.........
Di atas pohon besar yang begitu lebat dedaunannya, duduk seorang gadis kecil yang begitu imut tengah memeluk seekor rubah putih miliknya.
Dari balik celah dedaunan, sinar mentari menemani kehangatan dihari itu. Gadis kecil itu terus tertawa bahagia melihat seseorang disebelahnya.
"Boleh, Lucy tanya? Apakah kakak adalah pangeran yang di utus untuk menjemputku?"
"Menjemputmu?"
"Hm! Mama bilang, Pangeran akan menjemput Tuan Putri untuk bisa hidup bersama. Lucy lihat Kakak seperti pangeran bagi Lucy, dan terimakasih sudah menyelamatkan Molie Lucy sangat menyukai kakak hehehe ...."
"Kau menyukaiku?"
"Sangat..sangat menyukau Kakak."
Sosok berjubah itu tersenyum melihat tawa polos dari gadis kecil di sebelahnya.
"Kalau begitu, cepatlah tumbuh dewasa Tuan Putriku ..."
---.•° 🍁 °•.---
Perlahan kedua mata Lucy mulai bergerak terbuka, penglihatannya sekilas mengkabur sebelum akhirnya menjadi jelas. Lucy merasa pusing dan juga kedua matanya terasa perih akibat tangisannya yang begitu membekas.
Lucy lihat ini bukan diruang kamarnya namun masih terasa familiar. Ah, bukan familiar lagi tapi kamar ini adalah miliknya sewaktu kecil, berada di sebelah utara dari Castle nya sekarang.
Ia semakin rindu dengan sosoknya yang polos tanpa tahu apapun dan menganggap kehidupan ini adalah kisah dongeng.
Tapi waktu terus mendewasakannya dimana dia harus sadar bahwa semua itu hanya khayalan semasa kecil.
"Kau sudah sadar Putriku ...."
"Ibunda,"
Lezzy datang membawakan sup hangat untuk Putrinya. Setelah berdebat cukup lama dengan Welliam dan Fedrick mengenai Harlie, akhirnya mereka memutuskan untuk menutup diri tanpa ada yang harus berbecah hubungan kaisar dan rakyat.
"Makanlah sedikit sup ini, sayang."
Lucy meraih semangkuk sup yang diberikan ibunya, ia senyap sedikit bubur itu. Ia jadi ingat waktu kecil setiap dirinya sakit ibunya akan membuatkan sup ini untuknya, berharap dia akan lebih baik.
"Terimakasih bu ....“
" Lucy berbagilah kisah mu dengan Ibu sayang."
Lucy berhenti memakan sup itu, ia lihat wajah khawatir ibundanya. Pasti saat ini Ayah dan Kakaknya sedang dalam keadaan buruk jika melihat Ibunya dalam kekhawatiran.
"Lucy baik-baik saja Ibu"
"Kau yakin? Jangan berbohong lagi kepada Ibu sayang ...."
Air mata kembali bersinggah di peluouk matanya. Tentu saja Lucy tidak baik-baik saja, dia masih butuh tempat bersandar untuk berbagi kesakitan ini.
"Ibu, kenapa ini harus aku alami. Apa Lucy bukan Putri yang baik sehingga para Dewa menghukum ku?"
"Tidak sayang, kau memiliki hati yang lembut. Ingatkah kau dengan pesan ibu sewaktu kau kecil?"
"Pesan ...."
"Suatu hari, dimasa kau beranjak dewasa. Ada banyak hal diluar sana yang menantimu."
"Sebuah masalah yang besar?"
Lezzy jadi merasa dejavu dengan kejadian ini, melihat Putrinya duduk di ranjang tidur miliknya sewaktu dini begitu mengingatkannya dengan semua harapan Putri kecilnya.
"Ya, semua itu adalah hal yang harus kau lewati. Bukan berarti takdir membencimu, tapi setiap orang ada masalah besar di dalam hidupnya. Kami pun pernah melewatinya."
"Ayah dan Ibu pernah berada di posisi Lucy?"
"Ya, meski kasusnya sedikit berbeda ...."
Tapi Ibu harus meminta maaf, bila semua masalah yang dilewati Welliam dan dirimu Lucy---berawal dari masalah kami dulu, sehingga kalian harus mendirita demi kelangsungan alam ini.
"Ibu benar, kehiduan nyata adalah cerita dongeng yang sebenarnya. Aku terlalu kekanakan, harusnya aku menjadi gadis dewasa dan mencoba memilih yang terbaik untukku---betapa bodohnya aku ...."
Maafkan ibu Lucy, ibu tidak bisa memberitahu yang sebenarnya----bahwa setiap keturunan Selini Thea ia akan melewati hal sekeji ini. Kau tidak memiliki sedikitpun keturunan Demon, melainkan darah para dewa melekat di dalam dirimu sebagai generasinya ....
Bila waktunya tiba, ibu akan memberitahukan semuanya Lucy.
"Tidurlah sayang, ibu harap kau bisa belajar dan cobalah untuk melupakannya ...."
Lucy hanya tersenyum, kemudian mengambil posisi ternyaman di tempat tidurnya. Hari ini terlalu banyak yang terjadi hingga dia ingin sekali pergi dari dunia ini.
"Ibu, apa..., apa ibu marah?"
"Ibu tidak akan pernah menyalahkan mu."
"Bagaimana dengan Kakak dan Ayah?"
".......besok saja kita bahas, sekarang istirahatlah."
Lezzy berjalan pergi menutup pintu kamar Putrinya yang mulai terlarut dalam kelelahannya. Mungkin saja, kehidupan Lucy adalah yang paling terberat diantara mereka.
Tapi Lezzy yakin, matahari akan segera menyapa bintang diwaktu fajar tiba. Sekarang, biarkan dia mengerti sendiri dengan siapa dirinya yang sebenarnya.
"Ibu, apa Lucy sudah tidur?" Aletha yang masih khawatir ingin segera menemui adiknya setelah ia mencoba menenangkan Welliam yang hampir saja menguras air laut.
"Dia sudah tidur. Aletha, kau yang paling tahu mengenai keturunan Selini Thea. Kuharap, kau dapat memperhatikan setiap perkembangannya."
"Ibu jangan khawatir, keluarga Wisteria selalu mengabdi kepada Maharani Rembulan."
"Terimakasih, Tolong kau perhatikan dia, ibu yakin Lucy sangat terpukul."
"Baik ibu."
.
.
.
Dari sebingkai jendela yang terbuka menghantarkan angin malam kedalam bilik kamar Lucy, membuat gorden setipis sutra berkibar dengan sangat lembut.
Dari balik gorden terlihat bayangan seseorang tengah duduk di bingkai jendela, sosok itu berjalan kemudian duduk disebelah Lucy.
Rambut emasnya yang tersirami cahaya rembulan begitu sangat berkilau. Tangannya yang begitu gagah membelai wajah jelita Lucy, matanya yang menyerupai permata begitu sangat menawan.
"Malam ini, kau masih saja menangisinya. Tidak bisakah hanya aku yang kau lihat?"
"Aku tidak mengerti, akhir-akhir ini setiap malam kau selalu menemaninya diwaktu tidur. Tapi, kau masih belum berani mengatakan yang sebenarnya."
Sosok itu melirik seorang wanita yang berdiri di depan pintu. Benar, dia adalah Aletha yang berniat ingin melihat Lucy, namun hanya diam saat melihat sosok itu mendatangi Lucy yang telah tertidur pulas.
"Mungkinkah ini alasanmu mengambil alih tahta?"
"Ya, mengembalikan sistem alam bersama dia yang kucintai ...."
"Kau sungguh pria yang sulit ditebak. Jadi, apa kau masih sering membaur menjadi manusia di bumi?"
"Aku ingin memperkenalkan dunia luar kepadanya, menunjukan arti kebebasan yang sebenarnya dan membawanya kedalam hidupku. Tapi----dia masih belum mengenaliku dan terus saja melihat pria itu!"
"Mengenalimu? Aku jadi penasaran, apa sebelumnya kalian pernah bertemu?"
Sosok itu hanya diam namun seulas senyuman mengukir di bibirnya. Ia bangun lalu kembali berjalan menuju jendela, memandang rembulan yang mampu membuat mata merah delimanya terihat begitu indah.
"Saat ini tugasmu adalah mengawasinya, jangan biarkan pria itu menyentuh Maharaniku hingga kenaikan tahtanya. Jangan pernah hal ini terulang lagi. Kau masih bagian dari Imorrtal dan aku adalah Kaisar langitnya, jadi ingatlah ini Arthena Polemou!"
Sosok itu menghilang tepat saat angin kencang tiba. Sedangkan Aletha menghela nafas panjang, dia mendekati Lucy lalu menarik selimut ke bahunya guna menghangatkan adiknya ini.
Ia tatap rembulan malam ini, mungkin pilihannya untuk membawa Lucy ke acara pesta adalah pilihan yang salah. Tapi Aletha ingin Lucy tahu bahwa sebenarnya ia masih harus memilih diantara para raja untuk menjadi Vasilias nya.
Aletha enutup jendela kamar Lucy lalu berjalan keluar kamar, membiarkan pembicaraan malam ini sebuah rahasia untuk melindungi keturunan bulan terakhir.
"Selamat malam, Lucy ...."
---.•° 🍁 °•.---
Hari berganti mengikuti perputaran poros waktu. Ini sudah seminggu berlalu semenjak kejadian yang begitu meresahkan---dan sudah seminggu juga Lucy masih mengurung diri di kamarnya tanpa ada kecerian di wajah mungilnya.
Ia tidak sedikitpun menyentuh makanan yang dikirimkan pelayan kepadnya, berulang kali Welliam mencoba membujuk adiknya tapi hasilnya----Lucy tetap enggan berbicara.
Lezzy begitu terluka melihat Putrinya menjadi lebih diam dari biasanya, ia hanya melihat Lucy merenung di tepi balkon kamar. Ia kira dengan memberikan perhatian lebih dan keluarga yang utuh akan membuat anaknya jauh lebih bahagia.
Karena Lezzy tidak mau kedua anaknya mengalami hal kesepian sepertinya dulu, yang selalu mengharapkan sebuah keluarga yang utuh penuh kasih sayang. Tapi sepertinya fondasi keluarga hanya akar untuk membantunya berdiri, sedangkan tunasnya haruslah ia cari sendiri mentari yang dapat menyinarinya.
Lezzy yang hendak bertemu putrinya memilih menarik diri dan kembali menutup pintu kamar anaknya. Dia berjalan menuju ruang keluarga, akhir-akhir ini suaminya jadi lebih berada di luar kerajaan.
Karena banyak yang menyebarkan berita palsu mengenai Lucy hingga mencemari nama putrinya, Fedrick murka dan kembali menghabisi rakyatnya yang tidak pernah mau menuruti perintah kekaisaran.
Jika saja ia tidak memikirkan putrinya, mungkin saat ini kaum merrmaid menjadi musuh Kerajaan. Harlie juga sekarang mulai menunjukan sifat bodoamatnya terhadap peratpuran bangsawan.
Fedrick geram ia sangat terluka melihat Putrinya harus menderita karena hubungan mate. Itu sebabnya Fedrick selalu benci dengan tradisi ini, tapi mau bagaimanapun kaum seperti mereka memang di ciptakan sedikit berbeda dengan kaum manusia.
Pintu ruang keluarga terbuka, memperlihatkan Aletha, Welliam dan Fedrick tengah duduk di kursi mereka. Sepertinya Suami dan Putranya baru saja kembali dari rapat.
Lezzy telah memikirkannya baik-baik, dan ini sudah menjadi tekad bulatnya untuk bisa melihat Putrinya ceria lagi. Atau memang inilah pilihan terbaik, sudah waktunya dia membiarkan putrinya kebebasan untuk menilai sendiri dunia ini.
Welliam yang melihat Ibunya hanya berdiri diam---seakan ingin mengatakan sesuatu menghampirinya. "Ada apa ibu?"
Lezzy mengambil nafas panjang, kemudian melihat keluarganya. "Telah kuputuskan, untuk saat ini Lucy akan tinggal di Bumi hingga kepadaan cukup baik untuknya."
Fedrick dan Welliam terlihat terkejut dengan keputusan Lezzy. Sedangkan Aletha begitu tertegun dan terlihat mengerti akan sesuatu.
Jika Lucy pergi ke Bumi, mungkin saja----jadi begitu semua masih belum berakhir untuknya ....
"Aku tidak setuju! Lezzy dunia manusia tidak terlalu baik untuk kaum seperti kita."
"Apanya yang tidak baik, bumi adalah posisi yang netral. Aletha bisa bertahan hidup selama berabad-abad disana? Bukankah aku pernah bilang, bahwa aku ingin anak-anak kita merasakan hidup normal seprti manusia?"
"Tapi aku juga pernah bilang, anak-anak kita membutuhkan kehidupan yang mendukung linkungan nya. Bumi bukanlah tempat para dewa ataupun kaum malam seperti kita? Kita juga tidak tahu, apa saja yang dia lakukan di sana, Lucy perlu pengawasan dari kita Lezzy."
"Fedrick, dia sudah bukan anak-anak lagi, kau sendiri yang bilang sudah waktunya dia melihat dunia luar. Mau sampai kapan kita mengekangnya? Semua yang kau inginkan sudah kuturuti dalma membesarkannya, tapi hasilnya kita tetap tidak bisa memberikan yang terbaik untuknya."
"Tapi Lezzy-----"
"Tidak selamanya orangtua bisa mengatur kehidupan Putra-Putrinya, meski itu adalah yang terbaik---tapi mereka lebih tahu mana yang terbaik untuknya. Lucy punya pilihannya sediri, sudah waktunya kita hanya melihat semua usahanya dan menunggu kabar gembira walau hanya sekecil pun. Biarkan dia menenangkan dirinya, lagipula aku dan Aletha juga pernah merasakan tinggal disana dan kami tahu bahwa dunia manusia adalah tempat yang baik untuk kondisinya saat ini, mengertilah Fedrick."
Fedrick masih terlihat enggan. Sejujurnya, ia ingin putrinya selalu tetap pada masa kecilnya yang selalu menggenggam jemarinya dan bergantung kepadanya.
Mungkin terdengar lucu jika seorang Ayah tidak ingin Putrinya jauh darinya, tapi Fedrick ingin hanya dia seorang Ayah yang mampu melindungi buah hatinya dari kondisi terlemahnya.
"Izinkan Lucy untuk pergi ke Bumi, Ayah ...."
Mereka semua melihat Lucy yang entah sejak kapan sudah ada di depan pintu. Sebenarnya, Lucy juga ingin membicarakan hal ini. Ia buruh waktu sendiri untuk melupakan semuanya, meski sebenarnya Bumi bukanlah hal yang ia pikirkan.
Tapi sepertinya, dunia manusia bisa jadi tempat yang sesuai dengannya. Mungkin saja dia bisa melupakan rasa sakit ini.
"Lucy ...."
"Ayah, Lucy lelah ..., Lucy ingin dewasa dengan pilihan Lucy sendiri. Aku juga butuh waktu untuk melupakan semua yang terjadi pada hidupku, aku ingin segera mengakhiri penderitaan ini. Bukan berarti Lucy benci Ayah, hanya saja Lucy ingin menyelesaikan sendiri dengan semua permasalahan dalam hidup Lucy tanpa harus bergantung dengan Ayah ataupun orang-orang terdekatku."
"Tapi Lucy---"
"Kumohon, Ayah ...."
Fedrick tidak bisa melihat wajah sendu Putrinya. Ia juga merindukan sapaan ceria dari Lucy di setiap pertemuannya, Fedrick jadi sadar jika dia bersikeras mengekang lagi Putrinya. Bukankah dia mirip dengan mendiang Ayahnya dulu yang begitu keras terhadapnya?
"Baiklah, Ayah akan mengizinkanmu pergi ke Bumi. Tapi ingatlah, kau harus berhati-hati disana."
"Terimakasih, Lucy sayang Ayah ...."
---- ### °°• 🍁 •°°----
.
.
...NEXT EPISODE SPOILER !!!...
.... 🍁 ....
"Aku jadi penasaran, siapa perusahaan yang berani bersaing dengan Istriku ini?"
"Hm, memangnya aku belum bilang ya? Mengenai Helios Group?"
Welliam menggelengkan kepalanya, "sepertinya belum."
"Helios Group adalah perusahaan nomor 1 di Bumi dan pemiliknya adalah Kaisar Langit, Kendric Athananysous Helios."
"Apa?!!"
"Aku tidak bisa berlama-lama di bumi, jadi aku ingin mengatakan kepadamu. Bahwa Lucy saat ini sedang ada di Bumi---"
Kendric menurunkan ponselnya, ia berdiri diam di tengah penyebrangan jalan. Dengan cepat ia menoleh kebelakang, mungkinkah wanita yang berpas-pasan dengannya adalah dia?
Ia raih tangan wanita itu sehingga wanita itu menoleh kearahnya membiarkan mata Savier nya menatap lekat dirinya.
"Lucy ...."
"Kau, mengenalku?"
Hari itu, diantara pohon Maple yang saling berguguran dan ditengah keramaian manusia yang melintas. Aku tetap hanya bisa melihatmu seorang, rasanya aku bersyukur kau memilih untuk melupakannya ....
"Aku datang untuk menjemputmu, Tuan Putriku ..."
---- 🍁 K A M I S || 24 • 09 • 2020 🍁 ---
-----------( 12. 00 || W I B )------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Mitt²🍒⃞⃟🦅
suka sama setiap chapter nya, look nya bagus. gk monoton paragraf sama dialog aja.
banyak tanda baca, sama tanda baca pemisah yg penempatan nya menarik dan pas sama intonasi baca.
sukses andrea, di pupuk selalu semangat nya.
ini sala satu cerita yg jd panutan aku belajar 😊🙏
2022-11-14
3
ranimna
aduh kisah romantis di bumi
2020-10-27
4
MiMi MoMo
nguras air laut?...bgmna caranya Thor..
2020-10-03
4