📚.2-Bertemu tuk Pertama Kalinya
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُالطَّبْرَانِيْ)
"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)
****
Hari masih nampak gelap dengan hiasan bulan yang terlihat melingkar penuh. Cahaya rembulan bahkan membuat subuh ini terlihat sangat terang tak seperti biasanya.
Sepasang ayah dan anak terlihat baru saja berjalan keluar dari area masjid dikomplek perumahan mereka. Si ayah terlihat mengobrol kecil sambil sesekali menimpali pertanyaan kedua buah hatinya. Si bungsu yang baru saja menyusul keluar dari masjid, terlihat menanggapi setiap nasihat yang diberikan sang ayah kepadanya.
"Jadi berapa bulan lagi bang?" Tanyanya kepada si sulung.
Pemuda tampan berkoko putih dengan bawahan sarung motif salur itu menoleh.
"Sekitar enam atau tujuh bulan lagi yah." Jawabnya.
Van'ar-pria paruh baya itu mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Perlu ayah bantu?"
Arsyad menggeleng keras, ia tahu maksud dan tujuan dari pertanyaan ayahnya tersebut.
"Insaallah, abang mampuh dan bisa melakukanya sendiri."
Van'ar terlihat puas dengan jawaban putra sulungnya tersebut. Memang benar, petuah jika kamu menuai benih maka kamu juga yang akan menikmati hasilnya. Bukti dari kesabaran dan kedisiplinan yang diterapkanya selama ini, pnyatanya mampu membuat para buah hatinya tumbuh selayaknya umat muslim yang taat beragama.
Van'ar dan sang istri tentu mendidik putra putrinya sesuai dengan ajaran dan anjuran yang mereka pelajari dari cara rasulullah membesarkan putra putrinya. Sebagai orang tua, tentu mereka ingin yang terbaik untuk para buah hatinya. Mereka ingin kelak, para buah hatiñya mampu menjadi pribadi yang berguna bagi orang banyak juga negara. Berbakti kepada kedua orang tua, tanpa harus takut mereka salah langkah.
Sedari kecil mereka telah didekatkan dengan islam. Dibekali dengan pengetahuan dan keimanan yang dipupuk sejak dini, sehingga kelak mereka menjadi pribadi yang soleh dan solehah.
"Ayah do'akan yang terbaik untuk abang." Do'a Van'ar.
"Terimakasih Ayah."
"Adèk gak dikasih do'a yah?" Protes si bungsu-Arion.
"Memangnya adek mau jadi apa kelak?" Tanya sang ayah sambil mengusap pelan pucuk kepala si bungsu yang terhalang oleh peci hitam.
"Pilot pesawat tempur RI yah." Ujar si bungsu mantap.
"Kalau abang membela negara dari daratan, adèk bakal membela negara dari atas langit." Imbuhnya mantap yang tentu saja membuat hati sang ayah tersentuh.
Tuk
Van'ar menjelentikkan jemarinya didepan dahi si bungsu.
"Aww, sakit yah." Ringis sang putra.
"Bismillah, semoga restu dan ridho Allah selalu menyertai Ario-nya Ayah." Ujar Van'ar sambil tersenyum kearah si bungsu.
"Amiiin." Seru si hungsu antusias.
Kemudian ketiga pria beda usia itu kembali berjalan meninggalkan Area masjid. Sesekali terdengar tawa renyah diantara ketiganya yang masih mengobrol disepanjang perjalanan pulang. Van'ar memang sangat akrab dengan putra putrinya. Walaupun pada kenyataanya ia masih sering berada diluar kota karena tugas. Bahkan saat Aurra sang istri hamil si bungsu dulu, Van'ar harus bekerja full empat bulan ditugaskan di perbatasan terluar negri ini.
Tapi ia masih bisa beryukur, karena hingga saat ini ia masih diberi kesempatan untuk bisa berada ditengah tengah keluarga kecilnya.
📚📚📚
Pagi yang cerah diakhir pekan seperti saat ini, enaknya jalan jalan pagi sambil mengelilingi taman komplek yang baru. Weekend yang memang jarang dirasakan dengan tenang oleh Arsyad, kini digunakan dengan baik oleh pemuda tampan itu saat waktu luangnya ada.
"Abang mau kemana sih?" Tanya sang adik penasaran.
Arsyad menoleh sejenak, menatap kembaranya yang tengah sibuk dengan toples kaca yang diisi oleh kupu kupu tersebut. Banyak orang orang yang pasti berpikir jika Arra-saudari kembarnya itu kekanak kanakan diusianya yang hendak menginjak angka sembilan belas tahun. Tapi, siapa sangka jika gadis pecinta hewan bersayap elok itu sudah lebih dewasa dari kelihatanya.
Didunia fashion, Arra agaknya mengikuti jejak onty-nya yaitu Lunar. Seorang fashion Desainer muslimah yang namanya cukup sering terdengar berseliweran ditelevisi. Karena tidak memiliki putri, kerap kali Lunar menjadikan keponakanya sendiri sebagai objek rancanģan baju baju keluaran terbarunya. Hingga saat ini pun, banyak tawaran untuk menjadikan Arra sebagai model dari busana muslimah mereka.
Tetapi karena ketidaksetujuan oleh sang ayah. Jadilah Arra seringkali menolak tawaran darimanapun itu jika tentang endors busana muslim dan seperangkatnya. Sedangkan jika sang onty yang menewarkan kerjasama, sang ayah legowo legowo saja. Toh, biasanya pemotretan atau fhotoshot dilakukan sering kali dilakukan dimansion Radityan. Bisa dikatakan jika Arra ini hijabers muda yang namanya cukup naik daun walaupun masih duduk dibangku SMA.
"Mau keliling sebentar." Jawa pria tampan yang tengah duduk dimotor sport berwarna dark blue tersebut.
"Sama Boss Blue?"
Arsyad tersenyum tipis sambil menyalakan mesin motornya. "Iya."
Arra manatap sang kakak tak suka. Setiap kali Arsyad jalan jalan menggunakan motor kesayanganya, pasti dirinya dilarang ikut. Katanya takut jatuh, jika Arra ikut. Padahal pada kenyataanya,Arsyad hanya ingin menjaga kesucian jok penumpang motornya yang tak pernah ditumpangi oleh siapapun.
"Abang pergi dulu." Pamitnya sambil melajukan motor kebangganya tersebut.
"Hm"
Dengan kecepatan sedang, Arsyad mengendarai kuda besi yang acak kali diñamai boss blue tersebut. Layaknya sang ayah yang dulu juga memiliki motor kesayangan dari hasil jerih payahnya sendiri. Arsyad pun sama, bedanya motor ini dibeli dari tabungan yang dihasilkan berkat uang binaan yang didapatkanya setiap kali menang saat mengikuti 02SN atau 0SN.
Pemuda tampan berkaos putih polos itu sesekali membunyikan klakson motornya, saat berpapasan dengan tetangga tetangganya. Senyum tipisnya juga terkadang mengembang, saat melihat anak anak kecil disekitaran komplek perumahanya melambaikan tangan kepadanya.
Hingga ia berada diperempatan jalan, jalan yang memang sudah jauh dari area komplek perumahanya. Tak terasa memang,ia sudah sejauh ini berjalan jalan menggunakan kuda besi kesayanganya.
Tiba diperempatan jalan yang tepat pula sedang lampu merah, membuatnya memberhentikan kendaraanya seperti kendaraan yang lain. Tak lama kemudian, segerombolan lansia berpakaian olahraga terlihat menyebrang jalan secara teratur. Tapi,bukan hal itu yang menarik perhatianya. Melaikan sesosok gadis yang mengenakan dress putih polos sebatas lutut yang nampak berlari diantara mereka.
Menjadikan satu satunya objek diatas lintasan zebra cross yang tentu membuat banyak orang terpana. Hanya saja, berikutnya mereka harus melihat lima pria berperawakan tinggi dengan setelan jas formal lengkap mengejarnya. Layaknya film action yang dadakan direka ulang didepan mata. Semua netra tertuju kepada gadis cantik yang nampak seperti putri kerajaan yang tengah berlari dari kejaran para pengawalnya.
Teeen
Arsyad tersentrag,ternya lampu lalu lintasnya sudah berubah warna. Kendaraan dibelakangnya juga sudah membunyikan klakson untuk memperingatinya.
"Ada ada saja." Lirihnya,sambil menghidupkan mesin motornya kembali.
Membelah jalanan yang cukup lenggang wèekend ini. Hanya ada beberapa pengendara motor ataupun mobil. Yang paling mendominasi mungkin saat ini adalah pengguna sepeda dan pejalan kaki.
Kembali memutarkan kendaraanya kearah komplek perumahanya, tiba tiba Arsyad dibuat mengerem seketika motornya. Seorang gadis hampir saja tertabrak motor kesayanganya.
"Astagfirullah, kamu-" Ujarnya menjenda,saat si empunya mengangkat wajahnya yang tadi terhalang oleh rambutnya.
"Maaf" Cicitnya kecil sambil menatap Arsyad lekat.
Manik hazelnut bening itu, nampak teduh dan menenggelamkan dalam waktu bersamaan. Arsyad saja sampai melupakan emosinya yang barusan hampir meledak ledak.
"Nona muda!" Teriak seseorang yang langsung membuat kesadaran Arsyad kembali.
"Maaf" Ulangnya lagi sambil berlalu kembali.
Dari arah bersamaan, lima orang pria berberawakan tinggi itu kembali mengejarnya. Mengejar gadis berdress putih pemilik mata indah sejernih samudra. Mengejar gadis yang mereka panggil 'nona muda'.
"Aneh?" Bingung Asyad sambil menyalakan mesin motornýa kembali.
Bagi Arsyad, pertemuan yang cukup klise dua kali tersebut tidak ada artian apapun didalamnya. Gadis bermanik jernih itu hanyalah orang asing yang ditemuinya dijalan. Orang asing yang siapa sangka kelak akañ dipersatukan denganya lewat kisah rumit benang takdir sang maha kuasa. Mungkin sekarang dia orang asing yang memang tidak berarti apapun dalam katalog hidupnya. Namun nanti siapa tahu, karena hanya tuhan yang tahu jalan setiap mahluknya.
****
TBC
Masih Intro awal awal,aku mau perkenalan dulu ya🤗🤗 Jangan lupa tinggalkan jejaknya😘😘
Salam dari @NRisma💤
Bonus Pict😍😍
Sukabumi 19 Sept 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Surati
nona muda, hai cantiknya cocok sama Arsyad yg ganteng 🥰🥰
2023-01-09
1
Ima Ashahri
ponbua lope lope 😘😘
2022-08-03
1
Happyy
💖💖
2021-06-05
1