Ibu Sakit

Ali pulang ke rumahnya, ia senyum-senyum sendiri ketika berjalan menuju gang rumahnya. Hatinya berbunga-bunga karena ia dapat berlama-lama melihat bosnya. Ketika ia membuka pintu, alangkah terkejutnya ia melihat ibunya tergeletak di lantai. Dengan cepat ia membawa ibunya ke rumah sakit.

"Kita tidak punya pilihan, satu-satunya cara untuk menyembuhkan ibu Anda adalah melalui oprasi," ucap dokter tersebut.

Ali membeku, ia benar-benar tidak punya uang. Pada siapa ia meminjam uang? Di zaman sekarang sangat sulit sekali untuk mendapatkan pinjaman uang yang tidak memerlukan jaminan. Jumlah uang yang diperlukan Ali tidak sedikit, yaitu 200 juta rupiah.

"Aku harus mendapatkan uang sebanyak itu, bagaimanapun caranya." Ali bergumam pelan.

"Baik Dok, saya cari pinjaman dulu."

"Iya, secepatnya kau harus punya uang sebanyak itu agar ibumu cepat sembuh." Dokter tersebut berlalu pergi.

Ali berkeringat dingin. Ia bingung harus mendapatkan uang sebanyak itu dari mana.

Ia berpikir ingin menelepon Gina atasan yang cukup baik padanya di kantor.

"Halo Gina," ucap Ali menelepon Gina.

"Iya Ali," jawab Gina dari balik telepon.

"Emm... Ada yang ingin aku katakan," Ali masih ragu untuk mengatakan maksudnya.

"Katakan saja," Gina sudah sangat penasaran.

"Aku ingin pinjam uang," ucap Ali dengan nada sedih.

"Berapa uang yang ingin kau pinjam?" Gina sudah ingin menolong Ali.

"200 juta," ucap Ali dengan nada sedih.

Gina terdiam, mana mungkin ia punya uang sebanyak itu.

"Gina, kau punya uangnya?" Ali bertanya karena Gina hanya diam saja.

"Tidak ada, maaf aku tidak bisa membantumu," Gina menutup telepon.

Ali menelepon teman-temannya yang lain. Namun, tidak ada yang bersedia untuk meminjamkan uang. Hari sudah semakin malam, ia tidak punya pilihan lagi. Satu-satunya orang yang punya uang banyak adalah Dilah_bosnya. Ali menghubungi Luci untuk mendapatkan alamat bosnya. Luci langsung mengirim alamat tersebut dari pesan singkat. Dengan cepat Ali langsung menuju alamat rumah Dilah.

Sesampainya di rumah tersebut. Kaki Ali gemetaran, ia takut Dilah akan memarahinya atau memecatnya. Tapi demi keselamatan ibunya. Ali memberanikan diri untuk memasuki rumah Dilah.

"Nona ada seorang pemuda yang ingin mencari Anda," ucap Susi melapor.

"Pemuda? Laki-laki? Aku tidak ada janji untuk bertemu laki-laki. Usir saja dia!" Dilah lanjut bicara dengan Fina tentang keinginannya untuk memiliki anak.

"Nona, pemuda itu bernama Ali. Ia sangat membutuhkan Anda. Katanya dia mau pinjam uang untuk pengobatan ibunya di rumah sakit," ucap Susi melapor lagi.

"Suruh dia masuk!" Dilah memutar bola matanya, entah mengapa kalau mendengar ibu seseorang sakit ia merasa iba. Mungkin ada hubungannya dengan masa lalunya.

"Nona tolong aku, Nona!" Ali berjongkok memegang kaki Dilah. Dilah melihat kesal kearah Ali.

"Lepaskan!" bentak Dilah dan berdiri tegak seperti ratu di istana.

"Nona, bisakah kau meminjamkan uang untukku," Ali benar-benar rapuh. Ia memelas untuk meminta tolong pada Dilah.

"Kau baru bekerja seminggu di perusahaanku," ucap Dilah ketus dan melipat tangannya.

"Nona kumohon, aku akan memberikan apa saja asalkan ibuku bisa sembuh."

Dilah juga pernah punya niat seperti itu pada ibunya.

"Sudah tolong saja dia!" ucap Fina kasihan pada Ali.

"Berapa uang yang kau butuhkan?" tanya Dilah dengan angkuhnya.

"200 juta," ucap Ali memelas.

"Apa jaminan yang akan kudapat jika aku meminjamkan uang padamu?"

Terpopuler

Comments

🫧Alinna 🫧

🫧Alinna 🫧

Keren thor, aku syukak

2021-01-07

1

Nurdiana Novianti

Nurdiana Novianti

ih Dillah nya angkuh bgt ya....jgn lama lama angkuhnya Thor ....😔😔😔

2020-11-07

0

Devan Dhina

Devan Dhina

cuit. ..

2020-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!