Happy reading guys!
Keesokan harinya Arshi yang seorang Dokter spesialis anak berusaha mendekorasi ulang ruangan khusus perawatan anak dirumah sakit milik keluarganya itu. Dia memesan beberapa mainan untuk di pasang disana agar terlihat lebih menyenangkan bagi pasien-pasien anak-anak walaupun mereka dalam keadaan sakit. Pemesanan itu di kirim lewat perusahaan Pratama grup yang dipimpin oleh ceo muda yang bernama Rezki Aditya Pratama. Sesuai dengan kesepakatan dengan pihak distributor pengiriman akan sampai selama dua hari. hingga satu minggu kemudian barang yang dipesan Arshi belum juga sampai ketangannya. Arshi berusaha mengajukan komplain kepada pihak distributor itu untuk mendapatkan uang jaminan kembali apabila hari ini masih belum sampai juga. Pihak distributor justru mengklaim bahwa keterlambatan itu bukan dari pihak mereka tapi dari pihak jasa pengiriman barang dari perusahaan Pratama grup.
Arshi sangat geram dibuatnya, dia mencari alamat perusahaan itu sendirian dengan mengendarai motor matic nya agar mudah dan tidak terjebak kemacetan dijalan. Namun tiba-tiba ketika dia berhenti di lampu merah motornya di tabrak sebuah mobil yang mengerem secara mendadak. Arshi terjatuh akibat benturan yang cukup keras itu, dia mengalami luka-luka disetiap bagian tubuhnya. Si pengendara mobil itu segera keluar berusaha memberikan pertolongan kepada Arshi, sayangnya lampu berubah menjadi hijau semua orang membunyikan klakson karena terhalangi oleh mobil laki-laki itu, dia tidak jadi menolong Arshi dan langsung melajukan kendaraan roda empatnya itu kembali.
Namun ternyata dia hanya mencari tempat parkir dipinggir jalan yang tidak jauh dari tempat kejadian kemudian berlari berniat untuk bertanggungjawab kepada pengendara motor yang baru saja ditabraknya tadi. Dia melihat orang-orang berkerumun menolong seseorang yang pingsan dan masih meggunakan helm nya. Dia menerobos kerumunan orang-orang itu lalu ikut membantu orang yang tidak lain sipengendara motor yang ditabraknya tadi. Dia sangat terkejut ketika membuka helm nya ternyata orang itu adalah seorang gadis yang sangat cantik menurutnya. Dia langsung menggendongnya lalu merebahkannya diatas jok penumpang disampingnya untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Sesampainya di area parkir rumah sakit dia kembali menggendongnya menuju UGD. Di koridor rumah sakit dia tidak sengaja bertemu Dokter Rasya sepupunya.
"Siapa yang lo gendong Ki? Pacar lo ya?" Tanya Rasya karena tidak melihat jelas wajah gadis yang ada dalam gendongan sepupunya itu.
"Bukan, gue tadi gak sengaja menabrak dia dilampu merah." Jujur Rezki dengan membaringkan tubuh gadis yang di tolongnya diatas brankar rumah sakit.
"Arshi!" Kaget Rasya ketika melihat jelas wajah gadis yang telah di baringkan Rezki sepupunya itu.
"Lo kenal sama dia?" Rezki mengangkat satu alisnya.
"Iya, dia Dokter Arshi anak pemilik rumah sakit ini." Jawab Rasya sembari memberikan pertolongan kepada Arshi secepatnya dengan membawanya masuk ke ruang UGD bersama tim medis yang bertugas disana.
Rezki terpaku di tempatnya mendengar jawaban dari mulut Rasya sepupunya itu, dia berpikir pasti urusannya akan panjang bila bertemu dengan orangtua gadis yang ditabraknya itu. Namun tiba-tiba sekertarisnya kembali menelponnya memberitahukan komplain dari pihak rumah sakit yang sama ditempatnya berada sekarang ini. Dia serba salah dibuatnya akhirnya dia memutuskan untuk menunggu Arshi sampai siuman agar bisa meluruskan semuanya. Lima belas menit kemudian Rasya keluar dari ruang UGD dia menatap tajam kearah Rezki.
"Gimana kondisinya? Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" Rezki mengerutkan keningnya dengan sempurna mendapat tatapan dari sepupunya yang sulit untuk diartikannya itu.
"Banyak luka diseluruh tubuhnya untung aja wajah cantiknya gak ikutan terluka. Dan lo kenapa sampai bisa menabraknya di lampu merah? Lo harus ceritain kronologi kejadiannya sama gue." Rasya langsung mengajak Rezki keruangannya.
"Ok!" Singkat Rezki dengan menganggukkan kepalanya.
Rasya berjalan mendahului Rezki dengan berusaha meredam emosinya. Sesampainya di dalam ruangannya dia mempersilahkan Rezki duduk didepannya lalu kembali menginterogasinya.
"Ceritain semua secara detail!" Peritah Rasya dengan melipat kedua tangannya diatas dada.
"Tadi gue bangun kesiangan, tiba-tiba sekertaris gue nelpon, dia memberitahukan bahwa ada pihak yang ingin komplain dan menuntut perusahaan kami. Orang itu juga ingin bertemu dengan gue secara langsung. Gue terpaksa ngebut dijalan supaya bisa datang ke perusahaan lebih dulu, ketika ketemu lampu merah gue langsung ngerem mobil mendadak dan gak sengaja menabrak tuh cewek." Jelas Rezki dengan tenangnya sembari mengangkat satu kakinya dengan bertumpu diatas kaki satunya.
Tok...tok...tok...suara pintu diketuk dari luar. Rasya beranjak dari duduk lalu membuka pintu ruangannya.
"Ada apa?" Rasya bertaya pada perawat yang berdiri di depannya.
"Dokter Arshi sudah kami pindahkan ke kamar VVIP. Disana juga ada Dokter Arsha dan kedua orangtuanya yang menunggu penjelasan anda serta orang yang membawanya ke rumah sakit ini." Perawat itu mengatakan maksud kedatangannya.
"Ok kami akan segera kesana." Rasya menganggukkan kepalanya.
Perawat itu berlalu pergi dari hadapan Rasya untuk kembali melakukan tugasnya.
"Lo harus minta maaf sama Arshi dan keluarganya." Rasya kembali mengajak Rezki keluar dari ruangannya menuju kamar VVIP tempat Arshi dirawat.
Riski hanya mengekor dibelakang Rasya tanpa mengeluarkan suaranya yang biasanya selalu menyertai kebersamaan keduanya. Didalam lift juga terasa sangat hening karena mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Setelah sampai didepan pintu kamar rawat Arshi, Rasya mengetuk pintu masuk.
Tok...tok...tok...suara pintu diketuk dari luar Arsha segera berjalan untuk membukakan pintu. Dia mempersilahkan Rasya dan Rezki masuk dengan isyarat matanya.
"Assalamualaikum Om, Tante." Ucap Rasya sembari mencium punggung tangan Dokter Hasan dan Khardha secara bergantian, Rezki juga mengikuti apa yang dilakukan Rasya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Khardha dan Dokter Hasan bersamaan.
"Mari silahkan duduk biar bisa bicara dengan santai." Ajak Khardha dengan menunjuk sofa yang ada dikamar VVIP itu.
"Siapa dia Rasya?" Tanya Dokter Hasan mengawali pembicaraan dengan mengarahkan pandangannya kearah Rezki.
Kenapa wajahnya mirip sekali dengan Riki mantan pacar istriku?" Gumam Dokter Hasan dalam hatinya.
Wajahnya sangat mirip dengan Riki mantan terindahku," batin Khardha dengan menatap Rezki tanpa berkedip.
"Dia Rezki Aditya Pratama sepupuku Om." Rasya memperkenalkan Rezki dengan menepuk bahunya dengan kuat.
Rizki menganggukkan kepalanya seraya tersenyum menatap kepada Dokter Hasan dan Khardha yang juga menatapnya dengan tatapan penuh arti. Namun dia mendelik tajam kearah Rasya karena merasakan sakit dibahunya.
Berarti benar feeling ku dia adalah anak Riki." Gumam Dokter Hasan dan Khardha bersamaan sembari melirik satu sama lain.
"Apa yang terjadi sebenarnya kenapa kamu sampai membawa Arshi dalam kondisi seperti itu kerumah sakit?" Dokter Hasan berusaha mengintimidasi Rezki dengan wajah dinginnya.
Arsha juga menatap dingin kearah Rezki yang diyakininya sebagai penyebab kecelakaannya Arshi saudara kembarnya. Dia melipat kedua tangannya diatas dadanya sembari menunggu jawaban Rezki.
"Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang telah saya lakukan hingga menyebabkan anak Om dan Tante celaka. Tadi saya tidak sengaja menabraknya di lampu merah hingga membuatnya terjatuh dan pingsan. Saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya Om, Tante." Rezki menatap serius kearah Dokter Hasan dan Khardha.
"Sudahlah lupakan saja, kamu tidak perlu melakukan apapun untuk anak saya. Yang penting kamu sudah mengakui kesalahanmu dan ingat jangan sampai mencelakai orang lain lagi, hati-hatilah ketika berkendara." Dokter Hasan berkata seperti itu karena tidak ingin memperpanjang masalah lagi.
"Mah, Pah." Panggil Arshi dengan suara lirihnya.
Khardha dan Dokter Hasan segera beranjak menghampiri anaknya yang terbaring lemah diatas bed pasien, diikuti oleh Arsha, Rasya dan Rezki.
"Ada apa sayang?" Khardha mengusap kepala anaknya dengan lembut.
"Aku haus Mah," Arshi meminta tolong kepada ibunya agar mengambilkan air minum untuknya.
"Apakah dibagian dalam tubuhmu ada yang sakit? Kalau iya kita harus melakukan rontgen dan ct scan supaya bisa melakukan perawatan yang lebih intensif." Dokter Hasan menatap serius kearah anaknya itu.
"Gak usah Pah aku yakin cuma mengalami luka dibagian luar aja." Arshi berusaha menenangkan hati orangtuanya.
"Kita tetap harus melakukan rontgen dan ct scan kepadamu Arshi." Tegas Arsha sembari berlalu pergi karena dia tidak suka berbasa basi.
"Benar apa yang dikatakan Arsha." Rasya menimpali.
"Aku minta maaf karena sudah menabrakmu tanpa sengaja." Reski membungkukkan sedikit badannya.
"Ohh jadi kamu orang yang udah nabrak aku." Arshi menatap Rezki dari atas kebawah." Kamu harus bertanggungjawab untuk semuanya." Arshi menekankan kata-katanya.
"Aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku." Rezki berkata dengan serius sembari menatap wajah Arshi tanpa berkedip.
"Untuk sekarang pergi dari sini, tinggalin tanda pengenalmu." Tegas Arshi dengan menatap tajam kearah Rezki.
Rezki segera mengambil kartu namanya lalu memberikannya ketelapak tangan Arshi tepat didepan Dokter Hasan, Khardha dan Rasya yang menatapnya dengan membulatkan mata mereka.
Bersambung....
Wah bakal ada perang dingin nich diantara mereka semua. jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya teman-teman melalui vote, like, komen, koin nya.
Sampai ketemu lagi di episode selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Mommy Gyo
3 like hadir thor mampir di karyaku cantik tapi berbahaya
2021-08-18
0
mutoharoh
halo Dokter Arshi 🤗🤗🤗
Mampir juga yah Kak author ke tempatku 🤗🤗🤗🤗🤗
2021-06-26
0
Lux Pras
Lanjut
2021-01-31
0