Tatapan mata mereka saling bertemu diantara mereka menunjukkan sorotan tajam saling marah satu sama lain. Jihan yang merasa risih dengan perilaku Leon, lantas mendorong tubuh Leon kedepan.
Hal itu membuat Leon menjauh darinya disaat Leon mengunci tubuhnya dan menahan pergerakkannya, bahkan dorongan kuatnya berhasil membuat Leon menghindar cukup jauh dari hadapannya.
"Gila lo!."umpal Jihan dengan kesal sambil menunjuk kearah Leon dengan berani melawan
Leon mengedipkan matanya sekali, semakin dibuat terkejut melihat perubahan sikap Jihan yang sangat berubah terhadapnya. Bahkan sekarang Jihan lebih berani dan melawannya.
Bahkan tanpa ragu Jihan mendorongnya keras, lalu dimana tatapan sendu dan ucapan manja yang biasa Jihan perlihatkan ketika didepannya.
"Memangnya kenapa kalau gue pergi.!"tegas Jihan berdiri tegak dengan berani menanggapi perkataan Leon tadi
"Karena aku tidak mengijinkannya."jelas Leon dengan dingin menjawab bahwa Jihan harus mengikuti perintahnya
Jihan tersenyum sinis mendengar perkataan Leon yang tak masuk akal. Mengapa Jihan dilarang untuk keluar dari sini?.
"Jadi ceritanya lo lagi hukum gue dan larang gue pergi gitu!."ujar Jihan dengan sinis mungkin saja tebakannya tepat
Melihat bagaimana Leon bersikeras tak mengijinkannya pergi dari sini. Hingga dengan kasar menghentikannya. Ia dapat menyimpulkannya sendiri, kalau benar Jihan ini sedang dihukum oleh Leon entah karena alasan apa.
"Aku memang sedang menghukummu. Ini hukuman karena kamu sudah bohong padaku selama ini, dan sebagai pelajaran atas perbuatan yang telah kamu perbuat saat itu."ujar Leon dengan tegas
Kemudian karena tak menginginkan Jihan pergi, Leon melangkah pergi dari kamar Jihan. Dalam hitungan detik Leon dengan sigap menutup pintu kamar Jihan lalu menguncinya dari luar.
Melihat pintu kamarnya dikunci dari luar, Jihan mengedor-ngedor pintu itu dan terus meminta Leon untuk membukakan pintunya.
"Leon, buka pintunya...Leon!."teriak Jihan sambil mengedor-ngedor sangat keras, mengabaikan rasa sakit ditangannya saat memukul pintu
"Aku tetap tidak akan mengijinkanmu pergi!."ucap Leon sedikit berteriak kearah depan pintu lalu tangannya terdiam memegang gagang pintu
"Sekeras apapun lo halangi jalan gue, gue tetap keluar dari tempat ini. Gue nggak pernah main-main sama apa yang gue omongin, dengar itu Leon."ujar Jihan dengan kesal tetap memaksa keluar entah Leon mengijinkannya atau tidak
Sewaktu ia ditubuh aslinya, tidak ada satu orang pun yang menentang keinginannya. Apa yang ingin ia lakukan, akan tetap ia lakukan meski nyawa taruhannya.
Jihan memutar tubuhnya kebelakang, mencari jalan keluar dari kamar ini. Namun niatnya untuk keluar tertunda saat ini.
Lihatlah tidak ada jalan keluar untuk bisa pergi dari kamar ini. Dengan liciknya Leon telah memasang besi ditengah-tengah jendela.
Hal itu menyulitkannya untuk keluar melalui jendela kamar ini. Kemudian Jihan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, tapi disana hanya ada jendela persegi panjang yang berada diatas toilet.
Bahkan jaraknya sangat jauh dari jangkauannya. Kalaupun ia keluar melalui jendela itu, itu sangat mustahil melihat ukuran jendela yang begitu kecil.
Dengan wajah pucat dan kesal karena tak menemukan jalan keluar. Jihan menghentakkan kakinya kesal, tak bisa keluar dari sini.
Ternyata Leon telah membuat kamar ini begitu sulit untuk keluar dengan mudah.
"Gue nggak bakal nyerah, awas aja lo Leon!."gumam Jihan lalu memukul tangannya yang terkepal erat kedinding pintu dibagian lain
Tetapi pada saat ia memukul pintu kamar mandi yang ada disebelah dan seperti ruang ganti. Seketika tatapan mata Jihan menoleh dengan cepat, dan terpatung memandanginya.
"Aaa!."serentak Jihan berteriak terkejut bukan main dengan apa yang ia lihat disebelahnya dengan gemetar
Terlihat seorang wanita paruh baya duduk dibalik pintu dengan posisi menunduk. Melihat wajahnya yang pucat dan tak terawat, membuat Jihan terkejut memandangi wanita paruh baya itu dengan kasihan melihat kondisinya yang tak baik-baik saja.
Mungkin karena terlalu lama berada disini, hingga debu dan kotoran menempel dituduh wanita paruh baya itu.
"Suutttt."ucap wanita paruh baya itu sambil menempelkan jari telunjuk didepan bibir meminta wanita didepannya untuk tak berisik
Melihat wanita paruh baya itu memintanya diam, Jihan membungkam mulutnya sendiri dengan cepat dan tak bersuara keras lagi.
Tapi kemudian Jihan berniat menanyakan wanita paruh baya itu dengan mengecilkan nada suaranya agar tidak didengar oleh Leon.
"Bagaimana nenek bisa disini?."tanya Jihan dengan tenang setelah menurunkan tangannya dari mulutnya
Wanita paruh baya itu sedikit mengeluarkan kepalanya dari balik persembunyiannya. Memastikan jika orang yang ingin menyakitinya tidak ada dikamar ini.
Setelah memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan orang itu. Wanita paruh baya itu menghela napasnya lega, dan mulai menjawab dengan perlahan-lahan.
"Nenek berada disini karena tidak ingin dibunuh oleh cucu nenek."jawab nenek dengan nada sedikit terbata-bata
"Tapi siapa cucu nenek?."
"Dia adalah Leon."jawab nenek jujur dan mengatakan cucu kandungnya
Jihan mengangkat matanya setelah mendengarnya. Lalu mulai bertanya lagi dan menjadi penasaran sebenarnya apa yang terjadi dikeluarga Leon.
"Lalu kenapa Leon ingin membunuh nenek, bukankah Leon sangat menyayangi nenek sejak kecil."tanya Jihan lagi semakin ingin tahu
Lagian Jihan juga merasa ada sesuatu yang berubah dalam diri dan kebiasaan Leon saat ini. Itulah mengapa ia ingin tahu banyak hal.
"Cucu nenek jadi berubah semenjak dia berhubungan dengan seorang wanita bernama Shella. Wanita itu telah mengkhianati cinta cucu nenek dan kini membuatnya menjadi kejam dan tak berperasaan."ucap nenek dengan sedih menginggat perbuatan wanita itu telah merusak sifat cucunya jadi buruk dan kejam
"Bahkan nenek yang paling disayangi olehnya, dianiaya oleh cucu nenek sendiri sebab nenek terus menjelek-jelekkan wanita jahat itu."lanjut nenek sangat kesal pada wanita jahat
Seketika Jihan serentak terdiam mematung mendengar perkataan nenek itu padanya. Kenapa dirinya malah disalahkan oleh seluruh keluarga Leon. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Leon tanpa ia ketahui.
"Nggak mungkin Leon begitu jahat sama neneknya sendiri. Pasti ada sesuatu kesalahpahaman yang buat nenek begitu benci gue.?"batin Jihan meski sempat syok dibilang jahat
Semasa itu Jihan selalu begitu perduli dengan keluarga Leon, termasuk neneknya. Tetapi kenapa mereka malah menyalahkannya. Menganggapnya sebagai orang jahat juga telah merubah sifat Leon menjadi jahat pada keluarganya sendiri.
"Bagaimana nenek bisa yakin jika wanita bernama Shella itu yang telah membuat sifat Leon menjadi jahat dan tak berperasaan seperti ini."ujar Jihan kemudian mulai bertanya
"Awalnya nenek tidak sepenuhnya yakin semua itu, meski sebelumnya nenek pernah bertemu wanita itu sekali. Tapi...?."
Ketika nenek ingin melanjutkan perkataannya lagi, ucapannya seketika terhenti dengan wajah panik.
"APA YANG TERJADI PADAMU JIHAN."teriak Leon dari balik pintu dan membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa
Mendengar suara Leon dari luar, membuat nenek menjadi tambah panik. Ia takut jika cucunya tahu jika ia belum pergi dari rumah ini dan bersembunyi dikamar mandi.
"Nenek minta jangan beritahu keberadaan nenek pada Leon, nenek mohon padamu nak!. "ucap nenek sambil memohon dengan wajah gelisah dan takut jika wanita didepannya memberitahu keberadaannya pada cucunya
"Baiklah, aku akan merahasiakan ini dari cucu nenek!."jawab Jihan mengerti dan merahasiakan nenek Leon ditempat ini
Begitu pintu tertutup kembali seperti semula, Jihan membalikkan tubuhnya kebelakang. Lalu melukai kakinya sendiri dengan menendang lemari panjang didepannya.
Lalu pura-pura terjatuh dan berakting kesakitan. Agar membuat Leon pikir seakan-akan ia berteriak sebab terpeleset dikamar mandi, Jihan juga menumpahkan sedikit air dilantai.
*BERSAMBUNG*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments