"Aku kasihan ya sama Ali, karyawan baru di tempat kita bekerja," gosip Gina pada rekan-rekan kerjanya.
"Iya aku juga," Lusi menimpali.
"Kalian tahu tidak, Ali selalu dibentak-bentak. Padahal kan dia bekerja dengan baik. Ada saja salahnya dimata Bos Dilah," ucap Gina yang merasa kasihan pada Ali.
"Iya, padahal Ali anaknya baik, penurut, sopan, dan santun tapi entah mengapa Nona Dilah membencinya," Dini ikut bergosip.
"Ehem," Dilah berdehem, seketika para karyawannya langsung mengerjakan pekerjaannya masing-masing.
"Dimana manusia bernama Ali itu? Mengapa dia belum membersihkan ruanganku?" ucap Dilah mengeram kesal.
Gina langsung datang menghadap Dilah. Ia memastikan kembali ruangan bosnya itu. Ia tidak mungkin salah lihat, dengan jelas ia melihat Ali membersihkan ruangan bosnya.
"Nona, ini ruangan sudah bersih," ucap Gina menahan geram pada bosnya.
"Aku ingin yang lebih bersih lagi!" ucap Dilah membentak.
Gina menciut, ia menundukkan pandangan.
"Panggil Ali sekarang!" teriak Dilah memenuhi ruangan.
"Ba.. Ba.. Baik Nona," ucap Gina gugup.
Gina memanggil Ali yang sedang membersihkan ruangan manager.
"Ali, Bos Dilah memanggil," ucap Gina berdiri di depan Ali yang sedang menyapu lantai.
"Bos memanggil?" Ali berbinar, sebenarnya ia menaruh hati pada Dilah. Walaupun Dilah selalu memarahinya, membentaknya, dan melihatnya tidak suka. Ia tetap mencintai bosnya itu.
"Iya cepatlah! Sebelum kau di makan olehnya," ancam Gina agar Ali mempercepat gerakannya.
Gina dan Ali berjalan menuju ruangan Dilah. Ketika Dilah melihat Ali. Selalu saja hatinya menjadi panas, rasa benci kepada laki-laki telah tertanam dalam dihatinya. Akan tetapi Ali tersenyum manis melihat Dilah.
"Ada apa Nona?" tanya Ali sambil menunduk. Jika ia terus menatap Dilah, rasanya sangat berdebar. Ia takut salah tingkah kepada Dilah.
"Mengapa ruanganku kotor seperti ini? Mengapa teh belum disedikan? Mengapa ada sedikit debu ini? Mengapa buku dan semuanya tidak seperti semalam?" Dilah memberikan deretan pertanyaan yang membuat Ali bingung. pasalnya, teh sudah ada dimeja, ruangan sudah bersih, bahkan posisi buku dan berkas telah rapi sesuai susunan semalam. Hanya satu kesalahan Ali, ada debu itupun sedikit, jika kita tak memperhatikannya mungkin tidak melihat debu itu.
Gina memutar bola matanya, ia tidak habis pikir. Ada saja alasan Dilah untuk memarahi dan membentak Ali. Ali malah menganggap kemarahan Dilah adalah sebuah keberuntungan, alasannya ia bisa berlama-lama bersama Dilah.
"Aku mau kau membereskan semuanya, teh yang dimeja itu di ganti dan debu ini dibersihkan! Aku mau semuanya benar-benar bersih!" Dilah memerintah sesuka hatinya. Iya, iya, kita semua sudah tahu kalau dia bosnya.😒
Ali kembali membersihkan ruang kerja Dilah.
Apa ini caramu Nona, agar bisa berlama-lama bersamaku, Ali membatin sambil curi-curi pandang pada Dilah yang sedang bekerja.
Hari ini kebetulan Fina ingin membahas masalah anak yang diinginkan Dilah. Ia datang keruangan Dilah tanpa mengetuk pintu. Ia kaget melihat ada seorang laki-laki diruangan sahabatnya itu.
"Eh! Fina itu kau?" Dilah mengalihkan pandangan dari komputer kearah sahabatnya.
"Ali, kau boleh keluar!" perintah Dilah dengan nada dingin.
"Permisi Nona," Ali tersenyum pada Dilah dan Fina. Fina membalas senyum Ali tetapi tidak dengan Dilah, ia enggan untuk membalas senyum itu.
"Wah... Dilah, lebih baik dia saja yang kau sewa untuk jadi suamimu," ucap Fina yang merasa Ali cocok bersama sahabatnya.
"Aku malas kalau dia yang kusewa."
"Tapi Dilah, pria itu terlihat polos dan baik, kau akan beruntung jika kau menikah dengannya. Lagi pula itu untuk sementara. Setelah kau punya anak, buang saja dia."
"Aku belum siap," ucap Dilah ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Zindi
work job
2021-03-08
0
🫧Alinna 🫧
Ali oh ali 😍
2021-01-07
0
Lisa Fauzi
kok kebalik yah ceritanya...kan biasanya lk2 yg kayak Dilah...
2020-11-21
2