.........
"Ayah, Lucy lelah ..., Lucy ingin dewasa dengan pilihan Lucy sendiri. Aku juga butuh waktu untuk melupakan semua yang terjadi pada hidupku, aku ingin segera mengakhiri penderitaan ini. Bukan berarti Lucy benci Ayah, hanya saja Lucy ingin menyelesaikan sendiri dengan semua permasalahan dalam hidup Lucy tanpa harus bergantung dengan Ayah ataupun orang-orang terdekatku."
"Baiklah, Ayah akan mengizinkanmu pergi ke Bumi. Tapi ingatlah, kau harus berhati-hati disana."
"Terimakasih, Lucy sayang Ayah ...."
-------🍁
Setelah mendapat persetujuan dari Ayah, dua hari setelahnya aku bersiap untuk pergi ke bumi. Kak Aletha akan menghantarkanku menuju kediaman Wisteria yang ada di Negeri Sakura.
Kakak tidak bisa pergi karena harus menjaga kerajaan dan juga masih banyak rapat yang harus dia selesaikan. Awalnya aku cukup takut untuk tinggal seorang diri tapi kurasa ini adalah pilihan yang terbaik.
"Kau sudah siap sayang?"
Ibu menggenggam jemariku sepertinya ibu masih khawatir. "Aku siap Ibu."
"Uni, apa Sofia boleh ikut?"
Betapa tidak teganya aku melihat keponakanku memohon dengan sangat imut. Jika boleh, aku pasti sudah mengajaknya tapi Kakak melarang.
"Uni, hanya pergi sementara. Sofia ingat pesan Uni ya?"
Terlihat Sofia cemberut dan sangat tidak suka jika aku pergi. Tapi Kakak meyakinkannya dengan menggendong putri tunggalnya, mengatakan kata-kata ketenangan untuk Sofia agar tidak merajuk terus.
"Waktunya pergi."
Kulihat Kak Aletha membuka pintu dimensi dengan portal Wisteria, kami pun pergi tapi Ayah dan Ibu hanya mengantarku sampai depan portal sihir. Aku juga membawa Molie bersamaku karena bagiku dia teman terbaikku.
Aku berjalan memasuki portal dimensi, semua menjadi gelap untuk sesaat dan setelahnya sapaan angin malam menyapaku. Bisa kulihat dari kediaman ini kota Manusia yang jauh lebih indah ketimbang kota Zainthor yang ada di kaki gunung Lucifer Kingdom.
Lampu-lampu yang menyala bagaikan cahaya bintang di mataku, ini menakjubkan tapi entah mengapa pemandangan ini terasa familiar untukku.
"Lucy, kau harus mengenakan kalung ini."
"Kalung apa ini kak?"
"Dunia manusia punya banyak bahasa di setiap Negara nya. Aku tidak tahu kau akan kemana saja, kau pakai ini agar mengerti ucapan mereka."
"Terimakasih kak."
Aku mengenakan kalung pemberian Kak Aletha, lalau kami berjalan memasuki kediaman Rumah besar milik Kak Aletha selama di Bumi. Saat memasuki kediaman, tempat ini begitu besar dan bisa dikatakan sebuah Castle di Lucifer Kingdom.
Hanya saja beberapa pelayan tidak menggunakan dress selutut dengan apron mini berwarna putih bagi wanita, dan yang pria bukan kemeja putih berdasi garis hitam dikerahnya.
"Okaeri nassai Megumi-sama"
(Selamat Datang, Nona Megumi)
Barisan pelayan menunduk sembari menyambut kedatangan kami.
"Megumi?"
"Itu hanya nama samaran ku. Aku lebih suka bila yang memanggilku adala orang terdekatku."
Selama Kak Aletha berbicara dengan tangan kanannya, aku memperhatikan sekelilingku yang terasa nuansa baru. Aroma udara serta mahluk hidup disini begitu berbeda dan memiliki ciri khas sendiri daripada di Darkness World.
Aku seperti masuk kedalam kisah dongeng yang selalu Ibu ceritakan mengenai dunia tempat tinggalnya dulu. Tapi ini lumayan menenangkan diriku, nuansa baru ini kuharap bisa mengobati rasa lelahku dengan kesakitan itu.
"Baiklah, Lucy ini adalah Carina. Dia yang akan membantumu selama ada disini, jangan khawatir dia tahu mengenai sosok seperti kita."
"Salam kenal."
"Senang bertemu dengan anda Putri."
"Lucy, selama disini kau ingat dengan perjanjian kita tentang identitas?"
"Aku ingat Kak, namaku Lucy Daiana Crownsiamoer. Aku berasal dari Australia. Adik Ipar Directur Aletha."
"Maaf, yang benar Megumi saja."
"Ah, baiklah."
"Carina akan menunjukan ruang kamarmu, aku perlu menghubungi seseorang dulu."
Kak Aletha berjalan pergi, dan Carina menunjukan jalan menuju lantai 3 dari kediaman ini. Dari sisi kanan tangga terlihat dua pintu saling tertutup rapat di ujung lorong----yang sepertinya adalah kamarku.
"Putri, ini adalah kamar yang akan anda tempati selama ada di Bumi."
"Sekali lagi terimakasih, maaf merepotkan mu."
"Kalau begitu saya permisi."
Aku memasuki kamarku dan---ini lumayan besar, apalagi interior dan tata letak kamar sangat minimalis tetapi begitu klasik. Beberapa lukisan khas sejarah negara ini terpajang rapi di dinding, harus kuakui semua barang dan bentuk di dunia manusia begitu lebih bagus dan sangat unik daripada di kerajaan.
Aku merebahkan diriku di atas kasur empuk yang begitu harum. Kulihat langit-langit dengan tatapan kosong, rasanya aku seperti bersembunyi dan di usir dari duniaku, hanya karena menghindari takdir yang belum siap ku terima.
Jika anda tidak suka, aku bisa bilang kepada Queen Althenia untuk mengganti kamarmu Putri.
"Tidak perlu Molie, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku. Aku hanya kurang istirahat saja."
Kalau begitu, istirahatlah aku akan menjagamu, Putri ....
"Hm, aku perlu istirahat darinya. Kira-kira aku memiliki mada depan tidak ya?"
.
.
Tok ..., Tok ....,
"Lucy kau sudah tidur?"
Aletha berjalan memasuki kamar Lucy. Dia duduk disebelah Lucy sambil menarik selimut, ia usap sayang kepala Lucy.
"Dewi Selini Thea, berikan kemurahan hatimu atas keturunan bulan. Kumohon, tunjukan kebahagiaan untuk dirinya Dewi ...."
Aletha berdoa menaruh harapan pada bulan yang selalu sama di setiap dunia, membiarkan cahayanya menerangi malam gulita bagi Putri yang tersesat.
Namun seakan harapan Aletha terdengar, angin menerpa masuk ke kamar Lucy dan seketika Aletha diam tertegun menjadi bisu saat surai rambut Lucy bercahaya Putih dengan lambang bulan sabit di keningnya.
Tiba-tiba saja nyanyian peri alam terdengar, seluruh kamar di penuhi cahaya kuning kehijauan yang membuat tanaman tumbuh menjadi subur.
Roh kecil seperti slyvega yang menghuni Bumi terbangun akan kebangkitan yang menjadi berita besar bagi pribumi. Menakjubkannya lagi musim dingin yang memasuki negara samurai ini menjadi hangat sehangat mentari pagi.
Aletha berjalan ke jendela kamar menatap langit biru keunguan di waktu malam gulita membuat bintang rasi turut bersinar.
"Dia juga sedang ada di Bumi? Kalau begitu---mungkinkah ...."
Aletha melihat kembali Lucy yang tertidur, semua keadaan kembali normal dan apa yang dilihat Aletha hanyalah cerita fiksi diwaktu tidur.
---- o0 🍁 0o ----
*Dunia Manusia
~Jepang, Osaka.
Osaka adalah sebuah kota di wilayah Kansai, Jepang. Kota ini terletak di pulau Honshu, di mulut Sungai Yodo di Teluk Osaka. Osaka adalah kota terbesar di kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto.
Disalah satu industrinya, berdiri cabang perusahaan terbesar sebagai peringkat teratas Asia dan Eropa. Helios Group, satu-satunya yang mampu bersaing di bidang perekonomian dan pusat hiburan sebagai pariwisata terbaik.
Disalah satu perusahaan Helios yang berdiri di tanah samurai. Seorang pria menatap lurus keluar jendela kaca besar mengamati aktifitas malam dan keindahan kota Osaka dari perusahaannya.
Surai rambut pirangnya yang tersembunyi di gelapnya ruangan, tak dapat dilihat dari jarak jauh pria bertubuh ideal dengan wajah penuh karisma membuat kaum hawa terkagum dengan sosoknya.
Dari pantulan kaca jendela, mata merahnya yang begitu identik sebagai identitas bangsa terkuat begitu sangat mencolok. Namun, ia menjadi rahasia terbesar dalam dunia Manusia sebagai sosok yang menympaan misterius.
"Lagi-lagi, anda ada di dunia Manusia Arlpha."
"Aku bosan bertemu dengan para Tetua Agung itu."
"Kau tahu? Octopus mencoba mengatur para Mentri."
"Kita tunggu saja, aku ingin lihat---cara apa yang dia lakukan untuk menyingkirkan ku."
Pria yang menyandang sebagai Maharaja di Imorrtal dunia para Dewa. Telah lama menempati pribumi jauh sebelum Aletha mengasingkan dirinya, mengamati setiap perkembangan sistem negara di berbagai Negara.
Lalu ikut bersaing dalam perbisnisan hingga menjadi yang pertama dari jutaan perusahaan yang ada.
Kendric Athananysous Helios. Itulah namanya sebagai yang ter-Agung di seluruh dunia, Dewa yang mengatur masa depan dan masa lalu sebagai pemimpin yang mutlak pada peraturan Alam yang sedang tak stabil ini.
Bersembunyi selama ratusan abad di dunia Manusia dan menjadi bayangan di balik Selini Thea. Saat ini dia sedang menenangkan dirinya di Bumi seelah cukup berdebat dengan para Tetua yang tidak suka adanya Matahari dan Rembulan di Imorrtal.
"Arlpha, berapa lama kau akan disini? Dewi Polemou telah lama meninggalkan Bumi dan menjadi Ratu bagi Darkness World."
"Aku tidak akan pernah mengabaikan dunia Manusia yang menjadi peninggalan Dewi Vernitysa."
"Anda bekum bisa melupakannya?"
"Dia segalanya dalam hidupku."
Robert sebagai tangan kanan seorang Dynisous hanya dapat menghela nafas, ia mengerti kenapa Tuan nya begitu menjaga Bumi.
"Arlpha kudengar, beberapa hari lalu anda pergi ke Darkness World lagi?"
"Hm, aku memang ke sana."
"Apa yang Arlpha lalukan di sana? Apa masih ada jejak Carlitos?"
"Tidak, aku hanya ingin melihat dia ...."
"Baginda, apa dia seorang wanita?"
Kendrick melirik tidak suka dan seketika Robert diam dan tidak melanjutkan keingintahuannya. Habisnya Robert sering mendengar Tuan nya ini pergi ke Darkness World setiap malam, apa dia sudah menemukan wanita di hatinya?
"Robert, terus awasi para Tetua itu. Besok pagi setelah pertemuan kembalilah ke Imorrtal, gantikan aku menolak perjamuan Putri dari Dewa Portypus. Aku bosan dengan semua wajah mereka."
"Baik Baginda, ah tadi ponsel anda terus berdering."
"Dari?"
"Perusahaan Wisteria, apa perlu kita telpon balik?"
"Tidak perlu, mungkin Carina hanya ingin mengirim surat kerja sama. Tinggalkan saja di jass ku, pergilah."
"Kalau begitu, hamba undur diri Arlpha Magarchka."
Robert menghilang menggunakan sihir teleportasi, sedangkan Kendric duduk di kursinya sembari menghela nafas.
"Apa malam ini dia masih menangis?"
--- 🍁 ---
*Perpusatan Kota Osaka.
(09. 24 )
Matahari kembali menyapa Negeri sakura. Keramaian kota memenuhi aktifitas awal musim dingin, beberapa daun coklat ke'emasan berguguran memenuhi sisi bahu jalan.
Kendaraan mobil berlaju normal sesuai kecepatan yang di tentukan, anak-anak sekolah yang tertawa riang berlalu-lalang di penyebrangan jalan bersama warga yang lain.
Di sebuah restauran tak jauh dari jalan raya, terlihat dua orang pria tengah berjabat tangan sebagai kesepakatan atas pencapaian perusahaan.
Kemudian salah satunya berjalan keluar dan memasuki sebuah mobil. Robert melepas sarung tangannya dan memberikan dokumen kepada Kendric yang sejak tadi menuggu di dalam Mobil.
Sulit untuk dapat bertemu dengan pimimpinan Helios Group, meski hanya melalui siaran video dalam persentase rapat perusahaan.
Meski dia dapat menerima kaum Manusia akan tetapi jiwanya yang terjunjung tinggi masihlah bersingga. Apalagi, ia masih menyimpan rasa benci pada kaum pribumi akibat masa lalunya.
"Sekarang kau bisa kembali ke Imorrtal, aku ingin sendirian. Kabari jika keadaan mulai memburuk, dan satu lagi pergi ke Australia temukan barang itu di kediaman Crownsiamoer."
"Baginda anda selalu kejam ya terhadap ku? semuanya aku yang urus. Mana nanti masih harus bertemu dengan Putri Arravela dari Dewa Portypus "
"Kau punya bawahan gunakan mereka."
"Tapi----'
"Berisik! Cepat pergi sebelum ku kirim kau ke Hades."
"Ini tidak adil -,- "
"Masih belum pergi juga?!"
"Iya iya, saya pergi Baginda."
Setelah Robert pergi, Kendric turun dari mobil. Dia perhatikan sesaat lingkungan di sekitarnya, untungnya manusia yang melihatnya hanyalah seperti turis yang berkelas----datang berkunjung ke jepang tak lupa aura dan mata merah cerahnya ia samarkan untuk menutupi jati dirinya di dunia manusia ini.
Kendrick yang sedang memandang langit yang tak pernah berubah walau bumi telah berovolusi, tiba-tiba saja terusik dengan tangisan anak kecil yang duduk dibawah pohon Maple di dekat penyebrangan jalan.
Awalnya dia tidak menghiraukan gadis kecil itu meraung mencari Ibunya. Tapi saat anak itu menyebut kalimat 'Jangan tinggalkan aku sendiri, Ibu' membuat Kendric luluh walau masih enggan untuk menolongnya.
Dia hampiri gadis itu lalu menurunkan sedikit badannya, mengimbangi posisi gadis kecil itu. "Ekhm! K-kau baik-baik saja?"
"Ibu, Inari-chan ingin bertemu Ibu hiks."
"Ikut denganku," Kendric berjalan duluan, sepertinya dia sudah tahu dimana Ibunya. Namun, langkah Kendric terhenti saat gadis kecil itu hanya berdiri diam sambil melihatnya.
"Apa ..., Inari boleh memegang tangan kakak?"
"Kau ingin aku menggandeng tanganmu?"
"Disini terlalu banyak orang, Inari takut tersesat."
Kendrick tidak suka saat ada yang menyentuhnya terlebih itu adalah kaum wanita tua, muda ataupun anak kecil dia sangat tidak suka hal itu.
"Tidak."
"hiks----"
Terlihat gadis kecil itu berakaca-kaca kembali, sepertinya fia akan menangis lagi. Ini menyebalkan, apa di dunia manusia anak kecil selalu di manja?
Walau berat hati mengatakannya sepertinya dia memang harus mengatakannya sebelum gadis kecil ini menangis lagi.
"Baiklah, tapi pegang bajuku saja."
"Hm!"
Gadis kecil itu terlihat lebih tenang dan ceria. Sambil menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki menyala di penyebrangan jalan. Banyak wanita yang terkagum dengan sosoknya, sebagian dari mereka diam-diam mengambil gambar Kendrick tapi dalam sedetik kemudian handphone mereka mati total tidak bisa di hidupkan.
Kendrick terlihat senang melihat wajah para kaum hawa kebingungan serta panik, dan saat lampu menyala hijau dia berjalan di ikuti gadis kecil tadi. Di pertengahan jalan tiba-tiba saja Inari berlari cepat ke depan saat melihat Ibunya tengah bertanya kepada orang-orang di sebrang sana.
"Hei----"
Tring ...
Saat ingin memanggil Inari, Kendric langsung diam saat merasakan seorang wanita yang baru saja melewatinya memiliki aroma yang menjadi kerinduannya terhadap seseorang.
Tapi masa sih dia ada di dunia ini? Sedangkan tidak ada laporan apapun mengenai kedatangannya ke dunia Manusia.
Trink!
Kendric mengambil ponselnya yang ada di saku jass nya. Ia tampak bingung dengan pengirim pesan suara yang tertera di layar handphonenya.
"Aletha? Apa sekarang Darkness World berkomunikasi dengan ponsel---sihir?" Kendric mendengarkan pesan yang di kirim oleh teman lamanya.
"Aku saat ini sedang ada di Jepang, tapi aku tidak bisa berlama-lama di bumi, jadi aku ingin mengatakan kepadamu. Bahwa Lucy saat ini sedang ada di Bumi---"
Kendric menurunkan ponselnya, ia berdiri diam di tengah penyebrangan jalan. Dengan cepat ia menoleh kebelakang, mungkinkah wanita yang berpas-pasan dengannya adalah dia?
Ia raih tangan wanita itu sehingga wanita itu menoleh kearahnya membiarkan mata biru Savier nya menatap lekat dirinya.
"Lucy ...."
"Kau, mengenalku?"
Hari itu, diantara pohon Maple yang saling berguguran dan ditengah keramaian manusia yang melintas. Aku tetap hanya bisa mengenalimu seorang.
"----Lucy mungkin, memilih untuk melepaskannya."
Kali ini, kupastikan kau tidak akan kembali kepadanya lagi! Tidak walau hanya harapan doa saja ....
---o. O🍁O .o---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
꧁◇࿌ེེྂ_Pasulow_࿌ེེྂ◇꧂
Kita nyanyi lagu yuk.
.
Pertemuan yg ku impikan kini jadi kenyataan
2020-12-25
1
🌼 Nie-tha 🌼
akhirnya bertemu
2020-11-18
2
Irma Triwahyuni
pertemuan yg dsengaja kah
2020-10-04
7