"Tapi dia telah menolong kita,"
Di saat itu jauh segala kegiatan
dan berbagai keluh kesah yang terjadi di desa Sido Wedi, terlihatlah dua
bayangan berkelebat di udara dengan
ringannya di atas pasir pantai Kejora Perak yang seperti berkilau. Tampak dua orang yang sedang bertarung. Suara deburan ombak yang menghantam karang disertai lengking burung-burung camar tak mengusik konsentrasi kedua orang tersebut.
"Hiaaaaaat!!" dengan jurus-jurus yang luar biasa, pemuda tegap itu menghindari setiap serangan yang ditujukan kepadanya. Beberapa kali ia melakukan gerakan salto di udara dan meliuk-liuk seperti seekor burung elang yang menyambar-nyambar ke bawah mematuk mengsanya.
Sementara lawannya adalah kakek bertelanjang dada dengan rambut yang kumel dan janggut panjang berwarna putih, dengan gencar menyerang muridnya yang meliuk-liuk di udara.
Mereka sebenarnya sedang melakukan latihan, tetapi dengan sungguh-sungguh seperti dua orang musuh yang sedang bertarung mati-matian. Tiba-tiba si kakek menghentikan serangannya.
"Ha ha ha! Kau hampir mengalahkanku dalam dua puluh lima jurus! Cukuplah latihan kita kali ini, muridku! Akhir-akhir ini kau semakin maju pesat." kata sang guru yang bernama Nyi Senju Sama.
Pemuda itu bernama Jack Mad yang
kemudian menurunkan tangannya kembali tegak berdiri memandang gurunya dengan penuh rasa hormat dan cinta kepada gurunya seperti terhadap orang tuanya sendiri.
"Kini kau telah menguasai semua jurus-jurus silat GUNUNG JATI dengan sempurna! Ilmu ini belum ada tandingannya untuk seluruh cabang pencak silat manapun di daerah Pasundan!" kata Nyi Senju kepada Jack Mad yang tegap dan tampan sambil menepuk-nepuk pundak murid tunggalnya itu.
"Ilmu silat GUNUNG JATI dahulu hanya dimiliki oleh para wali dan para kyai untuk menghadapi segala kekerasan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa ini, anakku!"
Jack Mad mendengarkan segala
wejangan dari ilmu yang disampaikan
gurunya dengan penuh perhatian.
Sejak lepas susu ibunya, Jack Mad
sudah diminta Nyi Senju Sama untuk
menjadi murid tunggalnya dan tinggal bersamanya di pantai Kejora Perak. Maka tibalah saat yang telah lama dinantikan sampai hari ini.
"Kurasa sudah cukup bekal ilmu
yang kuturunkan untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan di negeri ini.
Semua ilmu yang kumiliki sudah
kuwariskan kepadamu. Kau tak perlu
lagi merasa kuatir dalam menghadapi
musuh-musuhmu yang tangguh sekalipun, kau pasti menang! Asal kau lakukan dengan tenang dan pasrah kepada Tuhan, karena ridho Ilahi adalah di atas segalanya bagi kita, anakku." lanjut gurunya dengan yakin.
Lalu ia mengalihkan pandangannya
ke laut lepas. "Sayang aku sudah tua, tenagaku sudah mulai melemah walaupun semangatku untuk menegakkan kebenaran dan keadilan masih menyala-nyala!" keluh gurunya sambil membalikan tubuhnya memandang muridnya.
Kemudian ia memegang pundak muridnya dan menatap penuh harap.
"Nah, sekarang pergilah!
Bergabunglah dengan pendekar-pendekar dari selatan. Nasib bangsamu terletak di tangan pemuda-pemuda seperti kau! Doaku menyertaimu, Jack Mad! Jangan segan-segan kau meringankan tangan untuk menolong sesamamu yang sedang menderita kesusahan. Dan sampaikan salamku untuk kawan-kawan seperjuanganku.
Biarlah aku menghabiskan sisa hidupku dengan jala, kail, dan dayung untuk mencari ikan. Pantai Kejora Perak adalah tempat yang cocok bagi pengembaraanku yang terakhir!" perintah gurunya dengan air mata berkaca-kaca dan menetes membasahi pipinya yang penuh dengan keriput di usianya yang telah senja.
ati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
CR⃟7Naikenz *🎯Hs
Boom like pak guru
2020-11-02
0
Canberly
Oke Lanjut baca lagiii
Suka nih
2020-10-20
0
🅰🅽🅰 Ig: meqou.te
aku mampir dan like
2020-10-16
0