"Plakk..."
Suara tamparan keras seketika mengenai pipi wanita itu dengan kepala tertunduk duduk dilantai. Rambutnya begitu berantakan, airmatanya masih membasahi pipi wanita itu.
Namun saat tamparan itu melayang kesahnya, kedua mata wanita itu terbuka lebar seperti orang yang terbangun dari tidur panjang.
Kini Shella membuka matanya lebar-lebar, saat tubuhnya merasakan hantaran keras pada badan kereta api yang membuatnya terpental jauh.
"Gue belum meninggal!."batin Shella belum mengangkat wajahnya keatas
Ia begitu syok dengan apa yang telah menimpanya tadi. Bahkan rasa sakit akibat hantaran itu masih terasa ditubuhnya.
"Tamparan ini supaya kamu bisa jera, agar kamu tidak berusaha kabur dariku lagi Jihan."ucap pria dengan penuh amarah dan tanpa ragu menampar wanitanya karena melakukan kesalahan
Suara pria yang begitu terdengar berat itu, tiba-tiba mengejutkan Shella yang mengabaikan sekitarnya. Seketika Shella menegakkan bahunya yang tertunduk, dan melihat siapa orang yang berdiri didepannya.
Dengan menyingkirkan rambut panjang yang menghalangi pandangannya, Shella menatap wajah pria itu dengan keterkejutan dibenaknya.
Tetapi sekilas ia menginggat wajah pria didepannya sekarang, jika diperhatikan ia merasa tidak asing dengan wajah pria itu. Berdiri didepan dengan raut wajah marah dengan tatapan tajam tersorot pada matanya ketika memandanginya.
"LEON?."ucap Shella terkejut dan tidak menyangka ia bisa bertemu dengan Leon lagi
Disaat pria bernama Leon itu berdiri ditempat, ia terdiam sejenak bingung ketika mendengar Jihan menyebut namanya. Tetapi terdengar sangat berbeda dari yang ia dengar biasanya.
"Apa bener ini lo Leon, pacarnya Jihan kan?."lanjut Shella yang sama sekali tidak melupakan mereka berdua
Meskipun sebelumnya mereka telah putus hubungan. Dikarenakan kesalahfahaman yang terjadi diantara mereka, hingga membuat mereka jarang bertemu setelah begitu lama.
Leon memiringkan kepalanya sedikit heran pada perkataan Jihan yang tidak masuk akal. Kenapa Jihan bertanya seakan ia orang lain, sudah jelas sekali kalau Jihan adalah pacarnya.
"Kenapa kamu menanyakan itu, apa kamu memang tidak menganggapku sebagai pacarmu. Oh atau selama ini kamu hanya menganggap hubungan kita sebagai pertemanan."ujar Leon marah lalu mendekati Jihan dengan penuh amarah
Seketika Leon mencengram rambut Jihan menariknya kebelakang dengan paksa tanpa kelembutan sama sekali.
Rambutnya yang ditarik secara dipaksa tanpa rasa bersalah, Shella terkejut dengan apa yang dilakukan Leon yang sangat kasar itu. Kepalanya juga terangkat keatas sesekali meringis kesakitan oleh tarikkan pada rambutnya.
"Sakit Leon... lepasin gue!."rintih Shella kesakitan, namun tatapannya sangat kesal pada pria didepanya ini
Seenaknya menarik rambutnya dengan kasar, walaupun Shella menjadi bingung dan baru menyadari satu hal.
Bagaimana ia bisa dalam keadaan Baik-baik saja?. Seharusnya dirinya sudah ada dirumah sakit dan mungkin sedang kritis. Tapi kenapa tubuhnya baik-baik saja, tidak terdapat luka parah akibat kecelakaan.
Kini Shella semakin bingung dan sama sekali tidak tahu, apa yang terjadi padanya. Bahkan sekarang ia bertemu dengan Leon, yang dulu mantan pacarnya.
"Sakit..., aku tidak akan mudah mengampunimu jika aku tahu kalau kamu berusaha pergi dariku, camkan ucapanku!."ucap Leon dengan sinis memperingati Jihan untuk tak membuat masalah lagi
Jika tidak ingin ia menyakitinya lebih parah dari ini. Karena saat ini ia masih mengasihani Jihan setelah ia tahu semuanya saat Jihan menyembunyikan rahasia besar yang mengejutkannya.
Harus mengakhiri hubungan yang seharusnya masih baik-baik saja saat itu. Namun semua berubah saat sesuatu terjadi, didalam hatinya Leon sangat menyesali kebodohannya karena terlalu percaya pada Jihan.
Sampai ia mengabaikan wanita yang selama ini ia cintai didalam hatinya.
"Gue nggak ngerti apa yang lo bilang, jelasin sama gue dan kenapa lo bisa berubah!."toleh Shella dengan berani bicara menatap mata Leon dengan heran akan perubahan pria itu
"Kamu pura-pura tidak ingat atau melupakannya hah..!"jawab Leon menatap Jihan dengan tatapan tak suka
"Kalau bicara jangan berbelit-belit katakan!."tegas Shella yang tidak suka jika Leon selalu berputar-putar saat ia bertanya
Sejenak Leon terdiam sedikit terkejut disaat mendengar Jihan bicara dengan kata Gue dan Lo padanya. Sebelumnya Jihan selalu mengunakan Aku dan kamu seperti biasa mengapa hari ini berbeda.
"Oke, kamu tanya kenapa aku jadi berubah sekarang. Semua ini karena kamu Jihan, kamu telah merusak kebahagianku dengan kata manismu itu dan dengan mudahnya aku terpengaruh olehmu. Dan kali ini aku tidak akan mempercayaimu."ucap Leon bahkan dirinya makin menekan cengramannya dirambut Jihan tanpa kasihan
Kedua mata Shella menjadi terangkat saat Leon mengatakan nama Jihan kearahnya. Sebenarnya apa yang terjadi padanya, jika ada tolong jelaskan padanya.
"Lo salah orang, gue Shella bukan Jihan!."jelas Shella menjelaskan dirinya yang benar
"Apa yang kamu bilang, jangan berharap kamu bisa menggantikan posisi Shella dalam hidupku. Kamu tetaplah wanita licik dan sombong, jangan membanding-bandingkan dirimu dengan Shella ku."lontar Leon makin emosi
Dengan kasar Leon mendorong tubuh Jihan dan melepaskan tangannya dari kepala Jihan. Lalu berbalik pergi dengan kemarahan yang meledak, bahkan menutup pintu kamar dengan kasar dan menimbulkan suara keras ditelinga Shella.
Setelah melihat kepergian Leon ditempat ini, Shella masih terdiam sejenak dan mulai menyimpulkan apa yang terjadi padanya.
Kenapa Leon tidak menyadari kalau ia adalah Shella bukanlah Jihan. Namun dilihat dari kemarahan Leon, ia merasa kalau Leon lihat ia adalah Jihan.
Sewaktu memikirkkan semua keanehan ini, Shella juga terkejut saat Leon telah mengetahui kejadian pada saat Leon dan dirinya putus saat itu. Mungkinkah Leon mengetahui kejadian yang sebenarnya kalau perbuatan itu sebab ulah Jihan yang ingin merusak hubungan mereka berdua.
Jika demikian Shella mulai mengerti, apakah mungkin ia masuk ketubuh Jihan setelah ia mengalami kecelakaan itu.
Bagaimana ini mungkin terjadi, ia masuk ketubuh mantan sahabatnya yang terkenal centil, dan selalu cari pusat perhatian para pria.
Membayangkannya saja sudah membuatnya jijik, saat mengetahui tingkah dari sipenulisnya tubuh ini. Tetapi jika dipikir-pikir bagaimana dengan tubuhnya sekarang.
Apa mungkin tubuhnya sudah meninggal karena kecelakaan itu. Andai saja begitu Shella sangat bersyukur diberi kehidupan sekali lagi.
Berada dituduh Jihan mantan sahabatnya yang pernah memaki dan mengurangi dulu. Ia juga tidak perduli apakah wanita itu masih hidup atau sudah meninggal ia tak perduli.
Sekarang apa yang menjadi tujuannya apakah ia harus menjauh dari Leon atau memperbaiki hubungannya dengan Leon. Melihat betapa menyesalinya Leon membuatnya tak tega.
Sebaiknya ia pikirkan nanti saja. Sekarang yang lebih penting adalah istirahat dulu dan melupakan kejadian malam ini. Tapi ia juga akan membalasnya nanti.
Lagipula malam semakin gelap, Shella langsung menjatuhkan tubuhnya saat diatas ranjang. Lalu tertidur pulas dalam hitungan detik.
BERSAMBUNG***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments