alurnya❤ ENJOY READING TEMAN TEMAN
----------------------------
Di sebuah kerajaan megah, lahir seorang Putri cantik rupawan yang selalu dipuji oleh keluarga ataupun rakyatnya. Putri itu selalu menatap langit malam dari balkon kamarnya.
Menanti seraya berdoa agar dirinya bisa bertemu dengan seorang pangeran yang mampu membawanya pergi dari Castle bagaikan penjara tak berjeruji.
Hingga di sewaktu malam, seorang pemuda berhasil naik ke balkon kamarnya, menjamunya dengan pandangan yang membawa makna tersirat yang begitu dalam.
Pertemuan mereka menjadi rahasia dikala gulita bersandar, berjumpa, bercanda hingga bercerita kisah hidup. Mampu membawa mereka ketingkat yang lebih serius.
Putri itu jatuh hati terhadap pemuda tersebut, begitu juga terhadap pemuda itu yang mulai memiliki perasaan. Hingga, mereka mencoba saling mengutarakan isi hati lewat sentuhan lembut diwaktu malam yang begitu panjang.
Namun di suatu hari, Putri itu tidak lagi bertemu dengan pujaan hatinya. Malam terlewati begitu saja, tanpa sadar sosok pemuda tersebut telah redup sebulan lamanya. Putri itu merasa sedih dan hampir saja menyerah.
Akan tetapi, disaat musim semi pertama bertunas. Putri jelita itu kedatangan tamu yang begitu sangat mengejutkan hati.
Pemuda itu kembali menunjukan dirinya, bukan sebagai Tuan tanpa nama, melainkan sebagai seorang Pangeran yang berasal dari negeri yang begitu jauh.
Penantian Putri itu terbalaskan, doa serta harapannya terkabul. Bahwa kini, ia telah menemukan Pangeran yang mampu membawanya melihat dunia luar.
Pangeran itu datang untuk menjemput sang Putri agar bisa ia pinang sebagai permaisurinya. Sang Putri dengan sangat senang ia menerim lamaran dari Pangeran.
Dan merekapun membangun suri keluarga yang begitu bahagia di setiap hari yang terlewati.
Benar, mereka sangat bahagia hingga aku merasa iri. Semua cerita dongeng yang pernah diceritakan kepadaku ataupun yang ku baca, pasti memiliki akhir kisah yang bahagia.
Putri itu pasti akan menemukan pangeran pujaan hatinya, saling mengasihi dan menyayangi layaknya langit dan awan yang tak pernah hilang dari pandangan mata.
Tapi sepertinya, kisah itu tidak akan pernah terjadi kepada Putri seperti diriku. Meski aku telah menanti puluhan tahun, meski aku telah berdoa dan berharap selama ratusan tahun.
Kurasa tidak akan ada Pangeran yang sanggup membebaskan ku dari penjara yang menawanku di kerajaan ini. Hingga aku hampir saja menyerah pada dedikasi cinta yang sebenarnya.
Karena Mate yang begitu tulus kucintai tidak akan pernah melihat ataupun melirik burung canaria yang terjebak disebuah sangkar berlapis emas.
Seakan aku memang tidak akan pernah di cintai nya, walau hanya melihat seulas senyum darinya. Meski begitu, aku harap masih ada sekecil ruang di hati terdalamnya, untuk diriku ....
-- ✧'❁ 🍁 ❁'✧ --
*Darkness World
~ Taman Lucifer Kingdom.
"Uni! Uni Lucy ...."
Seorang gadis kecil bergaun putih berpaduan pink magenta, tengah berlari sembari membawa keranjang kecil berisi bunga yang baru saja gadis itu petik.
Langkahnya yang kecil membuatnya kian sangat menggemaskan bagi pelayang yang melihatnya. sang Lady Baby yang sedang berlari sambil memanggil seorang wanita cantik tengah menyulam dibawah pohon yang tak lagi berdaun.
"Uni, lihat semua bunga yang berhasil aku kumpulkan untuk Kakek." Senyum gadis itu merekah saat menunjukan sekeranjang bunga kepada wanita dihadapannya.
"Tentu saja Kakek akan menyukainya. Tapi, mungkin Kakek tidak akan suka jika kau keluar tanpa memakai mantel hangat milikmu, sayang."
"Kakek tidak suka?"
"Benar, bahkan Uni pun tidak menyukainya juga."
"Sofia, minta maaf Uni." Ucapnya dengan wajah yang murung.
"Yang Mulia, saya mohon maaf atas kelalaian saya dalam memperhatikan Tuan Putri." Ucap salah satu pelayan yang melayani Putri Sofia.
"Baiklah, lain kali jangan sampai terulang. Aku juga tidak mau kalian sampai dihukum Paduka Lord mengenai ini, sebaiknya lebih berhati-hati lagi."
"Baik Yang Mulia. Kami tidak akan mengulanginya lagi."
"Kalian boleh pergi, biar aku yang menemani Sofia bermain. "
"Kalau begitu, kami permisi Putri ...."
Kedua pelayan uang tadi menemani Sofia pamit undur diri. Lucy kembali melihat Keponakannya yang saat ini sedang terlihat cemberut.
"Sofia ...."
"Sofia hanya ingin membuat Kakek ceria lagi. pagi tadi Kakek tidak ikut sarapan bersama. Papa juga akhir-akhir ini sering sibuk, jadi Sofia pergi mengambil bunga di taman dan berniat menghibur Kakek."
"Baiklah, untuk kali ini tidak apa-apa. Tapi lain kali, Sofia harus memakainya ketika berada diluar Istana. Sekarang musim dingin sudah hampir tiba, Uni tidak mau Sofia sampai sakit."
"Siap Uni, Sofia akan memakainya ketika bermain di taman."
"Uh ..., kenapa kamu sangat menggemaskan sih. Uni jadi ingin mencubit pipimu. "
"Jangan Uni, nanti pipi Sofia sakit lagi. Sofia tidak mau tambah tembem. Papa bilang kalau Sofia makin tembem, Sofia akan terlihat gendut kayak ikan buntal. Hump--"
Sofia menggembungkan pipinya dengan bibir yang mengerucut. Membuat Lucy kian semakin tertawa melihat kelucuan Putri dari kedua Kakaknya.
"Baiklah-baiklah, Uni tidak akan melakukannya jadi hentikan, kau semakin lucu."
"Kalau begitu, apa Uni masih menyulam? Sofia Ingin Uni temani Sofia bertemu dengan Kakek. "
"Sebentar lagi Uni selesai, tunggu sebentar ya."
Sofia duduk disebelah Lucy sembari melihat dengan sangat fokus apa yang sedang dibuat Lucy.
"Uni, semua sulaman saputangan ini untuk siapa? Sofia sering lihat Uni membuatnya, tapi tidak pernah diberikan kepada siapapun. Bahkan Uni membuatnya sangat banyak?"
Lucy berhenti menyulam, ia tatap gadis kecil yang masih begitu polos untuk dijelaskan mengenai sulaman ini.
Benar, untuk siapa semua sapu tangan ini ia buat? Jika pada akhirnya mereka akan di injak dan dibuang tanpa dihargai.
Aku juga tidak yakin, mengapa aku membuatnya sebanyak ini ....
"Uni?"
"Anggap saja, Uni membuatnya untukmu."
"Sungguh? Semua ini untuk Sofia?"
"Tentu saja, jika kau mau, Uni bisa berikan semuanya."
"Terimakasih Uni, tapi tidak perlu, Sofia hanya suka melihat Uni yang sedang menyulam."
"Kenapa?"
"Karena Sofia bisa melihat, Uni Lucy tersenyum tulus saat membuatnya. Sofia suka sekali saat melihat Uni Lucy tersenyum hehe, sangat cantik ...."
"Terimakasih, sayang."
"Uni, kapan kita pergi menemui Kakek?"
"Baiklah, sekarang juga kita ketempat Kakek dan Nenek."
"Asik! Kita lomba lari sampai ketempat Kakek ya." Sofia berlari sambil membawa keranjang bunganya. Sedangkan Lucy menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
"Hati-hati, jangan lari nanti jatuh."
"Ahahaha ..., Uni ayo cepat kejar Sofia. Yang kalah harus membacakan dongeng ya."
Melihat Sofia yang berlari, membuat Lucy menatap langit untuk beberapa saat. Hari ini cuacanya semakin dingin, beberapa hutan mulai berwarna coklat kekuningan seraya menaburkan tanah dengan dedaunannya.
Mungkin kalian telah mengetahui siapa diriku, tapi biarkan aku memperkenalkan diriku sekali lagi, karena saat ini adalah kisahku!
Namaku, Lucy Daiana Lorddark's. Seorang Putri bangsa Demon yang begitu dibanggakan oleh seluruh kaum, termasuk keluargaku.
Aku memiliki Mate yang sangat kucintai, namun jika kalian tanya bagaimana dengan asmaranya? Maka aku tidak ingin memberitahukannya. Biarkan kalian sendiri yang menemukan jawabannya.
Aku ingin memiliki seseorang yang dapat menjadi tumpuanku bercerita, memiliki teman yang mampu menjadi saksi dari kisah hidupku yang mungkin tidak akan seharmonis kedua orangtuaku, ataupun seromantis kedua Kakak ku.
Karena, sakitnya hati yang kurasa seperti sudah menjadi bagian dari hidupku. Saat dia menjadi pedang bermata dua untuk menawan kebahagiaanku.
"Harlie ...."
.
.
.
*Castle Zaçheræ
~ Kediaman Fedrick & Lezzy.
Disebuah ruangan besar ber-interior sederhana namun klasik, di jamah oleh anggota keluarga kerajaan yang tengah bersantai bersama.
Lezzy berjalan menghampiri keluarga kecilnya sembari membawa teh yang selalu di minum Suami tercintanya. Lucy tengah asik berbincang dengan Kakak Iparnya yang tidak lain adalah Aletha, sang Ratu besar Darkness World.
Sedangkan Fedrick asik bermain bersama cucu perempuannya di luar balkon ruangan. Hari-hari damai kian terasa saat kehadiran Sofia yang selalu menghubungkan keharmonisan di keluarga Demon ini.
Tapi sepertinya tidak untuk Welliam yang masih sibuk karena tugasnya sebagai Lord. Bahkan sekedar untuk bermain bersama Putri kecilnya saja Itu sangatlah susah.
"Kak Aletha baik-baik saja?" Lucy terlihat khawatir saat melihat Aletha memijat pelan kepalanya.
"Kurasa tidak, jika Fivian setiap harinya selalu membawa undangan party tea kalangan bangsawan kepadaku."
"Apa kakak masih tidak terbiasa dengan jamuan bangsawan wanita?"
"Sangat tidak terbiasa. Lucy tidak bisakah kau yang menggantikan aku pergi? Aku benar-benar lelah dan sangat bosan dengan gosip mereka yang suka merendahkan sesama bangsawan. "
"Hal seperti itu memang sudah jadi kebiasaan kaum bangsawan, mereka selalu meninggikan diri dihadapan keluarga kekaisaran. memiliki tumpuan aman sebagai kepercayaan kita."
"Itu sebabnya aku selalu benci dengan perkumpulan seperti itu, bahkan di Imorrtal dulu aku lebih sering menyuruh bawahan ku untuk menggantikan kehadiranku."
"Imorrtal? "
"Ah, maksudku--kota tempatku tinggal di bumi."
"Oh, kakak jangan khawatir. Jika Kakak tidak suka lebih baik minta seseorang untuk menggantikan kehadiran kakak melalui surat resmi kerajaan. Ibu sering melakukannya dulu."
"Benarkah? Baguslah aku akan menyuruh Fivian mengirim su---ah, aku lupa saat ini dia sedang cuti hamil. Hem, tadi pagi aku memberinya hari libur hingga dia melahirkan, rasanya tidak baik membiarkannya bekerja disaat seperti ini."
"Benar, aku juga tidak menyangka mereka adalah pasangan mate dan 5 bulan yang lalu mereka sudah resmi menjadi pasangan suami-istri."
"Kau juga pasti akan segera menyusul, adik ku. " Lucy hanya dapat tersenyum ditengah Aletha membelai surai rambutnya.
"Ahahaha, Nenek! Coba lihat Kakek, bukankah Kakek sangat cantik." Tawa riang terdengar saat Sofia berlari masuk keruangan sembari menunjuk kearah Fedrick.
Lezzy tertawa kecil saat melihat rambut panjang suaminya sudah di kuncit dengan beberapa hiasan bunga yang tadi dibawa cucunya.
Lucy malah yang tertawa paling riang melihat ayahnya menjadi bahan eksperimen Sofia dalam bermain putri-putrian. Karena Fedrick lebih suka memanjangkan rambut, ia lebih sering jadi sasaran Sofia dari pada Briant dan Styvn yang pernah dijadikan juga seperti ini.
"Sofia, kau tidak boleh seperti itu. Cepat minta maaf." Aletha berdiri sembari menasehati Putrinya.
"Tapi, Sofia suka lihat Kakek seperti itu. "
"Tetap saja, itu tidak baik sayang."
"Biarlah Aletha, aku juga tidak keberatan. Selama dia senang aku pun senang."
"Maaf Ayahanda."
"Tidak apa, ini juga bisa jadi hukuman untuk Fedrick yang tidak menuruti keinginanku." Ucap Lezzy sembari menggendong Sofia.
"Lezzy, kenapa kau masih membahasnya? Kau tahu kan, aku lebih suka seperti ini."
"Tapi aku tidak suka dengan rambutmu, mending jika rapih ini sama saja berantakan seperti dulu. Bahkan kau hanya sekali memotong rambutmu."
"Walau sekali, kau juga sebenarnya tidak rela kan aku memotongnya. Jangan lupa, kau pernah cemburu karena aku terlalu tampan jika memotong rambutku."
"Fedrick."
"Ayah ..., Ibu ..., jangan lupa disini masih ada Sofia. "
Tok ..., tok....
"Salam Agung untuk keluarga kaisar. Baginda, saya datang mengantar undangan dari wilayah Neptuna mengenai hari besar King Harlie kepada keluarga kerajaan."
Ariel datang membawa undangan yang berada diatas nampan khusus, kemudian meletakkannya diatas meja.
"Tahun ini sepertinya mau tidak mau dia harus melakukannya. Apa aku harus merasa iba terhadapnya? " Sindir Fedrick melihat surat undangan dengan lebel bercap lambang kerajaan Neptuna.
"Melakukan apa Ayah? Apakah di Neptuna ada sebuah festival? "
"Bukan festival sayang, tapi sepertinya kerajaan Neptuna sedang mencarikan Permaisuri untuk menjadi pendamping King Harlie."
Lucy yang hendak meraih secangkir teh, terhenti ditempat. Ia terasa bisu saat mendengar ucapan sang ibu yang menjelaskan detail dari undangan pesta tersebut.
"Pendamping? Ta-tapi bukankah kita memiliki mate masing-masing. Mak..maksud Lucy, bukankah perjodohan tidak boleh dilakukan dengan paksaan? "
"Benar, tapi hal itu tida akan berpengaruh bagi keturunan kerajaan. Meski kita tahu dengan siapa pasangan hidup kita, namun kita tetap tidak bisa memprediksi kapan mate kita akan hadir sayang. Bagi bangsawan kelas atas kursi penguasa tidak boleh cacat, mau tidak mau mereka harus segera memiliki keturunan meski tidak dengan pasangan matenya. Dilihat dari kondisi, King Harlie sudah lama menjadi seorang Raja tapi tidak menunjukan bahwa ia akan seger bertemu dengan matenya."
"ADA! " Tiba-tiba saja Lucy meninggikan nada bicaranya, membuat semua yang ada di ruangan kaget.
"Mak-maksud Lucy, Yang Mulia King Harlie. Pasti memiliki matenya, maka dari itu harusnya ia tidak perlu dipaksa bagaimana jika dia tida mau. Bahkan Ayah memimpin selama puluhan abad, tapi masih tetap menunggu Ibu."
"Memangnya siapa yang berani mengatur pilihan hidup ayah? Lucy, sebenarnya ada apa denganmu?! "
Lucy benar-benar kalang kabut, ia enggan untuk mengatakan yang sebenarnya. Itu karena kedua orangtuanya belum mengetahui bahwa dia adalah mate dari King Harlie sendiri.
Apalagi Kakaknya begitu menentang keras hubungannya. Hal Ini juga tidak banyak yang mengetahui, hanya Aletha dan orang terpercaya Welliam. Sedangkan diposisi Harlie hanya Karlos, tapi Karlos sudah mati.
Harlie tidak mungkin memberitahukan mengenai hubungan mereka, karena dia saja enggan melihat Lucy. Tapi bukankah saat ini statusnya bisa dikatakan sebagai mempelai hidup Harlie, lalu kenapa ia harus mencari permaisuri?
Aletha paham kenapa Lucy begitu terlihat gelisah, karena ia tahu saat ini Lucy mencoba bersikap tegar di situasi seperti ini.
"Lu-lucy hanya merasa tidak adil bagi King Harlie sendiri. Dia pasti merasa sedih---"
"Tidak perlu kasihan, Ayah justru senang jika dia tersiksa. "
"Fedrick." Lezzy menegur Fedrick, agar membuat suaminya tidak membahas masa lalu dihadapan mereka.
"Kalau begitu, boleh Lucy yang pergi ke acara tersebut. Untuk mewakili keluarga kekaisaran, sebagai tamu terhormat, ayah? "
"Kenapa harus dirimu? "
"Lucy hanya berfikir, mungkin sudah waktunya aku bergaul dengan sosial bangsawan. Dan juga Ayah sedang kurang sehat, Kakak sedang sibuk, ibu dan Kak Aletha harus lebih berman bersama Sofia di masa pertumbuhannya.. "
Terlihat Fedrick berfikir, sebenarnya ia enggan membuat Putrinya meninggalkan wilayah terpantau nya. Tapi mungkin ini sudah waktunya dia membiarkan Putrinya mengenal dunia luar.
"Baiklah, Ayah---"
"Tidak setuju!"
Mereka semua menoleh kebelakang, melihat Welliam yang entah sejak kapan sudah berada di sana. Apalagi dengan ekspresi wajahnya yang begitu serius serta dingin.
"Aku tidak setuju jika harus Lucy yang pergi ke sana. Takkan kubiarkan kau menginjakkan diri di wilayah itu, tidak meski hanya setetes air laut pun yang kau sentuh!"
"Kak Welliam .... "
---*|| • 🍁 • ||*---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Azizah Agung
slalu stay
2021-09-07
2
ocha
nunggu kak author up itu rasanya harap2 cemas. selalu gak sabar kapan waktunya tiba. kayak lagi nunggu pacar datang ke rumah setelah sekian lama gak ketemu. dan rasanya itu gak bisa diungkapin dengan kata2 🤭😁 yg pasti bahagia banget klo ada notif up lucy 🥳
2021-08-12
1
Wibu Akut
numpang promote novel saya
KESIALAN BERUJUNG MASUK DIMENSI LAIN
mangat thor ku
2021-08-06
0