Suara perut Arga mulai terdengar oleh orang-orang disekitar ruangan tersebut.
"Papah lapar? aku belum melihat papah dan mamah makan dari tadi" Ucap Hilya yang merasa khawatir pada kedua orang tuanya.
Karena semenjak ia sadar sama sekali tak melihat kedua orang tuanya memakan sesuatu, mereka hanya setia menunggu nya hingga saat ini.
Arga yang malu pun memegang perutnya sambil terkekeh.
"Hahaha... enggak apa sayang, papah masih bisa menahannya" Ujar Arga
"Papah dan Mamah harus makan" Jawab Hilya yang sedikit memaksa kedua orang tuanya untuk makan.
"Hilya benar, kalian harus makan nanti kalian bisa sakit jika tidak makan" Ujar Dewi yang membenarkan perkataan Hilya.
"... biar kami yang menemani Hilya disini" sambung Dewi. Ia tahu kedua orang tua Hilya tak rela meninggalkan Putri semata wayangnya itu.
"Kamu enggak apa apa kami tinggal sebentar? " Tanya Rita pada Putrinya.
Sebenarnya Hilya enggan ditinggal oleh kedua orang tuanya, apalagi ditemani oleh orang orang yang menurutnya asing baginya. Tapi ia tidak boleh egois, ia tidak mau kedua orang tuanya sakit karena dirinya.
"Iya gapapa mah" Ia berusaha untuk biasa biasa saja walaupun sebenarnya ia terpaksa mengiyakan.
"Baiklah kalau begitu, kami titip Hilya sebentar ya" Ucap Arga.
"Iya, kalian tenang saja, kami akan menjaganya" Jawab aYji meyakinkan mereka berdua.
Setelah itu mereka pun pergi untuk mencari makanan.
Dewi pun langsung menghampiri Hilya yang tengah berbaring.
"Apa kamu ingin sesuatu nak? tidak usah sungkan jika kamu perlu bantuan" Ucap Dewi dengan lembut menawari bantuan pada Hilya.
"Tidak tante, Terima kasih" Jawab hilya sambil tersenyum tipis.
Tok Tok Tok
Suara ketukan pintu memecahkan lamunan mereka, Aji pun langsung membukakan pintu.
Terlihat perawat tengah berdiri disana sambil membawa berkasnya.
"Ya ada apa?" Tanya Aji.
"Maaf Tuan saya diperintahkan dokter untuk memberitahu jika dokter ingin berbicara dengan keluarga pasien" Ujar perawat tersebut.
"Orang tua pasien sedang diluar, apa bisa menunggu sebentar" Ucap Aji.
"Maaf tapi dokter ingin berbicara sekarang, karena sebentar lagi dokter akan melakukan operasi pasien yang lain" Kata perawat itu.
"Baiklah kami akan segera kesana" Kata Aji.
Lalu perawat itu pun mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Aji pun menutup pintu dan mendekati istrinya.
"Dokter ingin bicara mengenai Hilya dan harus sekarang" Mencoba memberi penjelasan pada istrinya.
"Ya sudah kalau begitu kita ke ruangan dokter sekarang. Biar Gian yang menjaganya" Ucap Dewi.
Sontak membuat Hilya dan Gian terkejut seketika. Mana mungkin mereka disini hanya berdua, entah bagaimana kecanggungan menyelimuti mereka nantinya.
"Gian mamah dan papah mau ke ruangan dokter, tolong kamu jaga Hilya sebentar ya" Ujar Dewi.
"I... iya mah" jawab Gian tergugup gugup.
"Hilya kami keluar dulu ya, kalau ada apa apa atau butuh bantuan kamu bisa meminta pada Gian untuk membantu kamu" Kata dewi sambil mengelus bahu Hilya.
"I... iya tante" Hilya pun tergugup gugup menjawabnya.
Mereka pun keluar dan meninggalkan Hilya dan Gian berdua di ruang inap tersebut. seperti perkiraan mereka, suasananya sangat sangat canggung.
Gian pun memberanikan diri untuk mendekati Hilya, ia pun duduk di kursi samping tempat tidur.
Hilya yang melihat Gian mulai mendekatinya hanya terdiam menatap lurus kedepan.
Setelah dirinya duduk ia pun memberanikan diri untuk membuka suara
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Miss Lian
Gian lelaki tampan. 🥰🥰
2021-10-20
0
siti fauziah
lanjutkan
2021-10-06
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
roll and action 😂😂
2021-09-08
0