Bab 2 : Araya Rosetta

...****************...

“Apa Anda dapat mendengar saya?”

Setelah beberapa saat, nyeri di kepala Dena mulai menghilang. Ia menatap dua wanita yang menatapnya khawatir itu, “Ya, kepalaku hanya terasa nyeri,” jawabnya.

“Itu normal karena luka yang Anda dapat cukup lebar,” jelas Dokter itu.

“Untuk beberapa hari ke depan rasa sakitnya akan terus timbul. Saya sudah meresepkan antibiotik beserta obat penahan rasa sakit, Nyonya dapat menebusnya di apotek nanti,” lanjut sang dokter.

Dena hanya mengangguk, ia memperhatikan dokter wanita itu menuliskan sesuatu dan memberikannya pada pelayannya.

“Jika ada keluhan, Anda bisa langsung menghubungi saya kembali. Sekarang saya izin pamit, Nyonya Araya.” Setelahnya dokter itu berlalu pergi.

Araya, Araya Rosetta. Adalah nama pemilik tubuh yang kini Dena tempati. Dari ingatan yang masuk ke pikiran Dena, Araya tergelincir saat menuruni tangga rumahnya. Karena itulah ia ada di kondisi saat ini.

Dan ke mana Araya yang asli? Dena tidak tahu. Semua ingatan wanita itu sejak lahir hingga saat ini memenuhi pikiran Dena, bahkan rasanya sudah seperti ia yang menjalani sendiri.

Dena melirik wanita paruh baya di depannya, dari ingatan Araya wanita ini bernama Bi Laksmi, maid yang melayani Araya sejak ia memasuki rumah ini.

“Bibi yang memanggil dokter tadi?” Tanya Dena.

Bi Laksmi mengangguk, “benar, Nyonya. Namanya Dokter Sarah, beliau adalah dokter pribadi keluarga Smith.”

Wow, dokter pribadi? Dari sana saja Dena sudah bisa menebak sekaya apa keluarga Smith ini.

“Ini sudah hampir waktu makan siang, apa Nyonya ingin saya masakkan sesuatu?” Tanya Bi Laksmi dengan gestur sopannya.

“Ya, terserah saja,” jawab Dena.

Bi Laksmi yang sudah biasa mendapat jawaban acuh seperti itu dari sang Nyonya mengangguk mengerti, setelahnya ia izin keluar dari kamar Araya.

Setelah memastikan Bi Laksmi pergi dan pintu tertutup rapat, Dena perlahan bangun dari posisi berbaringnya. Sebelum turun dari ranjang, Dena memperhatikan kasur queensize yang ia tempati, seumur hidup mungkin ini adalah kasur ternyaman yang ia tempati.

Dena memperhatikan sekeliling kamar itu, benar-benar luas. Pertama, ia menuju meja rias di kamar ini, deretan make up yang terpajang tak berhenti membuatnya terpana.

“Omg, lipstick Dior shade 03?” Dena menatap terkejut lipstick impiannya itu, bahkan ada di berbagai shade.

“Cushion YSL? Gila ada juga saatnya aku coba barang-barang gini,” Dena membuka laci meja rias, isinya yang lebih lengkap tak berhenti membuatnya takjub. Sebelumnya Dena bukanlah orang miskin, kehidupannya cukup berkecukupan, tapi tentu tidak cukup membeli barang-barang mewah ini.

“Gimana isi lemari itu ya? Terus yang di sebelahnya juga?” Ada dua lemari besar yang bergaya luxury, Dena yakin isinya akan lebih membuatnya terkejut.

Namun, keantusiasan Dena berhenti ketika menatap kaca rias di hadapannya. Sebenarnya, tadi Dena bukan terkejut karena wajah ini berbeda, tapi karena wajah Araya ini begitu mirip dengan wajah aslinya. Hanya saja versi glow up dan lebih dewasa.

Dena memperhatikan dengan detail, tidak ada kantung mata karena ia membaca novel semalaman. Tidak ada bekas bruntusan di jidatnya. Wajah ini benar-benar mulus, tapi Dena yakin ini tetap wajahnya.

Dena tidak tahu jelas tapi wajah Araya seperti wajahnya versi yang lebih dewasa. Mungkin karena make up ini? Atau gaya rambut panjang bergelombang yang tidak pernah Dena coba dulu? Selama ini Dena sering memanjangkan rambut hanya sampai sebahu.

“Araya Rosetta?” Gumam Dena. Tidak mungkin mereka kembar, Dena jelas tahu ia adalah anak tunggal, sedangkan ibu dan ayahnya bersama pasangan masing-masing mereka tidak mempunyai anak.

Apalagi ada ingatan yang masuk di pikirannya, tentang kehidupan Araya ini. Jadi, Dena dapat menyimpulkan jika ia mengalami perpindahan jiwa, agak lucu memang jika mengalaminya langsung seperti ini.

Araya adalah wanita berusia 27 tahun, cukup kontras dengan Dena yang sebelumnya berusia 22 tahun. Araya memang wanita cantik dan kaya raya, tapi hidupnya tak bahagia. Dena yang sudah menyaksikan bagaimana kehidupan Araya, membuatnya seolah dapat merasakan perasaan wanita itu.

Dan masalah besarnya, Araya sudah menikah!

Bahkan memiliki anak!

“Ck, ini kepala masih nyeri lagi,” decak Dena saat ia mulai mengingat-ingat kehidupan Araya.

“Araya itu nikah sama suaminya terpaksa. Namanya Gevan, eh kok namanya gak asing ya? Kayak pernah denger,” monolog Dena sembari melipat tangannya di dada.

“Terus karena itu dia jadi benci sama anaknya yang mirip Gevan. Jadi Araya ini sering lampiasin amarah ke anaknya, ckck.”

“Nama anaknya..” Dena mencoba mengingat-ingat, “Ghariel.”

Ghariel.

Ghariel Rayvandra Smith.

“WHAT?? Ghariel yang itu?!” Dena menutup mulutnya terkejut.

Ghariel Rayvandra Smith, nama tokoh antagonist di novel Mafia’s Love yang ia baca sebelum tidur. Yang berarti, itu adalah anaknya.

Seketika Dena melupakan semua Make up dari brand ternama di depannya ini. Araya diceritakan akan mati dibunuh oleh ayah Ghariel, yang tak lain adalah suaminya sendiri, seorang bos mafia besar di negara ini.

“Jadi, Aku transmigrasi gini cuman buat mati?” Gumam Dena tak percaya.

Lagi-lagi Dena menatap cermin. Sekarang ia adalah Araya Rosetta. Ia lah yang akan menentukan nasib untuk tubuh ini ke depannya.

...****************...

tbc.

Terpopuler

Comments

Lay's

Lay's

Wkwk biasanya transmigrasi buat jadi antagonis atau second lead female. Lah ini malah mundur ke waktu sebelum novel dibuat. Mana jadi ibu antagonis

2025-03-09

3

🍏A↪(Jabar)📍

🍏A↪(Jabar)📍

mungkin aja kamu bukan anak kandung keluargamu Dena🤔

2025-03-21

0

FXAHMMZUNX

FXAHMMZUNX

bagus semangat selalu thor 😊

2025-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Dena si Mahasiswi akhir
2 Bab 2 : Araya Rosetta
3 Bab 3 : Suami?
4 Bab 4: Bastian
5 Bab 5 : Si kecil Ghariel
6 Bab 6 : Bertemu tanpa di sengaja
7 Bab 7 : Memutuskan hubungan
8 Bab 8 : incident
9 Bab 9 : Ingin ikut memberi pelajaran?
10 Bab 10 : Pengalaman pertama Ghariel
11 Bab 11 : Adik Araya
12 Bab 12 : Makan siang bersama.
13 Bab 13 : Tanpa sengaja bertemu.
14 Bab 14 : Papa Gevan ternyata..
15 Bab 15 : Weekend Araya
16 Bab 16: Cerai?
17 Bab 17: Terungkap
18 Bab 18 : Masalah Ghariel
19 Bab 19 : Merasa tak cukup
20 Bab 20 : Mulai Percaya?
21 Bab 21 : Biggest Fear
22 Bab 22 : Ghariel’s day
23 Bab 23 : Kamar Gevan
24 Bab 24 : Hadiah dari Gevan
25 Bab 25 : Tamu Araya
26 Bab 26 : Ghariel dan Viena
27 Bab 27 : Suka?
28 Bab 28 : Pelayan muda?
29 Bab 29 : Teror
30 Bab 30 : Pacar Shinta
31 Bab 31 : Kolam Renang
32 Bab 32 : Kolam Renang Part 2
33 Bab 33 : Drama?
34 Bab 34 : Ruang Bawah Tanah?
35 Bab 35 : Gevan yang sebenarnya
36 Bab 36 : Kekhawatiran Araya
37 Bab 37 : Araya dan ‘keluarganya’
38 Bab 38 : Kebenaran yang menyakitkan
39 Bab 39 : Ke kantor Gevan
40 Bab 40 : Mommy?
41 Bab 41 : Minimarket
42 Bab 42 : Fakta baru
43 Bab 43 : Para tokoh yang seharusnya
44 Bab 44 : Maunya Gevan
45 Bab 45 : Cemburu?
46 Bab 46 : Regret
47 Bab 47 : adik?
48 Bab 48 : Tegas
49 Bab 49 : Serena Kim
50 Bab 50 : Menyiksa Gevan
51 Bab 51 : Friska
52 Bab 52 : Kejujuran
53 Bab 53 : Jawaban dari Bastian
54 Bab 54 : Jawaban dari Gevan
55 Bab 55 : Pagi yang cerah
56 Bab 56 : Incident
57 Bab 57 : Pencarian
58 Bab 58 : Mencoba
59 Bab 59 : Akhir Reagan
60 Bab 60: Maaf?
61 Bab 61 : Ghariel
62 Bab 62 : Papa baruuu
63 Bab 63 : Party
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 : Dena si Mahasiswi akhir
2
Bab 2 : Araya Rosetta
3
Bab 3 : Suami?
4
Bab 4: Bastian
5
Bab 5 : Si kecil Ghariel
6
Bab 6 : Bertemu tanpa di sengaja
7
Bab 7 : Memutuskan hubungan
8
Bab 8 : incident
9
Bab 9 : Ingin ikut memberi pelajaran?
10
Bab 10 : Pengalaman pertama Ghariel
11
Bab 11 : Adik Araya
12
Bab 12 : Makan siang bersama.
13
Bab 13 : Tanpa sengaja bertemu.
14
Bab 14 : Papa Gevan ternyata..
15
Bab 15 : Weekend Araya
16
Bab 16: Cerai?
17
Bab 17: Terungkap
18
Bab 18 : Masalah Ghariel
19
Bab 19 : Merasa tak cukup
20
Bab 20 : Mulai Percaya?
21
Bab 21 : Biggest Fear
22
Bab 22 : Ghariel’s day
23
Bab 23 : Kamar Gevan
24
Bab 24 : Hadiah dari Gevan
25
Bab 25 : Tamu Araya
26
Bab 26 : Ghariel dan Viena
27
Bab 27 : Suka?
28
Bab 28 : Pelayan muda?
29
Bab 29 : Teror
30
Bab 30 : Pacar Shinta
31
Bab 31 : Kolam Renang
32
Bab 32 : Kolam Renang Part 2
33
Bab 33 : Drama?
34
Bab 34 : Ruang Bawah Tanah?
35
Bab 35 : Gevan yang sebenarnya
36
Bab 36 : Kekhawatiran Araya
37
Bab 37 : Araya dan ‘keluarganya’
38
Bab 38 : Kebenaran yang menyakitkan
39
Bab 39 : Ke kantor Gevan
40
Bab 40 : Mommy?
41
Bab 41 : Minimarket
42
Bab 42 : Fakta baru
43
Bab 43 : Para tokoh yang seharusnya
44
Bab 44 : Maunya Gevan
45
Bab 45 : Cemburu?
46
Bab 46 : Regret
47
Bab 47 : adik?
48
Bab 48 : Tegas
49
Bab 49 : Serena Kim
50
Bab 50 : Menyiksa Gevan
51
Bab 51 : Friska
52
Bab 52 : Kejujuran
53
Bab 53 : Jawaban dari Bastian
54
Bab 54 : Jawaban dari Gevan
55
Bab 55 : Pagi yang cerah
56
Bab 56 : Incident
57
Bab 57 : Pencarian
58
Bab 58 : Mencoba
59
Bab 59 : Akhir Reagan
60
Bab 60: Maaf?
61
Bab 61 : Ghariel
62
Bab 62 : Papa baruuu
63
Bab 63 : Party

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!