Happy reading guys!
Sesampainya di depan gerbang rumah sakit Amara minta diturunkan disana saja, karena dia tidak ingin rekan-rekannya melihatnya diantar oleh Hendra dengan mobil mewahnya itu, sebab pasti akan menjadi bahan omongan yang akan menjadi trending topik bagi para biang gosip dirumah sakit tempatnya bekerja itu.
"Turunin aku disini aja Kak, plis." Pintanya dengan menangkup kedua tangannya.
"Memangnya kenapa kamu gak mau diantar sampai ke depan lobi rumah sakit?" Hendra mengerutkan keningnya.
"Aku gak mau jadi pusat perhatian Kak." Jujur Amara sembari memegangi handle pintu mobil ingin segera keluar dari sana.
Hendra menganggukkan kepalanya lalu memegangi tangan Amara.
"Bolehkah aku minta nomer handphone kamu?" Hendra menatap Amara dengan tatapan penuh arti.
"Untuk apa Kak kita kan udah impas, aku nolongin kamu dan kamu udah anterin aku dengan selamat." Jawab Amara seraya tersenyum manis.
"Siapa tau lain kali kita bisa ketemu lagi." Hendra menyunggingkan senyumnya.
"Yaudah mana handphone Kak Hendra?" Amara menadahkan tangannya.
Hendra memberikan smarphonenya kepada Amara sembari menunggu dengan menatap intens kearah gadis cantik itu. Setelah selesai mengetikkan nomer handphonenya Amara kembali menyerahkan smarphone itu kepada pemiliknya.
"Makasih ya Kak udah dianterin, assalamualaikum." Ucap Amara lalu keluar dari dalam mobil mewah itu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, sampai ketemu lagi ya." Hendra melambaikan tangannya dengan membuka sedikit kaca jendela mobilnya.
Amara menganggukkan kepalanya dan membalas lambaian tangan Hendra hingga mobilnya menghilang dari pandangan matanya.
🌿🌿🌿🌿🌿
Seminggu kemudian Arshi yang sudah mulai pulih dari luka-lukanya kembali mengajukan komplain kepada pihak perusahaan jasa pengiriman Pratama grup. Dia meminta kepada Arsha agar menemaninya ke perusahaan tersebut.
"Sha bisa anterin gue gak?" Arshi masuk kedalam kamar Arsha sembari duduk di sofa yang ada dikamar itu.
Kamar yang dominan dengan warna biru itu memang sesuai dengan kepribadian Arsha bertipikal pendiam, suka ketenangan dan pandai menyembunyikan perasaannya. Arsha dimata keluarganya juga sosok yang sangat bertanggungjawab dan hangat dibalik sifat dinginnya. Dia sangat menyayangi Arshi sebagai saudara kembarnya, siapapun dan apapun yang menyangkut masalah saudaranya itu akan menjadi urusannya juga.
"Kemana?" Singkat Arsha balik bertanya.
Arsha menatap saudara kembarnya itu dengan mengerutkan keningnya.
"Ke perusahaan Pratama grup." Jawab Arshi sembari membantu membereskan kamar Arsha yang terlihat banyak baju kotor berserakan di kasur dan sofanya.
"Jam berapa?" Arsha memasukkan pakaian kotornya kedalam keranjang.
"Jam sepuluh sekalian berangkat kerumah sakit." Arshi beranjak dari sana menuju pintu keluar.
"Ok!" Arsha selalu bicara seperlunya saja karena dia tidak suka berbasa basi.
Setelah semuanya siap Arsha menunggumu Arshi diteras rumahnya sambil memanaskan mobilnya.
"Mah, Pah kami berangkat dulu ya." Pamit keduanya sambil mencium punggung tangan orangtuanya.
"Hati-hati dijalan ya sayang." Khardha dan Dokter Hasan mengingatkan anak-anaknya.
"Iya Mah, Pah assalamualaikum." Ucap mereka berdua serempak.
Arsha mengendarai mobil lamborghini aventador warna birunya dengan kecepatan sedang membelah jalanan menuju perusahaan Pratama grup.
Sesampainya di sana dia memarkirkan mobilnya dengan benar lalu membukakan pintu mobilnya secara otomatis untuk saudara kembarnya itu.
"Mau gue temenin kedalam?" Tawar Arsha sembari menatap Arshi yang mendongakkan kepalanya menatap gedung perusahaan Pratama grup.
"Gak usah gue bisa sendiri, lo tungguin di sini aja." Arshi beranjak dari parkiran melangkahkan kakinya masuk kedalam perusahaan tersebut.
Setelah berada didepan meja resepsionis Arshi menyampaikan maksudnya untuk bertemu pimpinan perusahaan secara langsung, sebab dia belum tahu siapa presiden direktur disana. Kartu nama yang diberikan oleh Rezki kemarin belum sempat dia baca karena di taruh diatas nakas bed pasien begitu saja dan entah masih ada atau sudah hilang dia juga tidak mengingatnya lagi.
"Permisi mbak bisakah saya bertemu langsung dengan ceo perusahaan ini?" Arshi berdiri sambil menatap resepsionis yang berdandan sangat menor.
"Apakah mbaknya sudah ada janji sebelumnya?" Resepsionis bertanya sembari memperhatikan Arshi dari atas kebawah.
"Tidak ada, tapi saya ingin bertemu langsung dengannya untuk membicarakan tentang pengiriman barang-barang yang saya pesan dua minggu yang lalu sampai sekarang belum juga datang ke tempat saya." Jawab Arshi menjelaskan tentang keperluannya.
"Maaf ya mbak ceo kami tidak bisa di temui sembarang orang kalau tidak ada janji sebelumnya." Resepsionis itu berkata dengan angkuhnya.
"Saya hanya ingin bicara sebentar mbak, setelah itu saya akan pergi." Ucap Arshi dengan nada memohon.
"Tidak bisa mbak, itu sudah peraturannya." Ketus resepsionis yang bername tag Cyra dibagian atas dadanya.
"Saya mohon tolong tanyakan dulu kepada beliau bisa apa tidak menemui saya." Pinta Arshi dengan lembut.
"Kenapa mbaknya tetap bersikeras mau ketemu ceo kami, dia itu bukan orang sembarangan yang bisa ditemui kapan saja." Cyra meninggikan intonasi suara karena dia tidak suka dengan kedatangan Arshi yang meminta bertemu dengan pujaan hatinya.
"Sebentar aja mbak, saya melakukan ini untuk kepentingan orang banyak khususnya anak-anak." Arshi menatap Cyra yang berdiri di hadapannya dengan melipat tangannya diatas dada.
"Itu bukan urusan saya!" Cyra beranjak dari duduknya lalu menarik tangan Arshi dengan kasar.
Arshi terseret begitu saja, dia merasakan ngilu di kakinya yang masih dipasangkan gips dikakinya akibat kecelakaan kemarin. Dia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Cyra namun tidak bisa, karena Cyra mencengkramnya dengan sangat kuat hingga Arshi jatuh terduduk dilantai. Tiba-tiba Rezki dan sekertarisnya
keluar dari lift khusus presdirnya mereka berdua hendak menghadiri meeting diluar kantornya, karena ada janji dengan clientnya. Ketika melangkahkan kakinya menuju lobi dia melihat keributan disana.
"Ada apa ini?" Teriak Rezki dengan menatap tajam para pegawainya yang berkerumun meninggalkan pekerjaan mereka.
Semua orang menolehkan kepalanya mendengar suara Rezki yang menggema diruangan itu.
"Itu Pak resepsionis memperlakukan tamu yang ingin bertemu dengan anda secara kasar." Jawab pegawai yang lain sambil menunjuk ke arah Cyra dan Arshi.
Rezki berjalan mendekat sembari memasukkan kedua tangannya kesaku celananya.
"Arshi!" Seru Rezki ketika bertatapan langsung dengan tamu yang dimaksud pegawainya.
Rezki segera mengulurkan tangannya berniat untuk membantu wanita yang sudah berhasil memporak-porandakan hatinya sejak pertama kali bertemu itu.
"Kamu ngapain disini?" Arshi menepis tangan Rezki yang hendak menariknya.
Dia berusaha berdiri sendiri namun rasa nyeri dikakinya semakin bertambah sakit sehingga membuatnya hanya terduduk ditempatnya.
"Kamu sendiri ngapain dikantorku? Rindu sama aku ya?" Rezki tersenyum penuh arti seraya mengedipkan sebelah matanya lalu berjongkok di depan Arshi.
"Rindu sama kamu? Amit-amit dech. Aku kesini mau ketemu sama ceo perusahaan ini untuk mengajukan komplain atas kelalaian jasa pengirimannya terhadap pelanggan."
Jawab Arshi sembari memajukan bibirnya kedepan.
"Bibirmu tolong dikondisikan, bikin aku gemes pengin cium kamu jadinya." Bisik Rezki di telinga Arshi.
"Dasar cowok nyebelin!" Arshi memukul wajah tampan Rezki didepan semua orang yang ada disana.
Semua orang melongo menyaksikan keberanian Arshi memukul ceo mereka. Rezki tidak terima dipermalukan didepan para pegawainya, dia langsung mencium arshi didepan semua orang yang ada disana. Hingga pukulan yang kedua kembali mendarat dipipi mulusnya.
"Dasar cowok mesum, beraninya lo merebut firstkiss gue!" Teriak Arshi menatap Rezki dengan tajam sembari membersihkan bibirnya dengan telapak tangannya." Gue benci sama lo!" Teriak Arshi dengan mata berkaca-kaca tanpa memperdulikan kata-katanya yang sudah berubah dari aku kamu menjadi lo gue.
"Maaf," ucap Rezki dengan lirihnya namun masih bisa didengar oleh Arshi.
Arshi tidak menghiraukannya dia segera mengambil handphonenya dari dalam tasnya lalu menghubungi Arsha yang masih setia menunggunya di parkiran sambil mendengarkan musik didalam mobilnya.
📱"Sha tolongin gue, jemput gue sekarang." Pinta Arshi dengan suara serak menahan tangisnya.
📲"Ok!" Arsha langsung memutuskan panggilan suara dari kembarannya itu.
Dia bergegas pergi untuk menyusul Arshi masuk kedalam perusahaan. Arsha mengerutkan keningnya menatap semua orang yang berkumpul memperhatikan saudara kembarnya itu.
"Arshi kamu kenapa?" Arsha berjongkok disamping Arshi.
"Tolongin gue Sha, kaki gue sakit banget." Arshi melingkarkan tangannya dileher Arsha.
Arsha yang sangat mengerti kondisi kembarannya itu langsung menggendongnya ala bridal style menuju parkiran mobilnya. Semua orang yang menatap kepergian mereka berdua hanya diam tanpa suara sambil melongo. Rezki terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat melihat Arshi yang dibawa laki-laki lain didepannya sebab Rizki lupa bahwa Arsha adalah saudara kandung Arshi. Radi sang sahabat sekaligus sekertaris Rezki hanya tersenyum menyaksikannya.
"Bubar semuanya!" Teriak Rezki melampiaskan emosinya kepada para pegawainya.
"Tenang bos, mending kita berangkat sekarang yuk." Radi mengajak Rezki ke parkiran mobilnya.
Didalam mobil Rezki masih saja terlihat menekuk wajahnya seraya mengarahkan pandangannya keluar jendela mobilnya dengan menggigit bibirnya.
Pantesan bibir Arshi terasa manis banget ternyata gue orang pertama yang nyium dia, tapi kenapa gue ngerasa bersalah banget ya?" Batinnya sembari mengecap bibirnya sendiri.
"Lo kenapa bro? Beneran suka sama tuh cewek? Biasanya juga lo biasa aja habis nyium cewek-cewek lo." Sidir Radi seraya tersenyum smirk.
"Diam lo!" Sergah Rezki tanpa mengalihkan pandangannya." Oh ya gue baru ingat tadi Arshi bilang mau komplain tentang masalah pengiriman barang yang dipesannya, apa lo udah selidiki siapa yang korupsi di perusahaan kita?" Rezki akhirnya bicara serius kepada sahabat sekaligus sekertarisnya itu.
"Gue masih menyelidikinya, kayaknya tuh orang udah menghilang dari kota ini, sebab dari rekaman cctv dikantor juga gak ada lagi bukti keberadaannya." Radi menjawab sambil terus fokus dengan kemudinya.
"Emangnya lo lagi mencurigai siapa?" Rizki mengerutkan keningnya menatap Radi yang sudah memarkirkan mobilnya diparkiran restoran tempat mereka akan meeting bersama client nya.
"Kepala bagian pergudangan." Jawab Radi sambil melepaskan seat belt nya.
"Maksud lo pak Edi temannya bokap gue?" Rezki juga melepaskan sabuk pengamannya.
"Iya!" Singkat Radi sembari berjalan berdampingan dengan sahabat sekaligus bosnya itu.
Keduanya duduk didepan meja restoran yang sudah ada dua orang laki-laki mengenakan pakaian formalnya menunggunya di sana. Mereka membahas kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Tidak berselang lama setelah mereka berdua menyelesaikan meetingnya dan dilanjutkan dengan makan siang bersama ada seorang wanita yang langsung memeluk Rezki dari belakang lalu mencium pipinya. Rezki sangat terkejut kemudian menolehkan kepalanya memastikan siapa yang berani melakukannya tanpa seizinnya itu.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya teman-teman melalui vote, like, komen, koin nya.
Semoga jadi bacaan favorit kalian juga ya, sampai bertemu lagi di episode selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
semangat thor
2021-04-10
0
S Anonymous
Like 👍
Salam kenal dari (Calon Istri vs Mantan Istri) 👋
Semangat terus ya💪
2021-02-08
0
Lux Pras
Semangat
2021-01-31
0