Ali membeku, ia tak memiliki barang berharga sebagai jaminan. Bahkan rumah yang menjadi tempat tinggalnya adalah rumah kontrakan milik orang lain.
"Tidak ada? Aku tidak akan meminjamkan uangku padamu," ucap Dilah menolak.
"Begini Ali aku punya solusi. Sebenarnya Dilah ingin sekali punya anak. Bisakah kau memberinya anak?" Fina tersenyum tipis dan menaikkan alisnya untuk menunggu jawaban dari Ali.
"Memberi Nona Dilah anak? Maksudnya?" Ali menjadi bingung dengan ucapan Fina.
"Maksudnya, kamu mau tidak menjadi suami sewaan Dilah. Setelah kau memberinya anak utangmu dianggap lunas, bagaimana?" ucap Fina tersenyum tipis pada Ali.
"Iya, utang tersebut dianggap lunas jika kau memberikanku anak perempuan. Jika anak yang kau berikan itu adalah anak laki-laki maka seumur hidupmu kau berutang padaku," ucap Dilah melanjutkan kata-kata Fina.
Ali bergetar, jantungnya berdebar kencang. Apakah itu artinya dia akan menikah dengan Dilah? Bos galak yang mengisi hatinya selama seminggu ini.
"Ali, kau setuju dengan penawarannya?" tanya Fina dengan nada lembut.
"Iya, iya, apapun itu demi kesembuhan ibuku," ucap Ali tanpa pikir panjang.
"Segeralah tanda tangan dikertas kosong ini. Nanti aku buat surat perjanjiannya," ucap Fina sambil meletakkan pulpen dan kertas di depan Ali.
Ali langsung tanda tangan, ia tak menghiraukan ujian apa yang ia hadapi ketika memiliki istri seperti Dilah. Setelah tanda tangan, Dilah memberi uang tersebut.
"Terima kasih Nona," Ali menundukkan kepalanya kepada Fina dan Dilah secara bergantian.
"Sama-sama," ucap Fina tersenyum manis.
Ali langsung ke rumah sakit, dengan cepat ia membayar administrasi untuk pengobatan ibunya. Ibunya langsung ditangani pihak rumah sakit. Ali duduk menunggu kabar apakah oprasi ibunya berjalan lancar.
Dokter keluar dari ruangan, "Semua berjalan lancar. Tumor ganas sudah diangkat. Ibu Anda dinyatakan sembuh," ucap dokter tersebut dengan senyuman. Ali sangat bersyukur, ia berbinar senang dan masuk keruangan untuk melihat ibunya.
***
"Fina, apa kau yakin Ali bisa memberikanku anak perempuan yang kuinginkan?" Dilah sebenarnya agak ragu dengan Ali.
"Dia bisa memberikannya, yang terpenting kita harus menyiapkan pernikahanmu dengannya,"
"Aku ingin pernikahan tertutup dan sederhana." ucap Dilah sesukanya.
"Terserah kau saja," Fina memalingkan wajahnya.
"Fina, bolehkah aku bertanya?" Dilah menatap Fina dengan bingung.
"Apa! Tanyakan saja aku siap menjawabnya!" ucap Fina ketus.
"Bagaimana cara melakukannya?" ucap Dilah menahan malu.
"Huh! Aku juga tidak tahu, sebaiknya kau menikah saja dan pikirkan caranya ketika sudah berada di kamar," Fina malah tambah kesal. Ia juga tidak tahu cara melakukan apa yang ditanyakan Dilah karena ia belum menikah.
"Aku akan bertanya pada pria bodoh itu," ucap Dilah dengan melipat tangan.
"Siapa pria bodoh itu?" tanya Fina terheran-heran.
"Siapa lagi kalau bukan Ali," Dilah berdiri dengan anggun.
"Iya lakukanlah dengan benar agar anakmu berjenis kelamin perempuan." Fina berdiri ingin beranjak pergi.
"Kau ingin pergi kemana?" Dilah mencegah Fina yang ingin keluar.
"Aku ingin pulang," ucap Fina ketus.
Dilah berdiri berhadapan dengan Fina, "Kau harus membantuku menyiapkan pernikahan,"
"Membantumu? Memangnya kapan kau ingin menikah?" Fina sebenarnya sudah sangat kesal melihat Dilah yang terus memerintah dirinya semaunya.
"Besok!" ucap Dilah singakat dan cepat.
"Dilah sebenarnya kau ingin punya anak atau bernafsu ingin melakukan itu?" Fina memelankan suaranya agar Dilah tak mendengar kata-katanya.
"Apa kau bilang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
SR.Yuni
Apa iya begitu, tumor ganas loh ??🤔🤔🤔
2023-03-17
0
。.。:∞♡*♥
Wah2 terus nanti klo anaknya laki2 gimana 😅😅😅
2022-05-31
0
Sila
lanjut
2022-02-27
0