Nicchole mengangguk.
"Sampai jumpa.. " lirihnya
"Sampai jumpa nini.. " balas vivian.
Selang beberapa saat kemudian, beberapa orang berbaju hitam tiba tiba mengepung bandara, membuat semua orang disana teriak histeris karena ketakutan.
"Ternyata itu adalah suruhan paman Hugo untuk mencari Nini." ujar vivian "Sebaiknya aku segera pergi, sebelum paman hugo mengetahui bahwa aku yang membantu nini melarikan diri. " sambungnya.
vivian yang hendak lari, di kejutkan oleh teriakan yang terdengar tidak asing.
"Berhenti...!!"
Vivian terkejut setengah mati, dia terdiam sejenak, lalu membalikkan badan. melihat Hugo berada tepat di hadapannya , dengan dengan raut wajah berapi api menahan amarah.
"Paman______" lirih Vivian.
"Dimana nicchole?" tanya hugo dengan tatapan tajam seolah menusuk bola mata vivian.
...----------------...
"Kalian sudah terlambat, dia sudah pergi 2 jam yang lalu. " kata vivian dengan sorot mata mengejek.
Hugo menekan tongkatnya kuat, seolah menahan amarah terhadap vivian yang telah membantu nicchole kabur darinya.
"Kurang ajar!! berani sekali dia berbohong dan melarikan diri dariku?!" ujar Hugo marah. "Nathan!!! Cepat kau kirim pesan padanya, suruh dia pulang sekarang! atau dia tak akan pernah lagi melihat kakeknya yang sekarat itu!! " sambungnya.
Nathan menganggukkan kepalanya patuh.
Vivian yang merasa semua ini adalah ulahnya karena membiarkan nicchole pergi, tanpa tau bahwa ternyata kakeknya masih sekarat di rumah sakit dan sedang dalam bahaya.
Benar, kakek nicchole masih hidup, dia hanya seorang paruh baya yang telah sekarat beberapa tahun silam, semenjak mengetahui berita kecelakaan yang mengakibatkan kedua orang tua Isabelle tewas. Awalnya sang kakek merasa shok, hingga akhirnya sakit sakitan, dan menjadi sekarat tak bisa melakukan apapun,hanya bisa berbaring di ranjang. dan semua ini akibat ulah Hugo yang serakah.
Setelah kecelakaan terjadi, mobil meledak dan mayat tak dapat di temukan, akhirnya semua aset dan harta milik sang kakek yang di turunkan kepada ayah Isabelle pun jatuh ke tangan Hugo, hingga saat ini.
Hugo dulunya tak bisa melakukan apapun, hanya membuat onar dan bermasalah. oleh karena itulah kakeknya yakni bernama De' Pablo Philemon menurunkan harta dan aset perusahaan keluarga De' kepada Jarvis Blake De' Juan (Ayah Isabelle).
Jarvis Blake De' Juan yakni ayah Isabelle adalah anak pertama sekaligus kakak dari Hugo Othinel De' Luna. namun Hugo yang iri dan serakah merasa tak mau kalah dari Jarvis. hingga membuatnya terobsesi untuk mengalahkan Jarvis apapun yang terjadi.
Vivian berlari meninggalkan bandara menuju mobilnya, dan saat mobil berlaju, dia pun mengirim pesan kepada Nicchole bahwa situasi saat ini tak memungkinkan untuk membuatnya kabur dari cengkraman Hugo. terlebih kakeknya dalam bahaya, yang membuatnya berada dalam ancaman.
Vivian mengetik ponsel, mengirimkan pesan pada Nicchole.
"Nini saat kau membaca pesanku, mungkin itu akan membuat mu merasa tak nyaman, namun sesungguhnya lebih baik kau segera kembali, untuk saat ini situasi sedang tak memungkinkan untuk kau pergi. " kata Vivian pada Nicchole.
"Paman mencarimu, dia tau kau pergi melarikan diri. dia bahkan mengancam jika kau tak segera pulang, maka kakekmu berada dalam bahaya." sambung Vivian.
"Kau tau sendiri bahwa Hugo adalah pria tua yang gila, dia tak mau kehilanganmu, bahkan jika menyakiti ayahnya sendiri dapat membuat mu kembali, itu akan dia lakukan. dia begitu terobsesi dengan wajahmu yang begitu mirip dengan ibumu. oleh karena itulah Hugo mulai menggila. " kata Vivian lagi.
Pesan pun terkirim.
#Bandara London.
Saat Nicchole sampai, dia yang baru saja hendak mengabari Vivian, di buat terkejut saat membaca pesan Vivian yang membuat tubuhnya bergetar.
Kali ini, dia pun tak bisa berkutik saat kakeknya menjadi sasaran atas kegilaan Hugo. akibat ulahnya yang nekat, Hugo pun mengancam akan membunuh kakeknya.
Bukankah kakeknya adalah ayahnya sendiri?
Bagaimana Hugo begitu tega membunuh ayahnya, hanya karena ingin Nicchole kembali padanya?!.
jika Nicchole tak kembali, dia tak bisa memaafkan dirinya sendiri karena telah lalai menjaga kakeknya yang kini tengah sekarat di dalam ranjang rumah sakit.
sesaat setelah Nicchole membaca pesan Vivian, dia pun kembali di kejutkan oleh pesan suara dari pamannya yang memintanya kembali.
"Nicchole sayang, kembalilah pada paman.. atau kau tak akan bisa lagi melihat kakekmu.. " lirih Hugo dengan nada halus namun tersirat menekan.
Bahkan tak hanya itu, Hugo mengirim gambar dengan pose yang memperlihatkannya memegang suntikan beracun untuk di suntikan kepada kakeknya.
Nicchole meneteskan air matanya, dia mematikan ponselnya, mengepalkan tangannya, sorot matanya yang indah kini tertutup oleh amarah yang terpendam. seolah memiliki dendam besar untuk membunuh Hugo dan menghancurkan seluruh keluarga sepupunya itu.
Nicchole menghapus air matanya, "Dasar Bajin*an!!! aku bersumpah aku akan membunuhmu!! " kata Nicchole dengan nada bicaranya yang tajam dan sorot mata penuh amarah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Nathan menarik paksa rambut nicchole, dengan kasar dia mendorong tubuh nicchole hingga terjatuh dan tersungkur tepat di bawah Hugo.
Raut wajah nicchole yang cantik kini hanya di penuhi oleh luka , darah, dan memar akibat pukulan demi pukulan yang nathan , bibi Helena, dan Michael kepadanya.
Hugo mencengkram kedua pipi nicchole, menatap matanya dengan tajam. "Berani sekali kau!! beraninya kau berbohong dan ingin melarikan diri dari pamanmu haa??!! " teriak Hugo sembari menghempas wajah cantik nicchole yang tadinya dia cengkram dengan kuat.
"Kau tak akan bisa lari dari ku!! kau dengar??! " imbuhnya.
bukannya takut, nicchole pun tersenyum seperti orang gila, "Dasar pengecut! " ujar nicchole di sela tawanya yang mengejek.
michael yang geram menarik paksa nicchole untuk berdiri dan kembali menamparnya berulang kali.
Lagi lagi nicchole tak merasa takut ataupun merintih kesakitan, dia hanya terseyum dan tertawa seperti orang gila yang tak punya hati. "Aku bahkan tak takut akan mati, siksa aku, bunuh saja aku. lagipula aku tak akan beteriak dan menangis apalagi memohon atas belas kasihan dari kalian semua." ujar nicchole.
plakkk...
"Dasar tak tau malu!! " teriak Helena "Apa seperti ini caramu berterimakasih pada paman dan bibimu? ".
Nicchole menegakkan kepalanya, menatap Helena, Hugo, nathan dan Michael satu persatu. " Berterimakasih? " dia tertawa kecut.
merasa muak. Hugo pun menarik paksa nicchole ke ruangan gelap, dengan serpihan bayangan masa kecil pun membuat nicchole kembali mengingat saat saat dia di kurung seperti hari ini. dengan tangan, kaki serta leher yang terikat oleh rantai, hanya ada binatang, tanpa makan dan minum, hanya ada cahaya bulan serta angin yang menusuk pori pori kulitnya yang halus. dia mengejamkan matanya, mengingat masa masa indah waktu kecil saat bersama kedua orang tuanya. hanya itulah cara satu satunya yang sampai saat ini membuangnya masih bersemangat untuk tetap hidup.
"Dad.. Mom.. aku merindukan kalian. " lirih nicchole.
bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments