Draft

"Jihan!."panggil Leon telah masuk kedalam kamar namun tidak menemukan keberadaan Jihan

Kemudian Leon berlari dengan raut wajah khawatir diwajahnya menuju kamar mandi. Setelah ia berdiri didepan pintu kamar mandi, pandangannya langsung dikejutkan dengan Jihan yang duduk dilantai sambil memegangi kakinya.

"Jihan."ucap Leon lalu mendekati Jihan yang terluka duduk dilantai yang basah

"Apa yang terjadi padamu?."tanya Leon yang telah menjongkokkan dirinya didepan Jihan dengan wajah panik

Jihan mengangkat wajahnya menatap Leon sekilas, lalu enggan untuk menatapnya Lebih lama lagi.

"Cuma terpeleset, gue nggak sengaja nginjek lantai yang basah karena air pas gue cuci tangan tadi."ujar Jihan mulai berakting seperti orang keseleo sesekali mengosok kakinya yang sempat ia tendang dilemari tadi

"Lain kali hati-hati, untung cuma luka kecil!"ujar Leon menghela napas lega

Leon yang berniat ingin mengendong Jihan ketempat tidur, gerakkannya tiba-tiba dihentikan oleh Jihan. Yang reflek menepis tangan Leon dengan kasar menolak bantuannya.

"Mau apa hah?."toleh Jihan dengan tatapan tajam setelah menepis tangan Leon yang berniat menyentuhnya

"Mengendongmu."jawab Leon

"Gue bisa sendiri, maaf."ujar Jihan kalau dirinya bisa jalan sendiri keluar dari sini, tanpa harus dibantu oleh orang lain

Lalu Jihan membangunkan dirinya sambil berpegangan dengan apa yang ada disekitarnya. Tetapi tanpa disadari Leon tetap membimbing Jihan untuk berdiri sendiri dan menolak bantuannya.

"Jangan memaksakan dirimu jika kamu tidak bisa jalan sendiri?."nasehat Leon pada Jihan dengan tatapan khawatir melihat Jihan berdiri sendiri juga memaksa dirinya berjalan

Namun nasehat Leon, diabaikan begitu saja oleh Jihan. Yang melangkah pergi dengan perlahan-lahan keluar, tapi disaat Jihan baru berjalan tiga langkah.

Tiba-tiba kaki kanannya terasa sakit dan nyeri, akibatnya ia kehilangan keseimbangan. Sebelum tubuhnya terjatuh kelantai, dengan sigap tubuhnya ditahan oleh Leon yang reflek memeluk tubuh Jihan didekapannya.

"Sudah kubilang kamu tidak bisa jalan sendiri, tetap saja keras kepala."ucap Leon tepat sebelah telinga Jihan yang ada didekapannya

Jihan yang merasa tak nyaman ketika Leon memeluknya seperti ini. Jihan langsung memberontak melepaskan diri, tapi semakin ia memberontak semakin kencang Leon memeluknya dengan erat.

"Lepasin...gue bisa sendiri, dan gue nggak butuh bantuan dari lo. Lepasin gue nggak...!."ujar Jihan dengan paksa tetap memberontak melepaskan diri dan menjauh dari Leon

Dalam hitungan detik, Leon langsung mengangkat tubuh Jihan digendongannya. Dan tidak membiarkan Jihan jalan sendirian dalam keadaan kakinya yang terkilir.

Kini Jihan semakin kesal dan tetap ingin menjauh dari pria ini. Lebih baik berjalan sendiri daripada harus digendong seperti ini.

"Leon turunin gue..., gue bisa jalan sendiri lepasin nggak..!."tolak Jihan tetap memaksa ingin turun dari gendongan Leon

Tanpa Jihan sadari, diam-diam Leon tersenyum tipis disaat ia mengendong Jihan didekapannya ini. Entah mengapa tiba-tiba ia merasa jantungnya berdetak kencang saat berada didekat Jihan.

Perasaan ini juga muncul pada saat Leon bersama Shella dulu. Tetapi kenapa ia merasakan perasaan aneh itu ketika bersama Jihan kali ini, bahkan sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan aneh ketika bersama Jihan dulu.

Tetapi dengan cepat Leon menepis pemikirannya. Lalu berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah besarnya.

"Aku baru tahu kalau kamu keras kepala juga, bukankah kamu memang menginginkan ini."ujar Leon sambil mengoda saat penolakan Jihan tadi

"Apa, Sorry ya gue kagak kepikiran soal harus lo gendong atau nggak sama sekali. Malah gue lebih suka kalau lo nggak gendong gue."sahut Jihan yang tidak berniat ingin dibantu oleh Leon sama sekali

Ketika Jihan berhenti bicara, Leon menghentikan langkahnya. Melirik kearah Jihan dengan tatapan sinis, lalu menanggapi perkataannya.

"Oh, jadi kamu nggak suka jika aku mengendongmu. Baiklah akan kuturunkan!."sela Leon dengan santai lalu tanpa takut melepaskan gendongannya

Melihat bahwa Leon melepaskan gendongannya, Jihan merasa menang telah membuat Leon kesal padanya. Akan tetapi ucapan itu langsung disetujui oleh Leon sendiri.

Hingga tubuhnya sendiri terlepas dari gendongan Leon. Sontak saja Jihan terkejut ketika punggungnya terbentur oleh tempat tidur.

"Jadi pria kok kasar banget, mana sakit lagi. Lemparnya kagak tanggung-tanggung, untuk gue jatuh ditempat tidur kalau dilantai gimana coba!."omel Jihan didalam hati menatap kesal kearah Leon

"Auh...!."rintih Jihan kesakitan, rasa sakitnya sampai dikakinya yang terluka malah bertambah sakit saja

Setelah terdiam cukup lama, Leon memutar tubuhnya kesamping dan sedang mencari sesuatu didalam laci.

Sementara itu Jihan mengusap pergelangan kakinya yang terlihat membiru. Rupanya ia terlalu keras menendang lemari tadi, sampai membuatnya terluka.

"Mungkin terlalu keras nendangnya, jadi sakit begini!."batin Jihan sambil mengusap kakinya

"Sini biar gue aja?."ucap Jihan berniat mengambil obat salep ditangan Leon setelah melihat Leon jongkok dibawah siap mengobati lukanya

Tapi belum sempat Jihan merebutnya, gerakkannya langsung diketahui oleh Leon yang menyadarinya.

"Tetap diam dan jangan bergerak."pinta Leon dengan tegas dirinya yang akan mengobati luka Jihan dan mengabaikan penolakkan Jihan lagi

Melihat Leon mulai mengobatinya, Jihan tetap tidak ingin diam. Ia pun menolaknya lagi.

"Udah gue bilang gue aja, lo bisa pergi dari sini."ucap Jihan dengan tegas menolak bantuan Leon

Tak lama Jihan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Leon yang begitu menyeramkan. Hal itu membuat Jihan terdiam dan tak berkutik lagi.

Tatapan itu sama persis disaat Jihan pernah menolak bantuan dari Leon dulu, hingga membuat Leon marah dan menatapnya dengan tatapan tajam namun penuh kekhawatiran tersorot dimatanya.

"Hmm..."rintih Jihan saat mulai merasakan sakit saat Leon mengusap dibagian lukanya

Melirik Jihan yang merasa kesakitan, Leon pun mendekatkan wajahnya pada luka dikaki Jihan yang ada dilututnya. Kemudian meniup lukanya dengan perlahan, berharap ini bisa meredakan rasa sakit dikaki Jihan.

Memperhatikan betapa telatennya Leon dalam mengobatinya. Jihan tertegun sejenak memperhatikannya, dan didalam hati ia berpikir kenapa Leon tidak mempercayainya saat itu.

Jika saja kejadian itu tak terjadi, mungkin hubungan mereka masih baik-baik sekarang. Awalnya Jihan sempat tak rela melepaskan Leon, namun apalah daya ia tidak bisa berbuat apa-apa jika dirinya telah dijebak oleh wanita licik itu.

Yang sekarang menjadi tubuh barunya setelah berpindah ketubuh Jihan.

"Selesai!."ujar Leon lalu menurunkan kaki Jihan dari lututnya

Disaat Leon beranjak dari jongkoknya dan berdiri siap untuk pergi. Seketika langkahnya dihentikan oleh suara dibelakangnya.

"Apa aku bisa minta sesuatu padamu?."ucap Jihan setelah terdiam lama, ia memberanikan diri untuk meminta sejak tadi ia selalu mengabaikan suara keroncongan didalam sana

"Katakan saja, asal jangan minta aku untuk mengijinkanmu keluar dari sini!."ucap Leon masih membelakangi Jihan, hanya memiringkan sedikit kepalanya kesamping melirik Jihan

Jihan mengerakkan bibirnya kesal, rupanya Leon masih mengingat keinginannya itu. Tetapi untuk saat ini ia akan memikirkannya nanti, yang terpenting adalah perutnya.

"Gue laper, apa disini ada makanan?."lanjut Jihan sambil menunduk mengusap perutnya yang mulai terasa perih

"Aku akan mengantarnya untukmu, tunggulah disini!."jawab Leon lalu melangkah pergi meninggalkan Jihan dan bergegas menuju dapur

Memperhatikan kepergian Leon dari kamar ini, Jihan mengusap ujung matanya bingung ketika memikirkan soal nenek Leon yang saat ini bersembunyi dibalik kamar mandi.

Jika Leon benar-bener berubah sekarang, lalu kenapa Leon terlihat biasa-biasa saja. Jikalau Leon mengetahui kebenaraan melalui Jihan sendiri jika dirinya memang tidak selingkuh dibelakang Leon.

Seharusnya tidak terjadi apa-apa pada keluarga Leon, atau mungkinkah saja Jihan telah menghasut keluarga Leon dan berpikir alasan mengapa Leon memiliki sifat kejam karena ajaran dirinya.

Meskipun ia tidak tahu permasalahannya, tapi ia yakin kalau Jihan sendiri yang bicara buruk tentangnya kepada keluarga Leon.

"Kalau saja lo masih hidup, gue bakal minta perjelasan dari lo soal masalah ini Jihan. Seenaknya aja hina gue didepan keluarga Leon, bikin mereka benci gue."ucap Jihan penuh kekesalan pada tindakan konyol dari Jihan mantan sahabatnya itu

"Tapi gue harus selidiki dulu soal tubuh gue yang entah gimana keadaannya, bisa jadi tubuh gue dihuni sama Jihan licik itu. Karena gue masuk ketubuhnya otomatis dia bisa aja masuk ketubuh gue!."tambah Jihan harus segera bertindak sebelum kedahuluan oleh Jihan licik jika ia memang masih hidup

     BERSAMBUNG... *****

Terpopuler

Comments

Octavio Gonzalez

Octavio Gonzalez

Jangan nggak baca, sayang banget

2025-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!